Demam Islamophobia

Oleh : Susanti Widhi Astuti, S.Pd
(Guru dan pemerhati masyarakat)

     Akhir-akhir ini semakin banyak masyarakat yang anti akan Islam, terlihat wacana yang dibangun hari ini "momok yang menakutkan" tentang Islam. Islam yang dikenal dan didengar hanya seputar radikalnya, terorisnya, jihadnya, cadarnya dan masih banyak wacana yang dibangun ke tengah publik. Inilah yang kita kenal dengan "Islamophobia" (alergi atau takut akan Islam). Tak cukup sampai disitu "demam Islamophobia" (ketakutan/ kekhawatiran) akan bangkitnya ajaran Islam juga tampak dalam penghapusan materi pelajaran tentang khilafah dan jihad yang dilakukan kemenag dalam buku pelajaran agama. Kegiatan pembelajaran dan penilaian hasil belajar Tahun Pelajaran 2019/2020.   

      Terkait KI-KD yang membahas tentang Pemerintahan Islam (Khilafah) dan Jihad yang tercantum dalam KMA 165 Tahun 2014 dinyatakan tidak berlaku dan telah diperbarui dalam KMA 183 Tahun 2019. Maka implementasi KI-KD dalam pembelajaran dan penilaian hasil belajar Tahun Pelajaran 2019/2020 mengacu pada Kl-KD yang tercantum dalam KMA 183 Tahun 2019, "Saya perlu menyampaikan bahwa konten khilafah dan jihad tidak dihapus sepenuhnya dalam buku yang akan diterbitkan". Makna khilafah dan jihad akan diberi perspektif yang lebih produktif dan kontekstual," kata Kamaruddin lewat pesan singkat kepada CNN Indonesia.com, Minggu (8/12).

        Dengan penelaahan yang mendalam pada dasarnya kemenag secara tidak langsung ingin membuang konten khilafah dan jihad agar tidak dipelajari oleh generasi muda umat Islam. Pihak-pihak tertentu yang hari ini alergi dengan Islam berusaha menjauhkan pemahaman umat tentang sejarah peradaban umat Islam yang gemilang. Padahal seharusnya sekolah merupakan wadah untuk menimba ilmu bagi generasi umat Islam, namun gambaran bahkan kata-kata tentang pemerintahan Islam dihapus.

      Ironis, negeri ini yang sejatinya adalah penduduknya mayoritas umat Islam malah yang jadi pihak tertuduh dan harus mengalah justru mayoritas. Toleransi yang hari ini digaungkan ternyata hanya untuk pihak-pihak tertentu saja, tidak bagi umat Islam serta tidak memiliki tempat. Justru terkadang salah kaprah siapa yang harus dibela dan siapa yang tak perlu dibela. Bahkan kasus yang baru saja berlalu tentang membandingkan nabi  Muhammad dan tokoh bangsa negeri ini pun kembali terulang. Dan seperti biasa yang menghina Islam dan nabinya selalu dilindungi dan dibela.

      Sungguh demam Islamophobia tidak bisa dibiarkan terus berlangsung, karena akan merugikan satu pihak saja. Islam itu hadir untuk rahmat semesta alam jadi bukan untuk ditakuti dan jika tidak faham dengan ajaran Islam bisa belajar dengan guru atau ulama yang lurus untuk menggali pemahaman tentang Islam. Bukan malah menyudutkan Islam bahkan menjelek-jelekkan Islam serta menuduh dengan kata-kata yang tidak pantas. Belajar Islam harus totalitas begitu juga ketika memahaminya. Islam agama yang menyeluruh semua diatur dan dijelaskan secara tuntas di dalamnya. Setiap masalah di  dunia ada solusinya di dalam Islam. Karena Islam datang dari sang pembuat hukum dan sang pencipta alam semesta maka sudah sejatinya sang pencipta maha tahu atas segala sesuatu dan solusinya.

      Namun, pada dasarnya saat inilah dimana ketika sekulerisme dan demokrasi dibiarkan terus bergulir seperti bola liar yang akhirnya akan menyasar pada pihak - pihak tertentu yang diinginkan. Karena hakekat dari sistem ini adalah kebebasan yang berujung pada "kebablasan". Siapa yang memiliki uang atau modal kuat serta kedudukan berpengaruh akan tetap berkuasa dipuncaknya. Sistem seperti ini tak layak lagi dipertahankan bahkan harus dimusnahkan sampai akarnya.

        Maka sistem yang layak untuk berkuasa atas seluruh alam adalah Islam. Bukan karena egoisme melainkan karena Islam adalah agama yang diridhoi di sisi Allah dan akan mengayomi seluruh agama dan bangsa manapun yang ingin bernaung di bawah aturannya. Keagungan Islam dan kegemilangannya telah terbukti dikancah kehidupan selama 13 abad lamanya. Bahkan di awal berdirinya Rasulullah mengayomi 3 agama sekaligus (Islam, nashrani, dan yahudi) serta ke 3 agama ini diikat dalam perjanjian, semua hidup dengan damai. Walaupun akhirnya yahudi bani qoinuqo' melanggar perjanjian namun tak menyurutkan langkah Rasulullah melindungi umat di bawah aturan Islam. Peradaban Islam selama 13 abad selalu hadir untuk pelindung dan pengayom. Bukan sebagai peradaban yang menakutkan bagi agama lain kecuali yang memang memusuhi Islam. Wallahu'allam bhi shawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post