Cinta Sejati dan Cinta Palsu pada Nabi

Oleh : Oom Rohmawati 
Ibu Rumah Tangga dan Member Amk

Rabiul Awal adalah bulan dimana kaum Muslimin bergembira, karena ada tanggal yang sangat bermakna, yaitu 12 Rabiul  Awal, kelahiran Nabi Muhammad Saw. yang dicintai kaum Muslimin sedunia. Andai tak ada kelahiran Nabi, tentu tak akan ada hijrah, tak akan ada Perang  Badar, tak ada penaklukan kota Mekah. Andai tak ada kelahiran Nabi, tak kan ada umat Islam dan tak ada dunia ini. Cinta adalah suatu anugerah yang Allah Swt. berikan kepada makhluk-makhluknya. Rasa cinta ini merupakan perwujudan dari gharizah nau' atau kasih sayang. 

Peribahasa mengatakan datangnya cinta dari mata turun ke hati. Namun, cinta pada Nabi muncul dari keimanan yang kokoh. Orang yang beriman kepada Allah Swt. pasti akan mencintai dan merindukan Nabi Muhammad Saw. Kecintaan ini harus dibuktikan bahwa Allah dan Nabi lebih ia cintai daripada keluarga dan harta. Barulah cinta tersebut terkategori jenis cinta sejati yang paling tinggi dan utama. Sebanding dengan cinta baginda Nabi Saw. kepada umatnya yang begitu besar, hingga menjelang wafatnya, beliau mempertanyakan nasib umatnya kelak kepada malaikat Jibril. 

Maka, sangat wajar Allah Swt. mengharuskan kita mencintai Nabi Saw. Juga sangat wajar cinta itu harus lebih dari cinta kita kepada anak istri /suami, orangtua dan harta benda, sebagaimana disampaikan Anas bin Malik ra. Bahwa Nabi Saw bersabda: " Tidaklah sempurna iman seseorang dari kalian sampai aku lebih kalian cintai daripada anak, orangtua, dan seluruh manusia." (HR. al-Bukhori, Muslim Ahmad Ibnu Majah, an-Nasai, al-Baihaqi, al-Hakim dan Ibnu Hiban)

Sebab barang siapa mencintai Allah dan Rasulullah Saw. balasannya akan menghantarkan pada surga-Nya dan bersama-sama dengan orang yang dicintainya, beliau bersabda: " Al-Mar'uma'aman ahabba" yang artinya  "Seseorang akan bersama orang-orang yang dicintainya." (HR. Ahmad). Cinta pada Allah dan Rasul-Nya akan menghantarkan pelakunya pada surga. 

Para sahabat berlomba-lomba mewujudkan cinta mereka pada Nabi Saw. Mereka mendahulukan Nabi Saw. di atas segala urusan dan kepentingan pribadi. Mereka lebih mengutamakan Nabi Saw. ketimbang keluarga, kerabat dan sanak saudara. Itulah cinta sejati. 

Dengan mencintai Nabi Muhammad Saw. kita akan terkategori saudara yang dirindukan Rasulullah Saw. dengan syarat menunjukkan cinta kita kepada Beliau  sekalipun sudah wafat. 

Allah Swt berfirman, " Katakanlah, Jika kalian benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian, Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."(QS Ali-Imran [3]:31) 

Barangsiapa mencintai Allah dan Rasul-Nya, akan melaksanakan perintah-perintah-Nya, menjauhi larangan-larangan-Nya, menjauhi perbuatan syirik seperti menyembah berhala, menyembah bintang, menyembah api, tidak mengikuti cara-cara orang Yahudi dan Nasrani serta menjauhi sifat munafik. Cinta kepada Nabi  Saw. berarti harus mengikuti sunnah Rasulullah Saw. Sebab, sunnah adalah jalan hidup yang ditempuh sebagaimana amal atau iman itu adalah aqidah syariat Islam. Cinta kepada Nabi Saw. adalah ketaatan kepada seluruh perilaku Nabi serta apa yang beliau bawa yaitu syariat Islam. 

Berikut ini merupakan beberapa indikasi perwujudan cinta kepada Rasulullah Saw.:
✅ Jangan mengaku cinta, tapi meninggalkan bahkan merendahkan syariatnya. Hanya  mencukupkan dengan banyak berselawat, tanpa  diiringi dengan cinta syariat. Berarti  cintamu hanya dibibir saja. 

✅Jangan mengaku cinta, tapi memusuhi  syariatnya. Yang berjilbab dicurigai, yang khimarnya besar dinyinyir. Padahal itu jelas pembeda bagi muslim dan kafir.

✅ Jangan mengaku cinta, tapi hanya mengambil sebagian syariat yang dianggap ringan dilakukan dan meninggalkan sebagian syariat lainnya yang dianggap berat dan tidak sesuai zaman. Hanya mencukupkan dengan akhlak saja. Ibadah tidak secara keseluruhan hubungan manusia dengan dirinya, hubungan dengan penciptanya, dan hubungan dengan sesama manusia seperti muamalah masih diabaikan, riba merajalela dan lain sebagainya. 

✅ Jangan mengaku cinta, tapi memusuhi orang-orang yang memperjuangkan penerapan syariah, dengan memberikan label teroris, radikal.
Cinta dan berteman dengan orang yang memusuhi syariat. Ada yang menuduh Nabi seorang pedofilia, karena menikah dengan Aisyah  saat usia 9 tahun. Padahal, Nabi menikahi istri-istrinya disebabkan atas wahyu Allah Swt. bukan nafsu. 

 ✅ Sekuat tenaga untuk taat kepada Allah dan Rasul-Nya.

✅ Gelisah ketika syariah Islam dicampakkan.

✅ Marah ketika syariah Islam dihinakan.

✅ Rindu penerapan syariah Islam kaffah dalam naungan Khilafah.

✅Terdorong untuk memperjuangkan dan mendakwahkan Islam kaffah.

✅ Mendahulukan urusan dakwah di atas kepentingan pribadi. Dakwah ada dua aspek. Pertama, dakwah pada non muslim. Kedua, dakwah pada yang belum sempurna Islamnya. Karena kita menganut sistem demokrasi yang melahirkan paham kebebasan (liberal), salah satunya bebas berpendapat tanpa harus berpegang pada syariat. Tatkala syariat diterapkan, yang bersyahadat dijamin bisa melaksanakan semua aktivitas ibadahnya, seperti shalat, puasa, zakat dan lainnya. Karena negara ikut berperan menjaga keimanan masyarakat. 
Berbeda dengan keadaan hari ini. Bukannya yang tidak puasa yang diharuskan menghormati yang puasa, malah yang puasa harus menghormati yang tidak puasa. Betapa pentingnya syariat Islam ini diterapkan dan begitu penting dakwah ini untuk disampaikan pada penguasa atau pemerintahan. Sebab banyak sekali perkara penting yang terabaikan bila syariat Islam tidak diterapkan oleh negara. Maka wajib bagi kita semua umat muslim memperjuangkan Daulah Khilafah 'ala minhaj annubuwah yang akan menegakkan syariat Allah Swt. di muka bumi.
Wallahu a'lam bishshawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post