By : Diwi
Wujud dari saling hormat menghormati dapat melalui ucapan dan perilaku. Indonesia sabgat terkenal dengan penduduk nya yang ramah dan sopan santun. Tak ketinggalan pula wujud dari toleransi di Indonesia sangat perlu disoroti. Mulai dari saling menghormati pada hari besar, beribadah hingga salam pun di ajak untuk saling mentoleransi. Sangat menarik memang jika dalam suatu bangsa terdapat banyak keanekaragaman budaya, suku dan agama. Itu menandakan negerinya yang majemuk hidup rukun didalam nya.
Masing - masing negara memiliki agama mayoritas. Tiongkok misalnya mayoritas beragama Tionghoa, Malaysia mayoritas beragama islam sama seperti di Indonesia. Nah, masing - masing agama memiliki cara tersendiri dalam beribadah. Akhir - akhir ini ada sanggahan terkait dengan imbauan MUI Jatim untuk tidak menggunakan salam lintas agama. Sehingga Menag angkat bicara bahwa pengucapan salam lintas agama juga pernah di contohkan Nabi Ibrahim. Senada dengan itu Wamenag pun Zainut Tauhid Sa'adi meminta perdebatan soal pengucapan salam agama lain dihentikan karena akan berpotensi mengganggu kerukunan antar umat beragama.
Salam merupakan hal yang baik ditengah umat beragama, sebagai bentuk kerukunan. Namun, salam dalam islam merupakan doa bagi saudara seaqidahnya. Adapun salam dengan agama lain dapat diganti dengan ucapan bermakna umum, seperti selamat pagi, selamat sore dll. Hal ini juga pernah dilakukan oleh Nabi saat melintasi suatu majelis yang bercampur muslim, musyrik dan yahudi dengan memberi salam kepada mereka. (HR. Bukhori & muslim, dari usamah RA). Namun hal itu diniatkan untuk muslim.
Jadi apabila didalam forum besar yang didalam nya terdapat beragam agama cukup mengucapkan salam sesuai keyakinan nya. Sebab salam akan menjadi identitas agama mu. Wallahu alam bissawab
Post a Comment