Wahai Ibu Sukmawati

By : Mia Fitriah El

"Ya boleh aja, mau lapor silakan," ujar Sukmawati kepada CNN Indonesia.com pada Sabtu (16/11).

Sukmawati dilaporkan atas ucapannya yang membandingkan Nabi Muhammad dengan Presiden pertama RI Sukarno. Ucapan itu dilontarkan oleh Sukmawati dalam sebuah diskusi bertajuk 'Bangkitkan Nasionalisme Bersama Kita Tangkal Radikalisme dan Berantas Terorisme' (detiknews.com, 16/11/2019). 

Seperti disinyalir  CNN Indonesia bahwa Sukmawati Soekarnoputri buka suara setelah dilaporkan oleh simpatisan Koordinator Bela Islam (Korlabi) terkait pernyataan yang dianggap membandingkan Sukarno dengan Nabi Muhammad.

"Saya hanya bertanya, siapa yang berjuang untuk kemerdekaan. Nabi yang mulia Muhammad atau Sukarno. Titik. Tapi diberitakannya, siapa lebih berjasa," kata Sukmawati.

Ia lantas berkata, "Saya cuma pengin tahu, anak muda zaman sekarang itu tahu sejarah bangsanya atau tidak. Atau hanya tahu sejarah nabi yang mulia Muhammad?. (cnnindonesia.com, 16/11/2019 ). 

Wahai ibu, anda pasti tahu, bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, sosok manusia mulia yang membawa syariat Islam, untuk  mengatur seluruh sendi kehidupan manusia,  

Wahai Ibu, anda pasti faham, sumber hukum setelah Al-Qur’an; Hadis, sebuah ketentuan hukum yang diambil dari ucapan, perbuatan dan ketetapan Nabi. Dari mana Ibu tahu tata cara shalat, kalau bukan dari Nabi.

Wahai Ibu, umat Islam dibelahan manapun mengenal Muhammad sebagai rasulullah, mengenal perjuangan Rasulullah,  mengenal Rasulullah sebagai manusia paripurna yang diutus dengan kesempurnaan akhlak. Mengenal rasulullah sebagai telandan umat manusia sepanjang masa. 

Wahai Ibu, mengenal, mentaati Nabi adalah sebuah kewajiban bagi kami sebagai umat Islam, karena sebagai bukti keimanan kami. 

Entah bagaimana, anda bisa membandingkan Nabi Muhammad dengan manusia biasa. 

Wahai Ibu,masih ingatkah anda juga pernah membandingkan kidung ibu pertiwi Indonesia lebih indah dari alunan azan. Dan ketika dikonfirmasi anda menjawab 

“ya boleh aja dong. Nggak selalu orang yang mengalunkan azan itu suaranya merdu. Itu suatu kenyataan. Ini kan seni suara ya. Dan kebetulan yang menempel di kuping saya adalah alunan ibu-ibu bersenandung, itu kok merdu. Itu kan suatu opini saya sebagai budayawati," ujar Sukmawati.

"Jadi ya silakan orang-orang yang melakukan tugas untuk berazan pilihlah yang suaranya merdu, enak didengar. Sebagai panggilan waktu untuk salat. Kalau tidak ada, akhirnya di kuping kita kan terdengar yang tidak merdu," sambungnya.(detiknews.com, 02/04/2018). 

Ibu yang terhormat,  silakan Ibu dengan keyakinan ibu, kami dengan keyakinan kami, jangan ibu bandingkan, jangan sekali-kali ibu posisikan sama;  Cadar vs Konde, Azan vs Kidung, Nabi vs Soekarno. 

Setiap orang punya keyakinan masing-masing tapi keyakinan pribadi itu harus tahu dosisnya ketika ingin diutarakan di khayalak umum, bisa menimbulkan kegaduhan. Bukannya ibu tahu resikonya.

 kalau nanti terbukti bersalah, apa hanya klarifikasi dan minta maaf lagi. Seperti tempo dlu. 

"Dari lubuk hati yang paling dalam saya mohon maaf lahir dan batin, kepada umat Islam Indonesia," ujar Sukmawati (tvonenews.com, 4/4/2018). 

Wahai putri Presiden RI pertama. Bukankah seorang budayawan harus bisa menggunakan kata-kata yang elok, kalimat-kalimat yang tidak menyinggung,  jangan sering memantik kontroversi. 

Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Hidayat Nur Wahid saja sampai geram, Menurut Hidayat Nur Wahid, Sukarno memiliki keyakinan akan keagungan Nabi Muhammad. Tak seperti Sukmawati.

"Untungnya Bapak Bangsa dan Proklamator Indonesia bukan Sukmawati, tapi adalah Bung Karno.," kicau Hidayat Nur Wahid di akun Twitternya.

Post a Comment

Previous Post Next Post