Oleh : Hj. Yeni
Dalam sambutannya memperingati maulud Nabi Muhammad saw KH. Ma’aruf Amin mengatakan Nabi Muhammad saw adalah tokoh perubahan yang luar biasa yang patut diteladani. Hanya dalam waktu 23 tahun Nabi Muhammad saw bisa mengubah masyarakat yang jahiliah menjadi masyarakat terbaik. Dengan hati dan akhlak yang baik serta sikap santun nabi Muhammad bisa mengajak masyarakat untuk mengikuti ajarannya, dan cara inilah yang akan diteladani oleh beliau untuk membawa Indonesia menjadi lebih baik.
Nabi Muhammad Rasulullah saw memang teladan dalam membangun peradaban. Allah SWT mengutus Rasulullah diantaranya adalah untuk memberikan teladan yang paripurna. Pribadi Nabi saw seluruhnya adalah kebaikan untuk semua bidang kehidupan. Maka sepatutnya seluruh kaum muslim menjadikan Nabi saw sebagai satu–satunya contoh kebaikan dalam kehidupan (QS. Al-ahzab{33}:21).
Rasulullah saw Adalah satu-satunya insan yang berhasil membangun peradaban manusia yang mulia, Nabi Muhammad berhasil mengangkat martabat bangsa Arab dan umat manusia menuju peradaban yang mulia. Rasulullah berhasil memperbaiki masyarakat jahiliyah di bidang aqidah, bidang sosial, perekonomian, bidang politik dan pemerintahan. Rasulullah saw berhasil mengubah mereka menjadi masyarakat bertauhid, berhukum pada hukum Allah SWT berakhlak luhur, menjalankan muamalah secara jujur dan amanah serta memiliki sistem pemerintahan yang kokoh dan sukses menciptakan keadilan. Peradaban dilanjutkan oleh para khalifah setelah beliau.
Raymound Leruge seorang tokoh katolik terkemuka dia mengagumi Nabi Muhammad sebagai seorang pemimpin yang berhasil melakukan perubahan total (revolusioner) dan membangun suatu Negara yang berkeadilan. Keteladanan dari Rasulullah bukan saja dalam akhlak dan ibadah, beliau juga memberikan tuntunan dalam politik dan pemerintahan. Setelah hijrah ke Madinah beliau mempersatukan kaum Ansor dan Muhajirin, menata Negara Islam di Madinah dengan menyusun piagam Madinah. Dengan itu semua elemen masyarakat selain kaum muslim seperti Yahudi dapat ditundukkan.
Baginda Nabi saw juga mengangkat sejumlah pejabat negara seperti para pembantu beliau dalam urusan pemerintahan, para gubernur dan amil juga panglima perang. Beliau mengangkat Abu Bakar dan Umar bin Khatab sebagai pembantu di Pemerintahan (mu’awin), di bidang ekonomi beliau mengangkat Abdurrahman bin Auf dan Bilal. Dibidang militer beberapa kali Nabi memimpin langsung peperangan yang disebut ghazwah. Tidak kurang 27 kali Nabi memimpin peperangan. Beliau juga beberapa kali mengangkat para sahabat sebagai pimpinan pasukan ke medan perang yang disebut saraya.
Jelaslah pada diri Rasulullah terdapat keteladanan sebagai kepala negara dan pemerintahan yang wajib diteladani. Adapun kunci kesuksesan Rasululah sebagai kepala negara adalah : Pertama, pribadi beliau yang berakhlak mulia, sebagai seorang kepala negara beliau menunjukkan pribadi yang mengayomi. Beliau selalu bekerja keras mengurus segenap urusan masyarakat dan memenuhi segala keperluan mereka. Inilah akhlak pemimpin, sejatinya melayani umat “Pemimpin satu kaum adalah pelayan mereka “(HR. Ibnu Majah).
Kedua, Rasulullah saw menjadikan akidah Islam sebagai landasan hidup bermasyarakat dan bernegara. Beliau mengajak umat manusia mentauhidkan Allah SWT sekaligus tunduk pada syariahNya. Mereka tak pernah menyelisihi perintah Allah dan Rasul-Nya (QS. An-nur{24}:51).
Ketiga, Rasulullah saw hanya menerapkan syariah Islam secara paripurna (kaffah) dan konsisten. Beliau tidak pernah kompromi dengan siapapun dalam menjalankan hukum-hukum Allah. Seperti dalam kuhtbahnya ”sungguh orang orang sebelum kalian hancur lantaran jika ada bangsawan mencuri dibiarkan, sementara ada kaum lemah mencuri dihukum, demi Allah andai Fatimah putri Muhammad mencuri, pasti aku potong tangannya". (HR.Al-Bukhari).
Umat wajib meneladani dan mengikuti Rasulullah secara kaffah. Umat tidak boleh mengambil sebagian dari Nabi saw, lalu mencampakan sebagian lainnya. Misalnya meneladani kelembutan akhlak Nabi saw, tetapi meningalkan keteladanan beliau dalam pemerintahan yang hanya menerapkan syariah-Nya. Dalam kitabullah telah diingatkan agar kaum muslim mengambil semua yang dibawa Nabi saw dan meninggalkan segala yang beliau larang (QS.al-Hasyr{59}:7).
Karena itu tentu aneh dan ironis jika ada keinginan meneladani Rasulullah dalam membangun negara, tetapi menolak dengan keras sistem pemerintahan Islam (khilafah) yang menerapkan Islam secara kaffah yang tentunya merupakan warisan Nabi saw. Meneladani Rasuluulah saw hanya mengambil sebagian dan mencampakan sebagian yang lain adalah kedurhakaan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Wallah ‘alam bi as-shawab.
Post a Comment