Mencegah Anak dari Kecanduan Gadget



Oleh : Dian Puspita Sari 
Aktivis Muslimah dan  Member Akademi Menulis Kreatif 

Betapa ironis dan mirisnya menyaksikan generasi bangsa ini sudah menjadi pecandu gadget di usia dini dan belia. Yang namanya kecanduan pasti butuh direhabilitasi, hingga ratusan diantara mereka (berusia 5-15 tahun) membanjiri rumah sakit jiwa di Cisarua, Jawa Barat. Seperti yang dilansir oleh tribunnews.com (10/10/2019)

Tulisan kali ini fokus pada usaha preventif yakni mencegah lebih baik daripada usaha kuratif yakni mengobati anak yang sudah terlanjur kecanduan gadget. Karena usaha kuratif ini tentu akan lebih berat dilakukan oleh kita sebagai orang tua yang bisa jadi juga termasuk bagian dari pecandu gadget tersebut. Selain juga butuh tenaga ahli yang mumpuni dalam hal kejiwaan. Seperti yang dilakukan rumah sakit jiwa terhadap ratusan anak di Cisarua di atas. Usaha preventif dari sisi pendampingan orang tua tentu jauh akan lebih baik daripada kuratif. Karena mencegah lebih baik daripada mengobati.

Lalu bagaimana mencegah anak-anak kita dari kecanduan gadget? 
1. Membangun kepribadian Islam yang kuat pada anak kita kuncinya adalah;  
Pahami bahwa gadget hanyalah benda/alat. Secanggih apapun dia, tak kan bisa memaksa manusia untuk melakukan kebaikan atau keburukan. Manusialah yang berkuasa untuk menggunakannya sesuai kebutuhan atau melebihi kebutuhan hingga mnjadi kecanduan. Tentu usaha ini harus kita lakukan pada diri kita terlebih dahulu sebagai orang tua. Karena kita ingin menjadikan diri kita sebagai teladan bagi anak kita. Lalu kita lakukan terhadap anak kita. Bangun pola pikir dan sikap Islam yang kuat pada diri anak kita. Dengan pola pikir dan sikap itulah anak kita akan mampu menentukan bagaimana harus bersikap terhadap teknologi, termasuk gadget. 

2. Jangan pernah memberikan gadget pada anak usia dini (0-7 tahun) sebagai sarana bermain atau belajar tanpa pendampingan orang tua. 
Jangan pernah menjadikan gadget sebagai sarana agar anak duduk manis dan tenang di saat kita sibuk dengan aktivitas rutin. 
Membiarkan mereka larut dalam aktivitas gadget dengan alasan apapun takkan mampu melejitkan kemampuan mereka. Justru sebaliknya. Speech delay, egois, individualis, tantrum dan kesulitan mengendalikan diri adalah beberapa dampak buruk yang diakibatkan oleh ketergantungan anak kita pada gadget yang kita berikan pada mereka. 
Sebaliknya, perbanyaklah aktivitas yang memperkuat hubungan kita dengan anak kita. Seperti bermain bersama, belajar bersama, story telling, dan aktivitas berfaedah lainnya dengan meniadakan gadget ketika membersamai mereka. 

3. Jangan pernah memberikan gadget berjaringan internet kepada anak kita sebelum mereka siap. Kapan itu? Yakni sebelum kita yakin pada diri anak kita sudah terbangun syaksiyah Islamiyah (kepribadian Islam), yang seharusnya sudah kita pastikan terbangun sebelum anak kita menjadi mukallaf (aqil baligh). 
Sebagai tambahan, Bill Gates dan Steve Jobs sendiri sebagai inventor dan pendiri industri teknologi digital/komputer dunia menegaskan bahwa anak seharusnya tak diperkenankan untuk memiliki smartphone sebelum berusia 14 tahun. 

4. Di saat kita merasa anak kita butuh ponsel  untuk berkomunikasi, berikanlah mereka ponsel dengan fitur standar, hanya untuk menelepon dan SMS saja, bukan smart phone berjaringan internet dan beragam aplikasi lainnya. 

5. Jika anak usia sekolah mulai butuh akses internet untuk proses belajar mereka, berikanlah mereka akses tersebut dengan orang tua sebagai pengendali pasokan jaringan internet dan dampingi mereka selama mencari informasi apapun yang mereka butuhkan. Kuota akses internet sendiri diberikan dalam bentuk jaringan wifi  bersama di rumah, bukan di gadget pribadi anak. Dengan tempat mengaksesnya di ruang keluarga bukan di kamar pribadi anak, agar memudahkan orang tua untuk memantau aktivitas anak selama menggunakan gadget. 

6. Pastikan konten yang diakses anak-anak kita steril dari pornografi. Karena pornografi memiliki mekanisme tersendiri dalam memunculkan kecanduan bagi para pengaksesnya. 

7. Tetapkan batas waktu pada anak dalam menggunakan ponsel pintar. Dan tegaslah dalam hal ini.

8. Arahkan dan alihkan fokus perhatian anak kita pada gadget kepada hal-hal lainnya yang menyibukkan diri mereka dengan beragam hal edukatif dan berfaedah. Misalnya, menyibukkan mereka dengan aktivitas olah raga yang akan memperkuat fisik mereka dan memberikan buku-buku bergizi yang mencerdaskan akal mereka. 

9. Sebaik apapun kita sebagai orang tua dalam melahirkan anak sholih dan berkarakter Islam, semua usaha keras kita takkan cukup tanpa dukungan kontrol sosial dari masyarakat dan sistem/aturan kehidupan bernegara yang kondusif bagi terciptanya generasi rabbani dambaan Islam dan umat. Yakni aturan kehidupan yang berpedoman pada kitabullah dan assunah. 


Dan yang terpenting adalah pesan yang harus selalu kita ingat dari Umar bin Khaththab Ra, "Didiklah anak-anakmu itu berlainan dengan keadaan kamu sekarang  karena mereka telah dijadikan Allah untuk zaman yang berbeda.” 
Maka tanamkan kecintaan anak kita pada Allah, agama & nabi-Nya  sejak usia dini agar tidak tergerus oleh perkembangan zaman, termasuk mampu bersikap bijak dalam menggunakan teknologi agar tak menjadi korban penyalahgunaan teknologi. 

Wallahu a'lam bisshawwab.

Post a Comment

Previous Post Next Post