UU Buatan Manusia, Tak Sesuai Fitrah 



Oleh: Sumiati 
Praktisi Pendidikan dan Member Akademi Menulis Kreatif 

Undang-Undang memiliki kedudukan sebagai aturan main bagi rakyat untuk konsolidasi posisi politik dan hukum untuk mengatur kehidupan bersama dalam rangka mewujudkan tujuan dalam bentuk negara.

Dilansir oleh Liputan6.com bahwa pada hari Selasa tanggal 1 Oktober 2019, Puan Maharani memberikan pidato pertamanya sebagai Ketua DPR RI periode tahun 2019-2024 di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta. (Liputan6.com, 2/10/2019)

Ketua DPR RI Puan Maharani berjanji akan melanjutkan pembahasan RUU yang tertunda di periode sebelumnya sebagai prioritas. Dia menyebut ada delapan RUU yang akan menjadi prioritas.

Kedelapan RUU tersebut antara lain RUU KUHP, RUU Pertanahan, RUU Pemasyarakatan, RUU Perkoperasian, RUU Minerba, RUU PKS, RUU Ketenagakerjaan serta RUU Pengawasan Makanan dan Obat.

Beberapa RUU tersebut mendapat sorotan tajam dari berbagai kalangan bahkan menuai protes dari rakyat. Gelombang aksi demonstrasi terjadi menjelang pengesahannya hingga akhirnya ditunda.

Namun inilah UU yang diciptakan manusia, berbagai masalah muncul karena UU ini tidak sesuai dengan fitrahnya manusia. Terlebih manusia ketika menetapkan sesuatu pasti yang sesuai dengan keinginannya bukan kebutuhannya.

Rumitnya sistem manusia ini, setiap kali ada sebuah permasalahan maka akan segera menerbitkan UU yang prosesnya lama juga memakan biaya mahal. Ketika UU itu tidak tepat akhirnya melahirkan protes dari masyarakat yang terzalimi. Hal tersebut kembali menambah pekerjaan DPR untuk kembali memperbaiki atau bahkan menggagalkan UU tersebut.

Berbagai perbaikan dalam sistem ini hanya menghabiskan energi. Lebih parah lagi hanya menambal bobroknya sistem ini dan membantu untuk melanggengkan sistem demokrasi-kapitalisme.

Demikianlah kehidupan bernegara dalam sistem demokrasi yang memberikan kedaulatan kepada rakyat. Sudah saatnya negeri ini mencampakkan sistem demokrasi, beralih menerapkan aturan Islam kafah.

Umat Islam membutuhkan sistem Islam yang tegak di atas akidah Islam. Standar perbuatan dikembalikan kepada Sang Maha Pencipta manusia dan kehidupan. Sehingga hidup manusia teratur dan terarah karena dibimbing wahyu Ilahi. Islam begitu memuliakan manusia, dan memanusiakan manusia. Setiap masalah kehidupan, Islam sudah memiliki solusi dalam Alquran dan Sunnah sehingga tak membutuhkan biaya yang mahal dalam penyelesaiannya.

Wallaahu a'lam bishshawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post