China's Secret Weapon

Oleh : Safira M. Shalihah S.S
Aktivis dan Pegiat Pena Langit

Cina merupakan negara komunis-sosialis yang punya segudang aturan yang membatasi kebebasan rakyat. Bahkan sampai pada aktivitas social media pun dibatasi. Selain pembatasan pemerintah punya kuasa juga untuk propaganda agenda-agenda partai komunis Cina. Seperti media social weibo yang berjenis microblogging. Media social ini paling sering digunakan untuk propaganda. Setiap hari dapat dijumpai agenda-agenda partai maupun isu yang sengaja ditrendingkan memuncaki hot topic atau trending di social media ini. 

Seperti saat terjadi konflik di Hongkong beberapa bulan ini, yang trending di media social weibo adalah opini persatuan kembali Hongkong dengan Cina daratan. Melupakan fakta sudah banyak korban berjatuhan akibat kekejaman rezim. Pemerintah juga menggunakan pengguna dengan follower banyak semisal artis untuk ikut memviralkan opini tersebut. Selain itu, mereka mensensor konten-konten yang tidak sesuai atau bertentangan dengan partai pada media social buatan Cina lain. Misalnya di bulan April 2018, salah satu media social Tik Tok atau versi Cinanya Douyin mensensor karikatur asal Inggris Peppa Pig karena dianggap symbol pemberontakan. Ini menurut partai dapat menyulut oposisi terhadap partai.


Douyin juga mensensor konten yang dianggap radikalisme bahkan memblok akun yang menyertakan isu muslim Uyghur. Sebuah video seorang perempuan asal New Jersey yang sempat viral karena dalam video itu ia sperti menunjukkan tutorial make up namun di akhir ia menyeru untuk melihat dan mencari tahu apa yang terjadi di Cina. Ia berusaha membangkitkan awareness para followernya tentang camp-camp konsentrasi yang mengurung jutaan muslim Uyghur di sana dengan cara unik yang tidak frontal.

Namun setelah itu akunnya dibanned oleh pihak Tik Tok. Setelah viralnya video sang gadis netizen mulai menyadari betapa represifnya pemerintah CIna yang tidak ingin kebusukannya diketahui dunia. Berbondong-bondong akun lain pun membuat video serupa, entah itu tutorial make up atau tips-tips kesehatan, namun yang dibahas mengenai Uyghur. Jika video-video seperti itu juga dibanned berarti semakin menunjukkan kebencian rezim Cina terhadap muslim Uyghur. 

Kita menyadari dimanapun itu, media akan selalu menjadi alat bagi rezim untuk mengokohkan kekuasaan rezim. Namun rupanya Cina juga sadar media mainstrem saja tidak akan membungkam suara-suara yang berusaha membongkar dan menjatuhkan partai. Cina melihat sosial media tempat di mana setiap orang bebas beropini dan menshare berita bisa mnejadi celah ancaman rezim. Demi wajah partai yang tidak boleh buruk rupa, maka mengontrol media sosial pun dilakukan.

 Inilah senjata rahasia rezim komunis demi menciptakan negara tangguh dengan pencitraannya. Dan menahan opini buruk tentang partai. Begitupun dengan isu yang terjadi di Xinjiang. Rezim menutup informasi mengenai perilaku mereka kepada  muslim Uyghur dari dunia dengan memblokir setiap informasi yang berkaitan dengan Uyghur dan Xinjiang.

Permasalahan muslim Uyghur yang menjadi korban diskriminasi dan kekerasan oleh rezim diktaktor Cina kini mulai dilirik oleh dunia. Makin banyak muslim lain bahkan aktivis HAM menuntut keadilan mereka, menyadarkan dunia bahwa di Cina ada sesuatu yang sedang tidak baik-baik saja.

Namun pemerintah komunis ini tak bergeming dan selalu mengelak ketika tuduhan pelanggaran HAM itu ditunjukkan kepada mereka. Kezaliman mereka pun makin Nampak bahkan sampai pada simpatisan dan aktivis HAM yang berusaha menyuarakan kebebasan muslim Uyghur yang terkurung. Seolah memang tidak boleh ada yang tahu rahasia ini.

Permasalahan kaum muslimin seolah memang tak pernah berhenti. Kita tak bisa berbuat banyak untuk saudara muslim Uyghur kita. Mau beropini soal kondisi mereka saja sudah dibanned oleh rezim. Pada akhirnya kita hanya terdiam melihat kekejaman rezim komunis Cina terhadap saudara kita. Setega itukah kita melihat penderitaan mereka?

Memang benar jika hanya sebagian muslim yang sadar melawan Cina tentu tak akan berhasil. Kita butuh kekuatan yang sebanding dengan penguasa Cina, yang mampu melindungi muslim Uyghur. Bahkan tidak hanya muslim Uyghur saja tapi seluruh muslim di dunia yang hari ini tertindas oleh rezim-rezim antek Barat. 

Kekuatan itu adalah khilafah yakni sebuah institusi yang akan menjadi perisai kaum muslimin. Institusi yang akan menjaga setiap darah, bahkan bukan hanya umat muslim namun juga non muslim yang bernaung di dalamnya. Institusi yang akan menerapkan aturan Islam sehingga terciptalah Islam Rahmatan lil Alamin. 

Islam yang akan menjamin terpenuhinya kebutuhan rakyat, menjamin terjaganya nyawa kaum muslimin, menjamin terpeliharanya Islam di tiap jiwa kaum muslimin, dan menjamin kebebasan beragama bagi non muslim. Niscaya, dengan keberadaan Khilafah tiada lagi jerit tangis saudara kita di luar sana. Tiada lagi sorot pilu meronta asa. Tiada lagi nyawa umat muslim terbuang sia-sia.

Post a Comment

Previous Post Next Post