Aksi #ReformasiDikorupsi: Akankah Membawa Perubahan Hakiki?




Oleh: Pri Afifah
Aktifis Muslimah Peduli Generasi

Sudah jatuh, tertimpa tangga pula. Begitu kira-kira ungkapan yang tepat untuk aksi mahasiswa baru-baru ini. Kondisi karut-marut negeri yang mendorong para mahasiswa dan berbagai elemen masyarakat, serta diikuti oleh pelajar STM untuk meminta keadilan penguasa. Justru  mendapatkan sambutan gas air mata dari aparat polisi. 
Aksi yang diikuti oleh aliansi mahasiswa dan masyarakat sipil  berujung ricuh, hingga menimbulkan korban jiwa dan berbagai kerugian yang diderita negara.  Hingga rabu dini hari, setidaknya ada 232 orang yang menjadi korban dari aksi ini. Aksi yang berlangsung di berbagai daerah mulai dari Jakarta, Bandung, Sumatra Sulawesi Selatan tersebut. (Kompas.com, 25/09/2019)

Terjadinya aksi mahasiswa adalah bukti bahwa negeri ini sedang tidak baik-baik saja. Kondisi inilah yang mendorong mahasiswa untuk melakukan aksi. Yang menuntut agar membatalkan revisi berbagai undang-undang bermasalah.

Seperti dilansir oleh Kompas.com, salah satu tuntutan mahasiswa adalah pertama, merestorasi upaya pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme. Poin-poin dalam revisi undang-undang KPK disinyalir akan melemahkan kinerja KPK. (Kompas.com, 24/09/2019)

Pada hakikatnya gerakan mahasiswa  tumbuh karena adanya dorongan untuk mengubah kondisi kehidupan yang ada menuju perubahan yang lebih baik. (Erawan, Perjalanan Gerakan Mahasiswa Indonesia 1966-1978. 1989: 43). Sejarah membuktikan gerakan mahasiswa menjadi salah satu unsur penting dalam setiap perubahan. Jatuhnya Orde Lama tahun 1966 hingga tumbangnya Orde Baru tahun 1998 menjadi salah satu bukti tak terbantahkan.


Akankah Membawa Perubahan Hakiki?

Faktanya yang terjadi adalah pertama, pragmatisme politik. Dimana aktivis/aktor perubahan justru kemudian menjadi bagian tak terpisahkan dari rezim korup. Ketika menjadi mahasiswa ikut menjadi bagian dari aksi untuk perubahan, akan tetapi setelah memiliki kemampuan ia menjadi bagian dari rezim.
Kedua, tidak ada tawaran konsepsi yang jelas bagaimana pemerintahan akan dijalankan, yang ada hanya perbaikan parsial (tambal sulam). Aksi mahasiswa hanya sekedar aksi, tidak memberikan konsep pemerintahan yang jelas. Akan dibawa kemana berjalan roda pemerintahan ini?
Ketiga, karena tidak adanya tawaran konsepsi yang jelas untuk menjalankan pemerintahan, yang terjadi tetap langgengnya pengelolaan pemerintahan yang sekuler-kapitalistik, hanya pergantian rezim semata. Alhasil, aksi mahasiswa ini tidak menuju perubahan hakiki, hanya pergantian rezim.


Bagaimana Agar Terjadi Perubahan Hakiki?

Masyarakat harus sadar  akan kondisi negeri ini. Berbagai persoalan yang menimpa mulai dari masalah  sosial, ekonomi, politik, hukum dan sebagainya. Persoalan tadi, termasuk tuntutan Aksi #ReformasiDikorupsi, adalah akibat diterapkannya sistem demokrasi-kapitalisme (berasaskan sekulerisme) yang tengah eksis saat ini. Dengan kata lain, persoalan utamanya (qadhiyah mashiriyah) adalah tidak adanya kehidupan Islam yang di dalamnya diterapkan syariah secara kaffah. Karena itu umat Islam, termasuk di dalamnya mahasiswa, harus berjuang bersama untuk mewujudkan kehidupan Islam.
Islam adalah agama sempurna, yang  mengatur berbagai aspek kehidupan. Islam mengatur hubungan manusia dengan Tuhan-Nya. Hal ini mencakup  dalam urusan aqidah dan ibadah. Islam juga mengatur hubungan manusa dengan dirinya. Makan, minum, berpakaian dan akhlak  diatur didalam Islam.
Islampun mengatur hubungan dengan manusia dan sesamanya. Islam memiliki konsep pemerintahan Islam, tata cara berekonomi, sistem pendidikan, sistem persanksian, termasuk sistem sosial.  Dari sini bisa disimpilkan bahwa Islam adalah agama sekaligus ideologi yang sempurna yang berasal dari Allah Swt.
Karena masalah utamanya adalah diterapkannya sistem demokrasi sekuler maka perubahan harus mengarah pada penyelesaian problematika utama.  Yaitu mengajak kepada penerapan Islam secara menyeluruh dalam berbagai aspek melalui satu kepemimpinan politik Islam (khilafah). Perubahan ini harus dilakukan secara bersama-sama (berjamaah) dan bersifat politis karena inti dari problematika utama adalah persoalan politik.


Apa saja yang Perlu Disiapkan?

Segenap konsep Islami di bidang ekonomi, politik, hukum, pendidikan, sosial, budaya, hankam dan lain-lain yang diperlukan setelah terjadinya perubahan untuk melanjutkan kehidupan Islam. juga SDM yang amanah dan profesional serta memahami konsep di atas dan mampu menerapkannya. Dengan mengikuti apa yang sudah dicontohkan Rosulullah Saw, maka perubahan hakiki akan segera terwujud.
Perubahan hakiki ke arah Islam membutuhkan waktu yang lama dan penuh rintangan, karena itu diperlukan keikhlasan, kesabaran, dan keberanian.

Penutup

Dua dasawarsa reformasi ternyata tidak membawa Indonesia menjadi lebih baik. Perubahan yang terjadi sekadar perubahan rezim, bukan perubahan sistem. Umat Islam, termasuk di dalamnya mahasiswa, harus berjuang bersama menuju perubahan hakiki, yaitu perubahan ke arah penerapan syariah Islam secara kaffah. 
Mari berjuang, Allah Swt  bersama siapa saja yang berpegang teguh pada Islam.

Wallahu 'alam bishshawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post