By : Mia Fitriah El
Akhirnya, polisi menangkap YA (45) salah satu pelaku sekaligus provokator kerusuhan Wamena pada (23/9) lalu. YA ditangkap di rumahnya di Kampung Ninabua Distrik Asolokobal, kabupaten Jayawijaya. "Saat ditangkap YA sempat melakukan perlawanan," jelas Kabid Humas Polda Papua, Kombes Ahmad Musthofa Kamal, di Jayapura, Jumat
(Detik.com, 1/11/2019).
Kamal juga menjelaskan peran tersangka YA saat kejadian Wamena yakni memimpin massa sekitar 250 orang untuk melakukan pembakaran bangunan dan penganiayaan terhadap warga yang mengakibatkan korban meninggal dunia.
(Detik.com, 1/11/2019).
Tidaklah itu merugikan, mencabik-cabik tatanan yang sudah rapi, berapa dana yang akan digelontorkan untuk pemulihan Wamena.
Baru berapa persen kah anak-anak yang mau kembali bersekolah. Karena trauma mengingat insiden itu didepan mata.
Dan bagaimana dengan para guru untuk menyakinkan diri mereka sendiri untuk kembali mengajar ke Wamena.
Propaganda kebencian dan permusuhan yang disebarkan oleh mereka haruslah kita waspadai. Fitnah, adu domba adalah
senjata ampuh mereka, yang harus kita sadari, jika tidak, meruntuhkan nilai-nilai persaudaraan di antara kita.
Provokasi itu subur ketika muncul rasa ketidakpuasan, kebencian, kedengkian.
Provokasi itu makmur, ketika kita mudah sekali terhasut, gampang terpapar sehingga mengarahkan kita untuk ikut-ikutan melakukan tindakan kriminal.
Banyak menelan harta benda bahkan korban jiwa jadi taruhan, disebabkan provokator yang meniupkan pertentangan diantara kita. Dan jelas-jelas bertentangan dengan ajaran Islam.
Berbicara masalah provokator, di dalam kamus bahasa arab
disebut “Namimah” yang artinya fitnah, umpat, mengadu-adu”. Ada juga yang mengistilahkn dengan fitnah, juga ada yang mengistilahkan dengan tahrisy dan sebagainya.
Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an
surat Al-Qolam ayat 11 yang berbunyi:
هَمَّازٍ مَشَّاءٍ بِنَمِيمٍ
Artinya: (Dan janganlah kamu ikuti ) yang banyak
mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah.
Islam menempatkan provokator sebagai salah satu perbuatan dosa besar hal ini berdasarkan
Al-Qur‟an surat Al-Baqarah ayat 217 yang berbunyi:
وَالْفِتْنَةُ أَكْبَرُ مِنَ الْقَتْلِ ۗ
Artinya: Dan berbuat fitnah lebih besar (dosanya) daripada
membunuh.
Dan disebut seburuk-buruknya manusia, Nabi Muhammad Saw bersabda :
ألا أخبركم بشراركم؟”. قالوا: بلى. قال:” المشَّاؤُون بالنميمة، المفسدون بين الأحبة، البَاغُون البُرَآءَ العنت “. أخرجه البخاري في الأدب المفرد
“Maukah kalian aku beritahu tentang orang-orang yang paling buruk di antara kalian. Yaitu orang-orang yang kerjanya mengadu domba (menghasut), yang gemar menceraiberaikan orang-orang yang saling mengasihi/bersahabat, dan yang suka mencari kekurangan pada manusia yang tidak berdosa.” (HR.Al-
Bukhari).
Ibnu Rajab menyebutkan dalam Ahwal al-Qubur, sebuah hadis tentang azab kubur bagi orang yang suka mengadu domba.
Betapa besarnya bahaya dan dampak yang
ditimbulkan oleh seorang provokator, karena rasa aman, tentram dan damai diganti oleh rasa cemas dan benci.
Bentengi diri agar tidak mudah terprovokasi. Karena sejarah akan terulang.
Post a Comment