By : Erni Susanti
Dalam beberapa waktu terakhir media dipenuhi dengan isu radikalisme. Tentu karena hal ini nampaknya menjadi fokus utama rezim baru dalam waktu lima tahun ke depan. Bahkan ketika masih dalam suasana pelantikan kabinet, isu ini terus digaungkan. Radikalisme dianggap hal yang sangat membahayakan, yang dapat memecah belah persatuan bangsa dan negara ini.
Menteri Agama (Menag), Fachrul Razi, sejak dilantik Presiden Jokowi pada 23 Oktober 2019 lalu, kerap menekankan bahaya radikalisme. Ia berpendapat pada saat ini radikalisme, khususnya paham khilafah, sudah mulai menyebar lewat mimbar-mimbar masjid. Menkopolhukam, Mahfud MD, mengatakan potensi radikalisme di Indonesia kian menguat, dalam sebuah diskusi ia menyampaikan beberapa kelompok radikal menaruh uang di beberapa pesantren.
Deputi V Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Jaleswari Pramodhawardhani, mengakui bahwa persoalan radikalisme mulai meningkat sejak 10 tahun lalu. Menurutnya, selama 10 tahun terakhir alarm radikalisme di Indonesia sudah berbunyi. Termasuk ketika pemilu. Karena itulah, diperiode kedua pemerintahan Jokowi akan memprioritaskan pembangunan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang berlandaskan Pancasila.
Hingga Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan pun menyusun program pendidikan karakter yang diterapkan di sekolah-sekolah PAUD untuk mencegah radikalisme yang bisa menyasar anak-anak hingga usia dini. Direktur Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Muhammad Hasmi, menyebut program ini dicanangkan akan diterapkan per Januari 2020.
Sekalipun pemerintah sendiri membantah bahwa isu radikalisme tidak tertuju pada agama tertentu, tapi tidak jarang radikalisme sering dikonotasikan sebagai Islam radikal. Para radikalis yang mereka sebutkan itu identik dengan ekstrimis, jihadis, teroris, baik secara samar-samar atau terang-terangan pada umumnya tertuju pada umat tertentu, yakni umat Islam.
Berbeda ketika ada hal serupa namun dilakukan oleh golongan lain, nyaris tidak dikategorikan radikal. Ada kelompok tertentu hingga mengangkat senjata, menyerukan pembebasan atau pemisahan dari Indonesia, melakukan tindakan kriminal, menimbulkan kekacauan, dan menghilangkan rasa aman pada rakyat, tapi tidak dikategorikan sebagai radikalis. Hanya disebut kelompok kriminal bersenjata. Nampak sulit untuk menyebut golongan tersebut sebagai teroris atau radikal.
Akhirnya, perang melawan radikalisme yang kian digaungkan oleh rezim, hanyalah jurus untuk membungkam lawan politik dan mengasingkan kelompok kritis yang menginginkan perubahan ke arah Islam. Tidak dapat dipungkiri, geliat kesadaran umat Islam akan rusaknya sistem sekulerisme demokrasi ini semakin besar. Gerakan yang dimotori kelompok Islam dan ulama-ulama ideologis pada akhirnya kerap bertentangan dengan kepentingan penguasa. Itulah kenapa radikalisme diharapkan dapat membungkam sikap kritis umat Islam yang terus-menerus menyampaikan ajaran-Nya.
Sebagai umat Islam kita jangan tertipu dengan isu-isu radikalisme yang terus disampaikan oleh penguasa. Isu radikalisme hanya mentupi kegagalan rezim. Masih banyak masalah yang seharusnya ditangani. Radikalisme hanyalah alat yang dijadikan untuk memecah belah umat. Umat Islam yang kerap dianggap radikal sejatinya adalah umat yang menginginkan terjadinya perubahan mendasar dalam kehidupan bernegara. Perubahan pada arah yang lebih baik. Umat Islam yang menyerukan kebangkitan Islam dengan menerapkan syariah dan khilafah malah disebut sebagai kaum radikal.
Radikalisme sejak awal hanya kedok Barat dalam memerangi Islam. Barat menyadari gelombang kebangkitan umat Islam itu semakin nyata. Sulit dibendung lagi. Berbagai upaya akan terus dilakukan. Sangat disayangkan jika ada sebagian umat Islam yang justru percaya kepada narasi radikalisme, sungguh ia telah tertipu dan dibodohi oleh kaum kafir Barat.
Usaha membendung kebangkitan umat tetap akan menjadi hal yang sia-sia. Kalaupun nampak berhasil dengan tuduhan-tuduhan radikal dan sebagainya, itu hanya keberhasilan semu. Seharusnya penguasa memandang keinginan umat saat ini sebagai sebuah gelombang spiritual yang menginginkan kebaikan untuk bangsa. Islam adalah harapan. Islam datang untuk membawa rahmat bagi semesta.
Post a Comment