Oleh : Dewi Maryati
(Guru PAUD kota Palembang)
Wapres Ma’aruf Amin menyebutkan banyak sekolah, bahkan Pendidikan Anak usia Dini (PAUD) yang beri ajaran Radikalisme (https://malangtimes.com) 27/11/2019
Disini Pak Ma’aruf Amin tidak menyebutkan dengan jelas ajaran dan makna radikalisme yang mengancam negara itu seperti apa. Kita dihimbau untuk mewaspai paham radikalisme, sementara makna radikal yang lentur dan tidak terdudukan secara jelas justru membuat polemik tersendiri.
Saya heran ajaran radikalisme di PAUD itu seperti apa ? yang saya tahu pelajaran anak Paud itu hanya sekedar mengenal abjad, angka, warna,melatih perkembangan motorik kasar, motorik halus. Kalaupun belajar calistung (baca, tulis dan berhitung) ini adalah tuntutan yang terpaksa harus dipenuhi oleh guru Paud karena ketika masuk Sekolah Dasar mereka harus siap menghadapi pelajaran yang tinggi, saya katakan tinggi karena soal-soal pelajarannya memang harus bisa diisi atau dijawab oleh anak yang sudah bisa lancar membaca jika tidak maka mereka akan sulit mengikuti pelajaran di sekolah dasar dan inipun sebenarnya sangat bertolak belakang dengan pihak pemerintah yang tidak boleh memaksakan calistung tapi praktik yang ada sangat jauh dari teori.
Lalu untuk menanamkan ajaran seperti belajar mengenal siapa Pencipta manusia, alam semesta dan kehidupan, siapa Nabi Muhammad, mengenal para sahabat nabi agar mereka menjadikan generasi salafusholeh sebagai idola mereka. Kemudian belajar gerakan sholat, belajar doa sehari-hari, belajar tentang adab dan lain sebagainya, ini semua berhubungan dengan agama.
Menurut Kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) Radikal itu artinya mendasar (sampai kepada hal yang prinsip) https://kbbi.web.id/radikal.html
Radikal berasal dari kata radix yang artinya akar (pohon), bila dimaknai dalam sifat seseorang maka artinya seseorang yang mengerti dengan mendasar dan mengakar.
Bukankah bagus jika kita menanamkan pemahaman agama kepada anak-anak sejak usia dini hingga mereka beranjak remaja dan dewasa pemahan agama yang diberikan oleh orangtua dirumah dan pendidik disekolah sudah mengakar dalam diri, sehingga mereka bisa menjalani kehidupan sesuai tuntunan agama.
Jangan salahkan anak-anak jika mereka tumbuh remaja tapi belum mengerti cara berwudhu, sholat, cara adab kepada orangtua dan bergaul dengan lawan jenis seperti apa. Sehingga banyak kita melihat saat ini anak-anak remaja yang terjebak dalam pergaulan bebas, ini semua karena mereka jauh dari pemahaman agama.
Jika anak-anak sudah terdidik dengan agama sejak usia dini, maka ketika masuk usia baligh mereka siap mengemban tugas menjalankan hidup sesuai dengan Syariat agama, sesuai standar halal-haram.
Jadi sangat wajib bagi orangtua dan guru saling bekerjasama dalam mendidik anak-anak sejak usia dini dengan pemahaman agama yang mendasar dan mengakar.
Wallahu’alam bishowab.
Post a Comment