Kunto Arief Wibowo : Ingin Maju, Hilangkan Pikiran Negatif


Komandan Resor Militer (Danrem) 032/Wirabraja (WBR), Brigjen TNI Kunto Arief Wibowo menekankan kepada masyarakat, jika ingin menjadi negara besar, merdeka dan maju, jangan sekali-kali membangun pikiran negatif, pada acara Coffee Morning dengan Insan Pers di Hotel Mercure, Jumat (22/11/2019).

Kunto mengingatkan seiring dengan agenda Pilkada 2020, sebab apabila tidak diantisipasi sejak dini, dikuatirkan akan terjadi gesekan di tengah masyarakat. Menurutnya, bila kecurigaan muncul, maka akan mempersempit ruang gerak bersangkutan sehingga akan mengalami kesulitan di tengah masyarakat.

"Sudah masanya harus menerima bahwa proses pemilu itu adalah pembelajaran politik. Jangan menjadi manusia yang sensitif dan penuh  curiga, sementara kita tidak bisa membuktikan. Hal ini akan menyempitkan ruang kita sendiri untuk bergerak. Kita ingin besar, maju dan merdeka. Tapi kita sendiri yang membuat pandangan negatif itu ada. Ya, akhirnya membuat diri kita sendiri menjadi kerdil dan ruang gerak yang sempit," ulasnya.

Dia menjelaskan pilkada merupakan pembelajaran politik dan masyarakat, jangan mau dikotak-kotakan karena perbedaan pilihan. Selain merugikan diri sendiri, juga dikuatirkan akan dapat mengganggu proses pilkada itu sendiri.

Lebih lanjut, ia meminta kepada seluruh komponen masyarakat untuk saling menjaga diri, menjaga ketertiban dan keamanan.

TNI sendiri menurut Kunto tidak terlepas dari perubahan lingkungan yang dinamis dan kompleks. TNI bukan hanya profesional dalam menjalani tugas pokok saja, tetapi juga harus mampu membaca segala perubahan sesuai tantangan zaman.

Semua komponen harus saling menguatkan dan bersinergi, baik TNI AD, AL, AU, dan Polri, hingga semua lapisan masyarakat yang ada sebagai kekuatan bernegara.

Kendati kemajuan teknologi sangat berguna bagi manusia, tetapi berdampak distruptif di berbagai bidang. Kemudian, konsep peperangan saat ini tidak lagi terbatas dalam suatu teritorial karena telah masuk ke berbagai dimensi. Ia memberi contoh, perang siber, perang informasi, hingga perang ideologi.

Menurutnya, meski perperangan saat ini dianggap tidak menghancurkan, tetapi sangat merusak kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Selain itu, beberapa konsep ini juga mengaburkan filosofi perang konvensional dengen menggeser waktu.

"Ditambah lagi potensi bencana alam yang dapat terjadi setiap saat. Ancaman militer dan nonmiliter berubah dan TNI harus siap menghadapinya dalam kondisi apapun. Salah satunya dengan membangun postur TNI, yakni kekuatan dan kemampuan," katanya.

Bukan tuntutan profesional dalam tugas saja, TNI juga harus mampu meyakinkan semua pihak untuk menjadi kebanggaan rakyat. Semua pihak harus saling bahu-membahu atau bersinergi membangun kemajuan bangsa.

"Namun, jangan lupa, kita harus tetap memperkokoh keimanan, dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa," tutupnya.

Hadir pada kesempatan itu Ketua PWI Sumbar Heranof Firdaus dan ratusan wartawan dari berbagai media di Sumbar.

Post a Comment

Previous Post Next Post