Menjaga Ketahanan Keluarga dengan Khilafah

By : Ema Fitriana Madi, S.Pd

Keluarga bahagia dan sejahtera sudah tentu menjadi impian semua orang. Tak pelak guna menunjang hal ini pemerintahpun melahirkan program berkaitan dengan ketahanan keluarga. Di kota Kendari misalnya, Pemerintah Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) resmi meluncurkan pelayanan Klinik Keluarga Bahagia yang disingkat layanan ‘Ini Surga’, Kamis (12/12/2019). Pelayanan ini merupakan program dari Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Kota Kendari, yang nantinya diharapkan dapat menjadi solusi berbagai permasalahan yang dihadapi keluarga dan masyarakat terkait kepesertaan keluarga berancana (KB), kependudukan dan pengembangan keluarga, khususnya dalam melaksanakan 8 fungsi keluarga. Staf Ahli Wali Kota Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemkot Kendari, Asni Bonea menjelaskan ada 7 jenis konseling yang disediakan di klinik ini yakni informasi dan dokumentasi kependudukan keluarga berencana dan pembangunan keluarga, konseling dan konsultasi keluarga balita, konsultasi dan konseling keluarga remaja. Kemudian konsultasi dan konseling pranikah, konsultasi dan konseling keluarga berencana kesehatan reproduksi, konsultasi dan konseling keluarga harmonis, konsultasi dan konseling keluarga lansia (zonasultra.com, 12/12/2019)

Ketahanan Keluarga dipengaruhi oleh Sistem
Tak dipungkiri dalam mewujudkan ketahanan keluarga agar resistan terhadap pengaruh buruk, menemui tantangan yang begitu besar di zaman now. Pasalnya, Penerapan ideologi kapitalisme dengan sistem demokrasinya ini telah menyebabkan kerusakan dan keterpurukan disegala lini kehidupan. Pemiskinan secara sistemik dan kurikulum pendidikan yang sekuler membentuk manusia menjadi materialistis, malas peduli/individualistis dan menganggap remeh aturan agama.
  Memang, jaminan kebebasan bagi warga negara yang diusung oleh negeri ini telah berhasil menggeser tatanan kehidupan terutama rusaknya pilar-pilar pertahanan keluarga. Salah satu produk demokrasi yang wajib diwaspadai adalah ide emansipasi (kesetaraan gender)  yang terbukti menjadi racun dengan bungkusan cantik nan menawan. 
Melalui kampanye feminisme, perempuanpun percaya bahwa mereka adalah makhluk tertindas. Selanjutnya, perempuan didorong harus membuktikan eksistensinya agar setara dengan kaum pria hingga turut sibuk berkiprah diluar rumah atas nama HAM. Hal inilah yang menjadi bumerang bagi ketahanan keluarga karena banyak aspek yang tidak terpenuhi dengan baik dan benar akibat penerapan ideologi kapitalisme. sadar ataupun tidak, dari pola ini kemudian sering kita jumpai anak yang broken home, terjerumus pada pergaulan bebas dan narkoba, serta  kemaksiatan-kemaksiatan lainnya. Maka, sebaik-baik dan sebenar-benar program adalah yang ditunjang oleh penerapan sistem yang baik dan benar pula.  

Menjaga Ketahanan Keluarga dengan Khilafah
Islam adalah agama yang memuat aturan yang sempurna, berkah, serta penuh rahmat. Dalam hal mewujudkan ketahanan keluarga yang kokoh, Islam melibatkan tiga pilar, yaitu:
pertama, Keluarga. Islam telah jelas memberikan tuntunan dalam sabda Rasulullaah SAW. agar ketika memilih pasangan hidup haruslah mengutamakan kebaikan agamanya terlebih dahulu. Faktor keimanan dan ketakwaan sangatlah penting bagi kelangsungan biduk rumah tangga karena hal ini dapat membentengi keluarga dengan adab dan akhlak Islam. Selain itu, dalam konteks keluarga, Islam menetapkan aturan yang sangat jelas tentang bagaimana kewajiban suami isteri, orang tua kepada anak, anak kepada orang tua, dsb. yang berkaitan satu dengan yg lain.

kedua, masyarakat. Dalam kehidupan demokrasi kita kenal dengan istilah individualistis, "kamu, kamu. Saya, saya", sehingga manusia bebas melakukan apa saja tanpa batasan yang jelas. Sungguh malang keluarga muslimpun mengamini hal tersebut sehingga mudah untuk tergelincir dalam kemaksiatan. Buruknya lagi hal ini terus-terusan dipelihara hingga kerusakan dan kehancuran tatanan keluargapun rentan mengalami perpecahan.

Berbeda dengan Islam dimana dakwah atau aktivitas amar ma'ruf nahi mungkar telah ditetapkan sebagai suatu kewajiban. Dakwah merupakan bahasa kasih sayang serta saling peduli diantara hubungan sesama manusia agar tidak jatuh pada pelanggaran hukum syara' yang menyebabkan terganggunya ketenangan dan ketentraman kehidupan dunia dan akhirat. keluarga inilah peran penting dan utama pada masyarakat. 

Ketiga, negara. Sistem sekuler Demokrasi yang tengah diterapkan telah terbukti merusak sendi-sendi keluarga. Pun tak cukup bagi berbagai pihak hanya mengobati cabang-cabang atau individunya saja, jika liberalisme justru dilindungi oleh negara itu sendiri. 

Oleh karena itu, dalam Islam, negara seharusnya menjadi pelaksana pengaturan urusan rakyat dan pelindung mereka dari berbagai keburukan. Maka dengan sistem Islam, negara akan segala aspek kehidupan, baik dari segi pengaturan ekonomi, pergaulan laki-laki dan perempuan, pendidikan, pemberian sanksi hukum dan pengaturan layanan-layanan penting seperti kesehatan dan keamanan, akan mampu menopang ketahanan keluarga.

Dengan demikian, peran keluarga, masyarakat dan negara haruslah bersinergi sesuai dengan pengaturan syara' yang menyejukkan tadi. Sebab, hal ini akan mampu mengembalikan fungsi dan tugas mereka sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh syariatNya dalam mewujudkan ketahanan keluarga.

Karenanya, sudah sewajarnyalah umat ini mencampakkan aturan-aturan sekuler demokrasi yang mengagungkan liberalisme ini, mencabutnya dari akar, kemudian menggantinya dengan Sistem pemerintahan Khilafah yang akan menerapkan hukum Islam kaffah disegala lini kehidupan. Hanya dengan sistem Khilafah Islamlah ketahanan keluarga bisa diwujudkan dan terhindar dari ideologi rusak asing seperti kapitalisme dan komunisme. wallahu a'lam. 

Post a Comment

Previous Post Next Post