Jangan Lukai Cinta Puspa dan Satwa Nasional

Oleh : Hawilawati
(Member Revowriter Tangerang) 

Lusa tepatnya 5 November, bangsa ini akan memperingati Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN), merupakan agenda nasional yang sudah dilakukan setiap tahun. Pertama kalinya hari cinta puspa dan satwa nasional diperingati pada era Presiden Soeharto tahun 1993. Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kepedulian, perlindungan, pelestarian puspa dan satwa Indonesia.  

Dalam rangka memperingati HCPSN kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan akan menggelar Pameran Keanekaragaman Hayati Nusantara Expo 2019 dengan tema "Membangun Generasi Millenial  Cinta Puspa dan Satwa Indonesia untuk Indonesia Unggul". Pameran akan  diselenggarakan di Lapangan Banteng Jakarta tanggal 8 November - 8 Desember 2019.(lintas24.com 31/10/19)

Melibatkan berbagai instansi pemerintah (tingkat provinsi, kabupaten/kota) dan swasta, BUMN, UKM penangkaran satwa, UKM pembibitan tanaman dan Civil Sociaty Organization (CSO).

Tujuannya memberikan edukasi kepada masyarakat agar senantiasa menjaga satwa dan habitatnya.

Namun ironisnya semakin hari populasi hewan semakin terancam.
Hal ini pun diperparah dengan maraknya kerusakan hutan sebagai buah tangan dari ketamakan manusia. Sebut saja karhutla tak hanya sekedar mengalihfungsikan hutan menjadi perkebunan sawit,  tapi saat bersamaan secara nyata terjadi genosida flora dan fauna  hutan secara  besar-besaran, punah dalam waktu  sekejap. Zamrud khatulistiwa sebagai paru-paru dunia sebagai penyumbang oksigen terbesar, kini hanya menjadi kenangan saja.

Yang menyedihkan status satwa-satwa liar, seperti orang utan,  bukan lagi menjadi hewan yang harus dilindungi dan dilestarikan namun statusnya menjadi hama kebun sawit yang harus dimusnahkan, karena dianggap keberadaan mereka akan merusak sawit-sawit yang ditanam para korporasi.

Seperti inilah bukti tamaknya kaum kapital mengembangkan ekonominya menghalalkan segala cara, hanya memikirkan bagaimana mendapatkan keuntungan besar saat ini, tanpa berfikir sebab akibat jangka panjang untuk alam dan kehidupan selanjutnya.

Bagi penguasa yang peduli terhadap alamnya tentu tak akan membiarkan para korporasi merusak alam demi mengembangkan ekonominya secara liar. Tentu dampak alam yang dirasakan bangsa ini jauh lebih besar, ketimbang daya serap keuntungan dari pembiaran pengalihfungsian hutan menjadi lahan yang dimonopoli kaum kapital tersebut. 

Tentu ini adalah kejahatan lingkungan yang tak boleh dibiarkan, karena banyak pelanggaran yang dilakukan.

1.Dalam islam hutan adalah milik rakyat yang penggunaannya tidak boleh di monopoli individu atau korporasi 

Sebagaimana hadits Rosulullah SAW : " Kaum Muslim berserikat dalam tiga perkara yaitu padang rumput, air dan api (HR. Abu Dawud dan Ahmad)

Padang seperti hutan artinya setiap individu boleh memanfaatkan kekayaan yang terdapat di dalamnya dengan bijak. Dan untuk mengatur pemanfaatannya maka negara yang akan mengeksplorasinya dan dikembalikan untuk kesejahteraan rakyat, tak akan diizinkan pihak swasta atau asing mengeksploitasinya hingga menghambat rakyat menggunakan hartanya.

2. Mengalihfungsikan dengan merusak alam adalah bentuk pendzoliman terhadap makhluk hidup, dampak buruknya juga akan dirasakan manusia sendiri karena hilangnya keseimbangan alam. Akibatnya banyak terjadi bencana  seperti banjir saat musim hujan tiba, krisis air bersih saat musim kemarau karena tidak ada cadangan air yang disimpan pada akar pohon-pohon di hutan, hilangnya penyumbang oksigen/udara bersih terbesar, terjadi longsor mengakibatkan kesusahan hidup manusia.

Allah SWT telah mengingatkan manusia 1400 tahun yang lalu agar manusia berhati-hati bertindak tidak melampaui batas, karena akibat nya manusia itu sendiri yang akan merasakan.

Allâh berfirman :

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

"Telah nampak kerusakan di darat dan di lautan akibat perbuatan tangan (maksiat) manusia, supaya Allâh merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)". (Qs.ar-Rûm/30:)

Dalam ayat lain, Allâh Azza wa Jalla berfirman :

وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ

"Dan musibah apa saja yang menimpa kamu maka itu disebabkan oleh perbuatan (dosa)mu sendiri". (QS.asy-Syûra :30)

Sudah saatnya kesadaran terhadap pelestarian lingkungan  ditanamkan kepada seluruh lapisan masyarakat, dan penguasa harus berani  menindak tegas korporasi yang telah memusnahkan hutan, satwa dan habitatnya. Bumi ini tak akan terselamatkan jika dalam pengelolaannya diserahkan kepada kaum kapital yang hanya memikirkan keuntungan sebesar-besarnya. Sangat berbahaya jika tindakan melampaui batas  yang merusak alam dan habitat  tersebut juga dianggap hal yang lumrah.
Wallahu'alam bishowwab

Post a Comment

Previous Post Next Post