Mengapa Penusukan Wiranto Jadi Viral ?

Oleh : Rahmawati Rahman
(Pemerhati generasi dan isu sosmed)

" Lho betul dong dugaanku. Wong kemarin di TV saya ndak melihat ada darah di tubuh Pak W. Dan semua berita datang dari satu sumber video-HP dengan posisi adegan tertutup pintu mobil satu dengan kaca terbuka lalu pintu satunya dengan kaca tertutup ber-riben gelap,” tulisnya.
“Kami orang-orang pekerja film cukuplah meresponnya dengan tersenyum semanis madu, hehehe… Love you all! Kecup jauh deh, muah… muah… muah… muah!,” ungkap Marissa Haqque di Insta storynya.

Sekejap peristiwa penusukan MenkoPolhukam Wiranto viral. 
Kepala Badan Intelijen Negara Budi Gunawan mengatakan  yang melakukan penusukan terhadap Pak Wiranto  bernama Syahrial Alamsyah alias Abu Rara adalah teroris jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bekasi. Dan telah dipantau selama 3 bulan oleh Badan Intelijen Negara(Tempo.co).

Berita penusukan ini banjir kicauan. Dari Politikus. Selebritis. Hingga istri TNI. Ada yang menanggapi dengan senyuman. Nyinyiran. Sampai mengundang pidana.

Mengapa penusukan terhadap pak Wiranto bisa viral dan memancing para komentator? 
Karena narasi-narasi yang dibangun selama ini adalah pencitraan di atas kebohongan-kebohongan.

Ketidakmampuan dalam peri'ayahan umat telah membuat penguasa mempermalukan dirinya. Ibarat jaring laba-laba terlihat kokoh di luar ternyata rapuh, Lemah di dalamnya.

Maka jangan salahkan rakyat jika Narasi penguasa makin tak dipercaya. Mereka sudah cerdas seperti batu cadas yang ditempa oleh alam yang keras. 

Dalam sistem sekuler liberal. Pemimpin terbiasa berbohong dengan pencitraan yang super mahal dan melelahkan. menjual janji agar hajatnya terlaksana. Menepis kepentingan rakyat. Beda sekali dengan kepemimpinan Islam. Penguasa dicintai rakyat. Sebab menjalankan tugasnya sebagai pengatur  dan pengurus rakyat berdasarkan Al quran dan Sunnah. Bukan berdasarkan keuntungan dan kepentingan. 

Seperti kisah Umar bin Abdul aziz seorang pemimpin Islam yang adil dan sederhana. Di awal  diangkat menjadi khalifah, Ia selalu mengurung diri dan menangis memikirkan nasib umatnya bagaimana pertanggung jawabannya kelak di hari kiamat.
Keadilan sang khalifah pun dirasakan rakyat kecil termasuk penggembala ternak. Bahkan kebajikannya terasa sejak hari pertama beliau dilantik. Malik bin Dinar berkata, “Ketika Umar bin Abdul Aziz diangkat menjadi khalifah, para penggembala domba dan kambing berkata terheran-heran, ‘Siapa orang saleh yang kini menjadi khalifah umat ini? Sungguh, keadilannya telah mencegah serigala memakan domba-domba kami’.”
Muhammad Sayid Muhammad Yusuf dalam bukunya At-Tamkin Lil Umat Islamiyah Fi Dhau’ Al-Qur’anul Karim, mengutip kesaksian Abdurrahman bin Zaid bin Al-Khattab. Katanya, suatu hari datang menemui Khalifah Umar bin Abdul Aziz seorang warga dengan harta sangat banyak. Oleh Khalifah, harta itu disarankan untuk dibagikan kepada fakir-miskin.Orang itu lalu mencari kesana kemari fakir-miskin namun tidak menemui barang seorang pun. Ia lalu teringat pada warga paling miskin diantara mereka, tapi ternyata kini sudah tidak kekurangan lagi.
”Sungguh Umar telah membuat semua orang sejahtera,” katanya menyimpulkan.

Dari kisah diatas kita dapat simpulkan spt itulah pemimpin yang dirindukan oleh rakyat. Bukan pelecehan-pelecehan yang dilakukan penguasa terhadap rakyat dan kaum intelektual seperti sekarang. 

Semoga Narasi-narasi yang dipertontonkan kepada rakyat bukan settingan tapi sungguhan. Mari kembalikan kepemimpinan hakiki berdasarkan ideologi Islam bukan kepada yang lain.

Wallahu'alam bish asshowwab.

Post a Comment

Previous Post Next Post