Menjadi Ibu di Akhir Zaman

By : Nurbaeti

"Darimana sih?" Tegur seorang ibu dengan wajah masam  ketika melihat putra  yang lama dicarinya terengah engah menghampirinya. Sepertinya kebosanan sang anak menunggu sang bunda  teralihkan dengan keseruan bermain hingga lupa untuk duduk manis di tempat  biasa menunggu. 

"Kan sudah dibilang, jangan kemana kemana" kemarahan tak hendak bersembunyi dari wajahnya. Kulihat mereka berlalu dengan wajah yang berbeda, satu sendu satu marah.  Tetiba ada rasa perih melihatnya. Penantian berjam_jam berakhir dengan mata berkaca kaca dan entah sebesar apa luka yang tersimpan dada. Bunda apakah engkau sedang lelah? 

Lelah itu pasti, menjaga agar hati tak lelah itu sebuah perjuangan. Tak mudah menjaga rasa ditengah zaman yang semakin panas. Hidup serasa dalam kompetisi yang setiap saat harus bekerja keras agar jadi pemenang. 

Sayangnya ditengah kompetisi terkadang kita lupa hak orang orang yang telah Allah takdirkan menjadi amanah  kita. Hak mereka untuk mendapatkan kasih sayang dan pengertian dari orang tuanya, tatkala mereka lupa komitmen yang sudah disepakati. Atau jangan jangan tak ada komitmen sebelumnya. 

Sedihnya lagi, terkadang mereka jadi korban kegalauan kita. Kekhawatiran kita tentang hidup atau kekesalan kita pada takdir yang menyapa. Bentakan mudah sekali keluar ketika mereka lalai. Sementara kita pun setiap saat bisa saja ada di posisi yang sama. 

Dunia  memang sudah tak ramah pada para orang ibu. Kekhawatiran demi kekhawatiran seakan menjadi bayang bayang diri. Kejahatan demi kejahatan menjadi berita yang dihidangkan Tiap hari. Apalah daya kita hanya manusia yang terjebak dalam sistem buatan yang merusak. Menjauh dari sistem Allah yang tiap kebijakannya mendatangkan maslahat. Kerusakan sistem yang juga merusak akal sehat. Kebenaran menjadi semu,  kebatilan jadi tontonan seolah layak disuguhkan. 

Bersyukurlah untuk kebersamaan dengan anak anak kita. Ada banyak orang tua yang kehilangan pelukan pada buah hati mereka karena kekejaman dunia. Anak anak Uighur yang menantikan ayah ibu mereka yang ditahan tanpa diadili.  Anak anak Syam yang bertahan hidup ditengah kekejaman  penguasa. Anak anak Palestina yang bertahan dalam kekacauan. Mereka berjuang mempertahankan negeri yang menjadi salah satu simbol kemuliaan Islam. Anak anak Rohingya yang terpisah sari orang tua mereka ketika mencari perlindungan. 

Anak anak kita dan anak anak muslim dunia butuh perlindungan utuh. Perlindungan yang menjaga mereka dari kekerasan fisik dan psikis. Menjaga mereka dari keburukan sistem yang  telah merusak kenyamanan mereka. Islam yang memiliki perangkat lengkap untuk menjaga anak anak kita. Setiap aturannya menjaga anak anak kita dari dekadensi bahkan kehancuran akhlak. 

Islam akan mengembalikan fungsi ibu, menjadi ibu yang menjalankan kewajibannya untuk mengurus keluarga. Menjaga anak anaknya dari serangan sekularisme dan liberalisme. Memahamkan anak anak bahwa hidup tidak hanya sebatas materi. Ada tujuan hakiki yang selalu dicari, yakni Ridho Ilahi. 

Aturan Islam memenuhi semua hak, hingga ibu tak dipaksa bekerja untuk ikut membantu memenuhi kebutuhan materi. Para ibu takkan dipaksa keluar rumah demi memenuhi kebutuhan hidup yang tak tertutup gaji suami.  Leluasa menjalankan fungsinya tanpa diganggu tuntutan demi pemuasan kebutuhan. 

Islam mengamankan anak anak kita dari disorientasi Hidup.  Yang memandang kehidupan  dengan nafsu dan pikiran kotor. Menjerumuskan mereka pada kehancuran. Mengajak mencintai kehidupan hedonis yang menjebak. Menanamkan sekularisme yang menjadi bibit kerusakan zaman.

Islam  tidak memandang kesuksesan seorang wanita dari kehebatannya mencari nafkah. Atau kemandiriannya dalam membiayai hidupnya sendiri. Wanita yang memiliki karir tinggi tak dianggap lebih tinggi dari  Ibu yang mengabiskan Seluruh hidup dalam pengasuhan dan pendidikan anak anaknya. 

Rasanya, kalau aturan Islam diterapkan. Kekhawatiran demi kekhawatiran akan terkikis. Kecemasan demi kecemasan akan berganti dengan harapan untuk kehidupan yang lebih baik. Negara akan mendidik warga negaranya untuk mengokohkan aqidah, menerapkan akhlak mulia di masyarakat. Para Ibu menjadi insan insan yang punya kesabaran tinggi dalam mengasuh anak anaknya.  Berharap  kisah ibu yang marah karena kekhawatiran yang tinggi takkan banyak terjadi. Karena Peradaban Agung yang menentramkan jiwa akan menguatkan ruh bagi seluruh ibu di dunia.

Post a Comment

Previous Post Next Post