Aceh Timur - Nusantaranews
Iswandi atau lebih dikenal dengan panggilan Pang Baret (45) selaku Panglima Sagoe Kuta Buloeh, Kecamatan Pante Bidari Kabupaten Aceh Timur menyebutkan Badan Reintegrasi Aceh (BRA) Seperti tidak berfungsi dan tak sanggup bekerja maksimal dalam menampung aspirasi ribuan mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan korban masa konflik.
"Saya tegaskan, jika BRA tidak sanggup bekerja. Lebih baik tutup atau bubarkan saja,Karena selama ini saya melihat mereka hanya makan gaji buta yang kerjanya hanya duduk ongkang ongkan kakinya dikantor tanpa mau turun kelapangan untuk melihat bagaimana nasib anak yatim dan janda korban konflik Aceh, begitu juga terhadap mantan kombatan Gam," ujar Pang Baret didampingi Sofian mantan gam Sagoe Madat dan Lsm Acheh Future, dengan nada kesal. Jum'at (29/11) saat ditemui oleh sejumlah media.
Panglima Baret yang didampangi oleh ketua Acheh Future Razali Yusuf juga menjelaskan selama ini banyak permohonan dari para eks kombatan gam dan para korban konflik Aceh kepada BRA untuk mendapat bantuan kesejahteraan dari pemerintah Aceh umumnya pemerintah pusat, namun semua harapan mereka kandas ditengah jalan.
" Selama ini kami hanya mendengar banyak dana bantuan yang akan disalurkan oleh BRA Kepada korban konflik atau eks kombatan tapi mana buktinya.? Perlu diketahui BRA pernah meminta saya selaku Paglima Sagoe Kuta Buloeh untuk menyerah kan nomor rekening an. Aneuk Syuhada dan alamat tinggal mereka. Tapi hingga saat ini janji-janji manis itu belum pernah diberikan sama sekali." Ujar Baret.
Selain nomor rekening Aneuk Syuhada. Kata Baret, dirinya juga pernah diminta untuk menyerah kan photo copy KTP/Kk para mantan kombatan." Karena BRA pernah menjanjikan sejumlah bantuan rumah bagi mantan kombatan dan saya sendiri yang bolak balik ke Banda Aceh hingga 3x. Tapi hasilnya nol besar alias nihil, Jadi bagaimana saya harus jelaskan kepada mereka mantan gam yang senasib dalam perjuangan. Begitu juga terhadap anak yatim dan janda korban konflik pasca Aceh Damai. Saya sudah berusaha, namun hasilnya nol besar." Ketus Baret.
Hal senada juga diungkapkan ketua Acheh Future Razali Yusuf. Menurutnya kekecewaan para eks kombatan dan anak yatim korban konflik sudah terjadi sejak lama. Karena selama ini pemerintah terkesan hanya mengumbar janji manis dan selalu memberi harapan yang ujung ujungnya membuat mereka kecewa.
"Selama ini saya melihat pemerintah hanya mengumbar janji janji manis kepada para korban konflik Aceh. Dimana harta benda mereka, berupa rumah dibakar, harta benda diharah, cacat fiisik dan mental, korban darah bahkan nyawa dan air mata. Semua itu tidak bisa di ukur dengan materi atau dibeli. Kami dari LSM Acheh Future juga telah lama menerima laporan dari para korban beragam katagori dan data para korban pun sudah kami serahkan kepada gubernur Aceh, DPRA dan BRA, tapi hasilnya Nol," ujar Razali alias (Cekli)
Acheh Future berharap kepada Pemerintah Aceh dan Pemerintah pusat untuk menepati janji janjinya. Sesuai dengan kesepakatan atau tertera dalam butir butir MoU Helsinki."Jika tidak. Bagusnya BRA di bubarkan saja."demikian Timpalnya.(*)
Post a Comment