Oleh : Rafilah
Belakangan angka pengangguran di Indonesia dikabarkan menurun, namun nyatanya berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tengah tahun ini, tercatat ada 5,01 persen penduduk produktif yang menganggur. Indonesia tertinggal dari Laos dan Kamboja, yang secara berurutan mencatatkan 0,60 persen dan 0,10 persen pengangguran dalam data BPS. Artinya, ini memang menjadi angka terendah dalam sejarah Indonesia, tetapi tetap menjadi yang tertinggi kedua di Asia Tenggara.
Padahal beberapa waktu mendatang Indonesia sedang menghadapi periode krusial bonus demografi. Kepala Generasi muda Indonesia (gsm) Muhammad Nur Rizal, jumlah generasi milenial yang berusia 20-35 tahun mencapai 24 persen, setara dengan 63,4 juta dari 179,1 juta jiwa yang merupakan usia produktif (14-64 tahun).
Perekonomian Indonesia tumbuh, ya tumbuh tapi melambat. Jangankan menagih janji pertumbuhan 7% di awal kampanye Joko Widodo (Jokowi) 2014 lalu, ekonomi Indonesia tak mampu bergerak dari 5%. Perlambatan ekonomi Indonesia kian nampak sejak triwulan I-2019. Dan BPS baru saja melaporkan ekonomi Indonesia tumbuh melambat pada triwulan III-2019. Konsumsi rumah tangga sendiri pada triwulan III-2019 mencapai 2,69%. Sementara yang lainnya masih loyo dan tak bisa diharapkan. Ekonomi Indonesia tumbuh 5,02% di triwulan III-2019 atau lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang mencapai 5,05%.
Sedangkan wacana penghapusan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) ditolak oleh beberapa pemerintah daerah. Salah satunya Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto. Menurut Bima, alasan mengapa dirinya tidak setuju karena tidak semua aspek yang ada di dalam IMB dan Amdal bisa dimasukan ke dalam Rancangan Detail Tata Ruang (RDTR). Ditambah lagi, belum semua daerah memiliki RDTR.
"Kalau pertanyaannya setuju atau enggak jawaban saya tidak setuju. Apakah bisa diatur lewat RDTR? Bisa iya, bisa enggak," ujarnnya dalam sebuah diskusi di Kantor Kementerian ATR, Jakarta, Jumat (8/11/2019). Jangan sampai, investasi yang datang justru membuat kenyamanan masyarakat untuk tinggal terganggu. Oleh sebab itu, untuk mengatur kenyamanan tersebut masih diperlukan IMB dan Amdal.
Menurut pandangan islam, Pemimpin bukan hanya terbatas bertanggung jawab pada keamanan negara, seperti keamanan rakyat-rakyatnya dan juga keamanan untuk mengantisipasi serangan dari luar, tetapi juga pemimpin harus bisa mensejahterakan masyarakat, menjadikan negara tersebut berkembang dengan masyarakat yang hidup damai dan menjadi seorang pemimpin dan pemakmur muka bumi. Dimasa ini sudah banyak atau sudah sering terjadi ketidak adilan dan yang menjadi korban adalah rakyat yang lemah.
Peran seorang pemimpin adalah untuk menjamin perekonomian agar berjalan sesuai syari’ah yang ada didalam islam dan untuk memastikan agar tidak terjdi sebuah pelanggaran terhadap hak-hak manusia.
Sebenarnya masih banyak lagi tanggung jawab dari seorang pepimpin, yaitu mewujudkan keadilan jaminan sosial kepada masyarakat dan juga penyediaan lapangan kerja merupakan kewajiban dari negara, akan tetapi masyarakat juga harus mentaati segala peraturan dari pemerintah.
Indonesia saat ini sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia seharusnya bisa berpeluang menjadi kiblat sistem ekonomi Islam di dunia. Namun pada kenyataannya saat ini Indonesia adalah salah satu negara yang menjadi korban atas jebakan sistem kapitalis dunia. dan saat ini pun Rezim masih mengalami kegagalan pembangunan ekonomi, Karena sistem yang makin liberal dan memenangkan kepentingan investor.
Bukti, pertumbuhan mentok, kesejahteraan makin merosot (penerimaan negara seret, kelaparan merajalela, jutaan orang menganggur dan makin berat beban hidup dg kenaikan tarif beraneka layanan publik). Bahkan utk mendorongi investasi asing dibuat kebijakan merusak lingkungan, mengganggu kenyamanan dan keamanan warga (wacana penghapusan Amdal dan IMB utk investor)
Sistem ekonomi Islam lah yang bisa menjadi solusi yang tepat bagi Indonesia untuk keluar dari jebakan sistem kapitalis yang selama ini menjerumuskan Indonesia pada krisis berkepanjangan serta ketergantungan kepada kelompok negara Kapitalis. Karena sejarah mencatat sistem ekonomi Islam pernah berjaya dalam mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran suatu negara.
Post a Comment