Oleh : Shintami Wahyuningsih
Dunia pendidikan sangat membutuhkan perhatian yang lebih. Pasalnya pendidikanlah yang menjadi penentu output manusia yang akan menjadi pemimpin dimasa depan. Tetapi ketika kita melihat sistem pendidikan yang dibangun atas dasar sekulerisme- materialisme hari ini, maka tidak heran kita akan melihat generasi yang dihasilkan, jauh dari yang diharapkan. Yaitu memiliki kecerdasan yang di imbangi dengan keimanan dan ketakwaan kepada Al Khaliq.
Sungguh sangat memprihatinkan fakta didunia pendidikan hari ini, dengan tingkat kriminalitas, seks bebas, tawuran dan masih banyak lagi kenakalan remaja menimpa generasi penerus pemimpin dimasa depan. Terbayang oleh kita apa jadinya negeri ini jika yang akan meneruskan estafet kepemimpinan adalah anak anak yang tidak memahami makna kehidupan.
Sebagaimana fakta yang dimuat oleh detik.com Jakarta - Tawuran terjadi di Kwitang, Senen, Jakarta Pusat, hingga menewaskan seorang remaja. Polisi akan membuat pos pantau di lokasi untuk mengantisipasi tawuran susulan.
"Untuk cegah (tawuran) hal itu, kita buat beberapa posko, termasuk di wilayah rawan gesekan tawuran itu gabungan 3 pilar, Koramil, Polsek," kata Kapolsek Senen Kompol Muhammad Syafe'i kepada detikcom, Senin (6/5/2019)
Juga yang terkait seks bebas dan akibat yang ditimbulkannya, JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Ketua Presidium Indonesian Police Watch (IPW) Neta S Pane mengungkapkan, tingkat sadisme dan seks bebas di kalangan remaja Indonesia kian memprihatinkan.
Hal ini, lanjut dia, ditandai makin tingginya angka pembuangan bayi di jalanan di sepanjang Januari 2018.
"Ada 54 bayi dibuang di jalanan dibulan Januari 2018. Pelaku umumnya wanita muda berusia antara 15 hingga 21 tahun," papar Neta melalui siaran persnya di Jakarta, Rabu(31/01/2018).
Dengan fakta diatas, sekalipun kejadiannya ada yang sudah setahun lalu, tapi tidak berbeda dengan kondisi saat ini. Bahkan kita akan mendapati semakin parahnya kondisi remaja saat ini. Jelas sekali output yg dihasilkan dari sistem pendidikan hari ini sangatlah memprihatinkan. jangankan menjadi pemimpin umat, untuk memimpin dirinya sendiri saja tidak mampu.
Ditambah lagi dengan kebijakan Menteri Pendidikan yang baru. Dengan banyak permasalahan di dunia pendidikan saat ini, namun kebijakan baru sang menteri untuk menyelesaikan problem tersebut lebih berorientasi pada penyiapan tenaga kerja semata. kebijakan pendidikan dalam program merdeka belajar, hanya memberikan kebebasan dalam memaknai materi pelajaran dan berujung pada perilaku dan karakter liberal tanpa dukungan batasan agama Islam.
Berbeda dengan kurikulum pendidikan Islam, dimana dalam sistem pendidikan Islam yang diterapkan oleh negara adalah sistem yang secara keseluruhan terpancar dari aqidah Islam. Dalam Islam, tujuan pendidikan, struktur kurikulum dan peran negara dalam bidang pendidikan harus sesuai dengan tuntunan syariat Islam. Tujuan pendidikan yang diselenggarakan oleh negara islam adalah untuk membentuk kepribadian Islam bagi setiap muslim, serta membekali dirinya dengan berbagai ilmu dan pengetahuan yang berkaitan dengan kehidupan.
Negara Islam memiliki kurikulum pendidikan yang khas. Diantaranya yaitu untuk membentuk kepribadian Islam, penguasaan tsaqofah Islam, dan penguasaan ilmu kehidupan seperti sains, teknologi, kemahiran, dan kepakaran. Adapun strategi dan arah perkembangan ilmu pengetahuan dalam islam ingin menjadikan ilmu yang dikuasai manusia adalah untuk mengenal Allah SWT sebagai pencipta sekaligus pengatur.
Ilmu harus dikembangkan dalam rangka menciptakan manusia yang hanya takut kepada Allah SWT semata sehingga setiap dimensi kebenaran dapat ditegakkan terhadap siapapun juga tanpa pandang bulu. sehingga terwujudlah para generasi pemimpin umat dimasa depan yang gemilang.
Wallahu'alam
Post a Comment