Oleh : Nibrazin Nabila
Ratusan rumah warga Kompleks Tipar Silih Asih, RT 04/13, Desa Laksana Mekar, Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat retak-retak akibat pengeboman pada proyek pembangunan terowongan Kereta Api Cepat Indonesia (KCIC) di Gunung Bohong. Menurut pantauan Tribun, Jum'at (18/10), rumah warga yang retak-retak itu kebanyakan bagian dindingnya, baik itu dinding ruang tamu, kamar tidur, dan kamar mandi. Bahkan ada dinding rumah warga yang nyaris ambruk akibat keretakannya terus membesar. Warga RT 04, Heru Agam (49) mengatakan, selama dua pekan ini pengeboman di proyek tersebut sudah terjadi sebanyak 8 kali dan dentumannya terdengar jelas, bahkan barang-barang di rumahnya pun sampai bergetar. Sesuai kesepakatan dengan warga lainnya, jika proyek tetap dilanjutkan tanpa mengindahkan keselamatan jiwa, ia dan warga lainnya minta agar direlokasi. Warga menambahkan, aktivitas pengeboman tersebut dilakukan tanpa memikirkan keselamatan warga sekitar karena aktivitasnya dilakukan tanpa ada kajian serta memiliki izin analisis mengenai dampak lingkungan (amdal).
Dari berita di atas, bisa kita lihat bahwa pemerintah sama sekali tidak memperdulikan keselamatan dan keamanan rakyatnya. Mereka tidak melihat dampak buruk dan bahaya yang akan terjadi pada lingkungan masyarakat sekitar. Disini terlihat jelas bahwa dalam negara kapitalis, rezim saat ini hanya mengindahkan pada pemilik modal saja, tanpa berfikir panjang dan mengkaji ulang dampak buruk yang akan dialami oleh rakyatnya. Maka dari itu, pembangunan infrastruktur tidak bisa dilepaskan dari investasi para investor. Pemerintah atau Pemkot Bandung itu sendiri, hanya membantu dalam menyiapkan percepatan perizinan dan menikmati manfaat untuk pribadi atau suatu kelompok saja. Dari sini, jelas bahwa pembangunan infrastruktur sejatinya tidak akan menguntungkan rakyat.
Nampak sekali berbagai proyek infrastruktur yang saat ini sedang berlangsung di Indonesia sarat kepentingan pihak-pihak tertentu terutama kaum kapital asing dan aseng yang berperan dalam menggelontorkan skema pendanaan proyek-proyek tadi. Investasi asing adalah jalan masuk atau pintu bagi penjajahan secara politis dan ideologis. Belum lagi dampak sampingan seperti kerusakan ekosistem dan sosial budaya yang semuanya saling bersinergi untuk melemahkan umat Islam dan menjadikannya sebatas objek penderita.
Lalu bagaimana sikap kita sebagai Muslim? Mari kita lihat ketika sejarah kegemilangan Khilafah melindungi rakyatnya. Ketika sistem/aturan Islam diterapkan di muka bumi. Tujuan Islam dalam pembangunan kota adalah mewujudkan tempat bernaung yang layak bagi manusia, manusiawi dan tentunya syar’i. Tujuan tersebut dapat diwujudkan dengan penataan tata ruang dan kota yang Islami dalam pembangunan peradaban Islam. Persoalan dana pembangunan kota dengan seluruh kebutuhan infrastuktur yang ada di dalamnya tidaklah akan menjadi masalah ketika system ekonomi yang digunakan suatu negara adalah system ekonomi Islam. Sistem ekonomi Islam mewujudkan sebuah negara mengelola seluruh kekayaan yang dimilikinya sehingga mampu membangun infrastuktur kota yang dibutuhkan untuk kemaslahatan publik.
Dengan pengelolaan kekayaan tersebut, menjadikan sebuah negara mampu membiayai penyelenggaraan negara tanpa harus ngutang, termasuk untuk membangun infrastuktut kotanya. Tidak boleh memadharatkan diri sendiri, maupun memadharatkan orang lain (HR. Ibnu Majah dan Ahmad)
Kondisi ini berbanding terbalik dengan sistem ekonomi kapitalistik seperti sekarang ini yang berujung dan bertumpu pada investor swasta sehingga tidak hanya sibuk memikirkan berapa besar investasi yang diperlukan, darimana asalnya tapi juga harus berfikir keras bagaimana mengembalikan investasi bahkan menengguk keuntungan dari proyek tersebut. Sistem ekonomi kapitalistik tidak berprinsip bahwa pengadaan infrastruktur negara adalah bagian dari pelaksanaan kewajiban negara dalam melakukan pelayanan terhadap rakyatnya. Sistem ekonomi kapitalistik saat ini bukan hanya sistem ekonomi yang salah bahkan sistem yang rusak.
Tidaklah kondisi ini membuat kita rindu untuk kembali dalam pengaturan Islam? Peradaban Islam memang layak menjadi peradaban dunia. Peradaban Islam yang memuliakan seluruh umat manusia bahkan hewan dan tumbuhan. Islam memperhatikan kebutuhan setiap makhluk Allah dengan sepenuh cinta. Para penguasa Islam bekerja berorientasi melayani rakyat, mengharapkan ridha Allah semata demi meraih surga-Nya. Hal tersebut tidak akan terwujud kecuali dalam bangunan sistem politik Islam, Daulah Khilafah Islamiyah. Wallahu a’lam bish shawab.
Post a Comment