Empat Pilar Kebangsaan dan Ideologi Islam



Oleh: Sri Rusmiani
Pendidik Generasi & Member AMK

Empat Pilar Kebangsaan adalah tiang penyangga yang kokoh (Soko Guru). Agar rakyat Indonesia merasa nyaman, aman, tenteram, sejahtera serta terhindar dari berbagai macam gangguan dan bencana. Keberadaannya harus kokoh dan kuat untuk menangkal berbagai ancaman dan gangguan, baik dari dalam maupun dari luar. Harus menjamin terwujudnya ketertiban, keamanan, kenyamanan, keadilan, dan kesejahteraan bagi semua warga negara. Empat Pilar tersebut adalah Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhineka Tunggal Ika.
Dilansir Tempo.co (16 Desember 2019), di hadapan gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid, mengajak seluruh pemuda menjadi agen penguatan "Empat Pilar." Salah satu caranya adalah menerapkan empat pilar dalam kehidupan sehari-hari.
Suatu negara pasti memiliki filosofi atau sistem keyakinan yang menjadi landasan hidup seluruh rakyatnya dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Bagi GP Ansor, sejak awal Pancasila sudah menjadi dasar dan landasan berorganisasi. Bhineka Tunggal Ika adalah semboyan yang sudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sementara NKRI, menjadi bentuk negara yang sudah final dan harga mati. Sedangkan Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, merupakan konstitusi negara.
"Tidak berlebihan jika Ansor menjadi bagian dari agen penguatan empat pilar hingga ke pelosok desa. Karena bagi Ansor, empat pilar bukan sesuatu yang baru, bahkan sudah menjadi bagian dari keluarga besar Ansor itu sendiri", kata Jazilul saat memberikan sosialisasi empat pilar kepada generasi muda Ansor Cabang Kabupaten Bandung, di Pondok Pesantren Al Istiqomah Meruyung, Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung (Sabtu, 14 Desember 2019).
Itulah salah satu upaya pemerintah sebagai kepanjangan tangan kapitalis. Terus-menerus mencari dukungan pondok pesantren agar ide-ide sekularisme diadopsi dan diperjuangkan para generasi muda seperti GP Ansor. Orang-orang kapitalis tak akan pernah berhenti menggulirkan segala macam cara dan ide atas nama empat pilar untuk menghadang laju Islam kafah dan para pengusungnya. Mulai dari menjegal sekolah-sekolah atau madrasah-madrasah yang berbasis Islam. Berencana memata-matai pengajian di setiap majelis taklim. Mempermasalahkan cadar dan celana cingkrang. Berusaha menghapus ajaran Islam dan seterusnya. Semua itu merupakan upaya untuk menutupi kebenaran.
Begitupun halnya, program China yang menawarkan beasiswa para santri Indonesia untuk memperdalam ilmu pengetahuan dan teknologi, program "Santri Untuk Perdamaian" dan berkunjung ke negeri Tirai Bambu. Dengan iming-iming kemajuan sains dan teknologi, serta perdamaian, para santri digiring untuk memperjuangkan ajaran dari ideologi yang bersumber dari manusia yang sifatnya terbatas sebagai makhluk dari Sang Pencipta.
Mulai dari BUMN, BUMD, hingga sektor privat membantu memberikan pendampingan usaha dan mempermudah penjangkauan permodalan. Mengajak seluruh pihak khususnya pondok pesantren untuk turut serta mendukung program OPOP (one pesantren one product). Hal ini dilakukan untuk membangkitkan ekonomi, mengentaskan kemiskinan dan memajukan sektor usaha di pesantren. Selain itu juga menggandeng perguruan tinggi dalam memberikan pendampingan serta manajemen usaha dan juga inovasi produk. Dengan iming-iming kemajuan  dan persatuan seperti demikian, para santri digiring untuk memperjuangkan ajaran dari ideologi batil.
Berbagai kerja sama yang dilakukan  kapitalis tidak lain hanya untuk mencari dukungan dalam mewujudkan empat pilar kebangsaan. Supaya rakyat hidup aman, damai, sejahtera. Tetapi kenyataannya rakyat saat ini tidak merasa demikian,  akhirnya rakyat merasa terzalimi. Itu membuktikan bahwasanya sistem kapitalisme telah gagal mewujudkan ketertiban, kenyamanan dan kesejahteraan rakyat.
Seharusnya umat Islam dan pengemban dakwah  senantiasa bersatu merapatkan barisan. Memberikan pemahaman kepada umat tentang berbahayanya program yang terus-menerus dihembuskan kaum pembenci Islam dengan berbagai macam cara dan bentuknya. Bukan malah berjabat tangan dan bekerja sama. Pasalnya, semua itu akan memuluskan jalan mereka untuk mempengaruhi kaum muslim semakin menjauh dari Islam.
Keberkahan dari langit dan bumi akan terwujud jika aturan-aturan dari Sang Pencipta dan juga Maha Pengatur ditegakkan di muka bumi. Aturan-aturan kehidupan atau syariah Islam hanya bisa diterapkan secara total dalam sistem Islam. Seperti yang dijelaskan dalam QS. al-A'raf [7]: 96 yang artinya: 
"Jika penduduk suatu negeri beriman dan bertakwa, maka Allah akan membuka pintu-pintu keberkahan dari langit dan bumi."
Untuk itu, sudah saatnya umat mencampakkan sistem kapitalisme sekular yang terbukti menjauhkan kaum muslim dari hukum-hukum Islam. Saatnya umat Islam mengembalikan kegemilangan dan kejayaannya dalam naungan Daulah Khilafah warisan sang Nabi. Berjuang karena Allah (lillah) hingga ideologi yang dianut hanyalah Islam semata.
Ketiadaan khilafah saat ini, menjadikan kaum kafir barat dan timur bebas menyimpangkan akidah umat. Atas nama persatuan dan kesatuan dengan empat pilar yang sangat jelas kebatilannya apalagi menjadi tujuan perjuangan. Hanya Allah SWT tujuan kita, bukan yang lain.
Wallahu a'lam bishshawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post