Oleh : Jafisa
(Aktifis Dakwah Remaja dan Penanggung Jawab Pena Muslimah Cilacap)
Kementerian Agama (Kemenag) akan merombak 155 judul buku pelajaran agama yang kontennya dianggap bermasalah, termasuk soal khilafah. Perombakan dilakukan untuk seluruh buku pelajaran agama mulai dari kelas 1 sekolah dasar hingga kelas 12 sekolah menengah atas.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis) Kemenag Kamaruddin Amin mengatakan pihaknya mengevaluasi konten-konten yang berpotensi salah dimaknai oleh peserta didik. Salah satunya, konten mengenai khilafah.
Amin menyampaikan harus dijelaskan khilafah ada dalam sejarah, tapi tidak serta-merta bisa diterapkan di Indonesia saat ini. Menurutnya, khilafah sudah tidak lagi relevan di negara bangsa seperti Indonesia.
Selain itu, konten yang akan diulas kembali berkaitan dengan ajaran yang berpotensi memicu pertentangan di masyarakat. Misalnya, soal tahlilan yang sering dimaknai berbeda di antara kelompok mazhab.
Amin berkata perombakan bakal selesai pada Desember 2019 dan akan disahkan Menteri Agama Fachrul Razi. Setelah itu, buku-buku baru akan mulai dipakai untuk pelajaran agama Islam, baik di sekolah agama seperti madrasah di bawah Kemenag maupun sekolah umum di bawah Kemendikbud.
Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi sebelumnya menyatakan pemerintah bakal melarang keberadaan atau penyebaran paham khilafah di Indonesia. Hal itu ia sampaikan di depan para imam masjid dalam Lokakarya Peningkatan Peran dan Fungsi Imam Tetap Masjid.
Dia mengatakan tak perlu lagi ada perdebatan soal khilafah. Sebab menurutnya paham itu lebih banyak unsur merugikan untuk keutuhan bangsa Indonesia.
https://m.cnnindonesia.com/nasional/20191111162319-20-447380/kemenag-rombak-155-buku-agama-termasuk-soal-khilafah
Senada dengan Pak Mentri Agama, Menteri Pendidikan dan KebudayaanNadiem Makarim mendukung Kementerian Agama yang berencana merombak 155 judul buku pelajaran agama.
Langkah ini diambil karena konten di 155 judul buku pelajaran agama dianggap bermasalah termasuk soal khilafah.
Namun Nadiem mengaku belum sempat mendiskusikan langsung hal tersebut dengan Menteri Agama Fachrul Razi.
Nadiem yang juga Founder Gojek itu juga menegaskan dirinya mendukung aktivitas hingga inisiatif Kementerian Agama.Perombakan dilakukan untuk seluruh buku pelajaran agama mulai dari kelas 1 Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas.Untuk diketahui Kementerian Agama akan merombak 155 judul buku pelajaran agama yang kontennya dianggap bermasalah termasuk soal khilafah.
https://m.tribunnews.com/nasional/2019/11/14/mendikbud-dukung-kemenag-rombak-155-buku-pelajaran-agama
..
Kekeliruan Atau Permusuhan Penguasa?
Kebijakan perombakan 155 buku PAI bukan kebetulan, melainkan sebagai buntut dari bergulirnya isu Radikalisme yang sedang hangat diperbincangkan. Seolah-olah dapat dikatakan bahwa ini merupakan manuver politik plan B setelah manuver politik plan A mendapatkan berbagai pertentangan dari para politikus yang meminta kejelasan makna Radikalisme dan siapa yang Radikal digulirkan. Berbagai alasan dikemukakan berkenaan dengan wacana ini. Mulai dari penghapusan ajaran Islam yang tidak lagi relevan sampai kepada ajaran Khilafah yang sudah basi. Para kabinet pemerintahan Jokowi - Ma'ruf ini sejak awal memang sudah menjadikan isu Radikalisme sebagai satu-satunya isu yang wajib menjadi perhatian seluruh element masyarakat. Bahkan isu ini dianggap sangat penting karena mengancam kedaulatan NKRI.
Ibarat lagu lama yang diputar kembali isu miring tentang Islam dan ajaranya sangat lekat dengan isu Radikalisme. Misalnya seperti pelarangan cadar, celana cingkrang, jenggot dan yang terakhir adalah Khilafah. Lagi-lagi Khilafah dikambing hitamkan dalam isu ini. Namun kali ini dikemas berbeda dari biasanya. Jika beberapa waktu lalu masyarakat awam mendengar kata 'Khilafah' merasa takut karena media dan rezim membuat opini buruk tentangnya dengan mengatakan Khilafah merupakan ajaran terlarang, kali ini Khilafah tidak dikatakan sebagai ajaran terlarang namun dianggap sudah basi (tidak layak pakai) sehingga harus dihapus dalam buku-buku pendidikan agama atau lebih tepatnya dalam sejarah kehidupan manusia.
Tentu menjadi aneh jika Islam harus dipisahkan dari ajaranya.
Apa yang dilakukan penguasa hari ini justru menimbulkan banyak pertanyaan, mengapa mereka bersikeras untuk menghapus ajaran Islam? sementara mereka adalah seorang Muslim. Penyerangan dan penghapusan ini membuat masyarakat menjadi berfikir bahwa Rezim hari ini anti dengan Islam. Bahkan bukan hanya anti terhadap Islam namun memusuhinya.
..
Khilafah Tidak Pernah Basi
Membahas mengenai Khilafah tentu tidak mungkin bisa dipisahkan dari Islam, karena Khilafah merupakan ajaran Islam termaktub jelas dalam As-Sunnah dan Ijmak Sahabat. Pernyataan bahwa Khilafah sudah basi tentu tidak bisa diterima boleh umat Islam karena jika melihat fakta sejarah akan dijumpai kejayaan, keemasan, kemajuan, kesejahteraan dan kebahagiaan tiada tara pada sistem Khilafah ini. Jika berbicara tentang Khilafah dari mulut umat Islam yang meyakini ajaran ini tentu sudah biasa, lantas bagaimana jika yang berbicara mengenai prestasi Khilafah dalam menyumbang peradaban dunia ini keluar dari lisan orang yang bukan Islam (Kafir), tentu akan ada ketakjuban luar biasa. Dalam dunia Matematika misalnya, seperti termaktub dalam buku Machtutor History Of Mathematic Archive karya John J. O'Conor dan Edmund F. Robertson ( 1999) " penelitian terkini memberikan gambaran yang baru pada hutang yang telah diberikan matematikawan Islam pada kita. Dapat dipastikan bahwa banyak ide yang sebelumnya kita anggap merupakan konsep-konsep briliant matematikawan Eropa pada abad 15, 17 dan 18 M, ternyata telah dikembangkan oleh matematikawan Muslim empat abad lebih awal". Sementaa itu dalam dalam dunia Kimia ermaktub juga dalam buku Story of Civilization IV karya Will Durant yang menuliskan bahwa " Kimia adalah ilmu yang hampir seluruhnya diciptakan oleh kaum Muslim, ketika dalam bidang ini orang Yunani tidak memiliki pengalaman industri dan hanya memberikan hypothesis yang meragukan. Ilmuan Islam mengantar kepada pengamatan teliti, eksperimen terkontrol, dan catatan yang hati-hati", Francis Robinson (Atlas Of The Islamic World Since tahun 1500M), dan masih banyak pengakuan lainya yang tidak bisa ditulis satu persatu.
Tidak berhenti sampai disitu, dalam dunia kedokteran Islam juga memberikan sumbangsih yang luar biasa besar untuk dunia, lahirnya para dokter dan peralatan kesehatan yang belum pernah ditemukan sebelumnya seperti termometer, lensa, alat bedah dan lain sebagainya juga merupakan karya ilmuan muslim.
Islam unggul dalam segala bidang.
Melalui penggabungan kecerdasan ilmiah dan kreatifitas teknologi yang berbasis spiritual (technoscience-spiritual-quotient) sehingga melahirkan para ilmuan dan generasi keemasan peradaban Islam, sebuah era dimana diyakini adanya keseimbangan luar biasa antara budaya rasional dan transendental, antara dunia aqli dan naqli serta antara kemajuan dunia dan akhirat. Sebuah prestasi luar biasa yang tidak pernah diraih oleh peradaban manapun didunia.
Kegemilangan itu tidak lain, karena diterapkanya sistem Khilafah yang mengadopsi seluruh hukum Islam tanpa terkecuali. Ketundukan seorang Muslim juga dilihat dari ketundukanya kepada ajaran Islam baik itu Khilafah, Shalat, Zakat dan lain-lainya. Bahkan pengingkaran terhadap satu ajaran Islam dinggap sebagai pengingkaran terhadap ajaran Islam secara keseluruhan.
Allah SWT berfirman:
ثُمَّ اَنْـتُمْ هٰۤؤُلَآ ءِ تَقْتُلُوْنَ اَنْفُسَكُمْ وَتُخْرِجُوْنَ فَرِيْقًا مِّنْكُمْ مِّنْ دِيَارِهِمْ ۖ تَظٰهَرُوْنَ عَلَيْهِمْ بِا لْاِثْمِ وَا لْعُدْوَا نِ ۗ وَاِ نْ يَّأْتُوْكُمْ اُسٰرٰى تُفٰدُوْهُمْ وَهُوَ مُحَرَّمٌ عَلَيْكُمْ اِخْرَاجُهُمْ ۗ اَفَتُؤْمِنُوْنَ بِبَعْضِ الْكِتٰبِ وَتَكْفُرُوْنَ بِبَعْضٍ ۚ فَمَا جَزَآءُ مَنْ يَّفْعَلُ ذٰلِكَ مِنْکُمْ اِلَّا خِزْيٌ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۚ وَيَوْمَ الْقِيٰمَةِ يُرَدُّوْنَ اِلٰۤى اَشَدِّ الْعَذَا بِ ۗ وَمَا اللّٰهُ بِغَا فِلٍ عَمَّا تَعْمَلُوْنَ
summa antum haaa`ulaaa`i taqtuluuna anfusakum wa tukhrijuuna fariiqom mingkum min diyaarihim tazhooharuuna 'alaihim bil-ismi wal-'udwaan, wa iy ya`tuukum usaaroo tufaaduuhum wa huwa muharromun 'alaikum ikhroojuhum, a fa tu`minuuna biba'dhil-kitaabi wa takfuruuna biba'dh, fa maa jazaaa`u may yaf'alu zaalika mingkum illaa khizyun fil-hayaatid-dun-yaa, wa yaumal-qiyaamati yurodduuna ilaaa asyaddil-'azaab, wa mallohu bighoofilin 'ammaa ta'maluun
"Kemudian, kamu (Bani Israil) membunuh dirimu (sesamamu) dan mengusir segolongan dari kamu dari kampung halamannya. Kamu saling membantu (menghadapi) mereka dalam kejahatan dan permusuhan. Dan jika mereka datang kepadamu sebagai tawanan, kamu tebus mereka, padahal kamu dilarang mengusir mereka. Apakah kamu beriman kepada sebagian Kitab (Taurat) dan ingkar kepada sebagian (yang lain)? Maka tidak ada balasan (yang pantas) bagi orang yang berbuat demikian di antara kamu selain kenistaan dalam kehidupan dunia dan pada hari Kiamat mereka dikembalikan kepada azab yang paling berat. Dan Allah tidak lengah terhadap apa yang kamu kerjakan."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 85)
Dalil diatas pada mulanya menyerukan orang-orang ahkuk kitab (Yahudi) yang enggan untuk mengimani apa yang dibawa nabi mereka dan diturunkan Allah, sehingga mereka mendapatkan ancaman dan kekafiran mereka. Namun ayat ini juga berlaku untuk seluruh kaum Muslim pada umumnya. Wah, jika aktifitas pengingkaran yerhadap ajaran saja Allah muka, apalagi jika seorang yang mengaku muslim justru berani menghapus ajaran Islam. Pada hakikatnya orang-orang yang memusuhi Islam dan ajaranya sedang berhadapan langsung dengan Raja yang menguasai hari pembalasan yakni Allah SWT.
Wallahu a’lam bish-shawab. [ ]
Post a Comment