Oleh: Hasrianti
(Mahasiswi)
Konstelasi politik merupakan bentuk bangunan politik atau keadaan dan perkembangan kehidupan politik. Suasana pergerakan politik dalam dunia mahasiswa khususnya internal kampus memang selalu menarik untuk dibahas. Terlebih kita ketahui bersama bahwasanya keberadaan mahasiswa sebagai pemuda dengan julukan agen of change harusnya tidak alergi ketika membahas soal politik dan penerapannya dalam rana kampus.
Dunia pergerakan mahasiswa saat ini di implementasikan dari berbagai sudut pandang yang dimensinya bersifat heterogen. Dinamika menentukan figur pemimpin muncul dari asas pemikiran khas yang menjadi ciri dari perhelatan kubu politik. Setiap mahasiswa yang terjun dalam dunia politik kampus pasti membawa kehendak prinsip atau visi misi yang hendak dicapainya.
Pemilu raya pada tanggal 18 Desember 2019 mendatang disebut-sebut sebagai final pertarungan mahasiswa merebut kursi kekuasaan di Universitas Halu Oleo. Bentuk pemilihannya pun nampak seperti miniatur ala demokrasi pada umumnya. Pemilihan yang akan digelar terdiri dari BEM Universitas, BEM Fakultas, MPM Universitas, dan DPM Fakultas. Hal demikian sangat penting untuk kita cermati bersama.
Sebab kita sebagai mahasiswa harus bisa berfikir politis melihat langkah yang akan diterapkan dari masing-masing figur. Dalam wadah politik khususnya perhelatan pemilu raya mahasiswa sesungguhnya ini tidak lepas dari unsur kepentingan yang menjadi landasan dalam mencalonkan diri. Unsur kepentingan itulah yang harus kita teliti karena ini akan berpengaruh pada setiap kebijakan yang diputuskan maupun mengemban amanah ketika terpilih nantinya.
Politik dengan landaan kepentingan tertentu bisa berpotensi baik namun bisa juga berpotensi sebagai ancaman yang sangat berbahaya bagi eksistensi lembaga internal kampus. Olehnya itu menjadi menjadi pemimpin mahasiswa harus bergerak berdasarkan asas yang benar. Tak dapat dipungkiri aroma sekedar hasrat terselubung itu tercium pula di Universitas Halu Oleo.
Melihat figur yang benar tergantung pada prespektif masing-masing, tapi setidaknya secara umum figur yang pantas dipilih ditinjau dari berbagai segi. Hal yang utama yang menjadi dasar selain pengetahuan, tanggungjawab, memahami keorganisasian, amanah, politis, kritis, berakhlak, memiliki kapabilitas memimpin. Ada pula hal yang paling penting yakni pemikiran atau ideologi yang diembannya.
Mengapa harus melihat pemikiran atau ideologi ? Sebab, pada dasarnya setiap manusia bersikap dan bertindak sesuai dengan pemikiran atau ideologi yang diadopsinya, berupa fisik maupun ucapan.
Terlebih jika figur tak menjadikan Allah sebagai zat yang maha mengatur segala kehidupannya, bisa saja ia termasuk manusia yang memisahkan agama dari kehidupan politiknya. Ketika tertanam dalam dirinya ‘taqwa’ maka dapat dipastikan kehadirannya akan membangun kelembagaan internal kampus yang sebagaima mestinya.
Figur yang terpilih nantinya juga harus memahami dengan benar bahwa setiap amanah akan dipertanggungjawabkan dihadapan Allah s.w.t dan tugas kita sebagai pemilih tak jauh beda yaitu sadar bahwa setiap pilihan akan dimintaipertanggungjawabkan pula kelak.
Hari ini sangat banyak penguasa atau oknum tertentu yang memandang jabatan dalam internal kampus sebagai sasaran empuk tercapainya tujuan, maka dari itu memanfaatkan keberadaan mahasiswa sangatlah mungkin dilakukan.
Olehnya, itu pemimpin lembaga haruslah seorang berkarakter dan berideologi islam. Pemimpin yang mengemban ideologi islam pasti menjalankan amanah semata-mata karena Allah s.w.t demi menggapai ridho Nya. Jadilah figur yang pantas diperjuangkan dan pastikan dirimu sebagai pemilih yang cerdas, pilihan anda akan menentukan Universitas Halu Oleo 1 tahun kedepan. Hidup mahasiswa, salam perjuangan Allahuakbar.
Post a Comment