Membentuk Madrasah Kuat Dimulai Dari Ayah

Oleh : Susi Maryam Mulyasari, s.pd.I 
(ibu rumah tangga)

Seorang ibu NP (21) menggelonggong anaknya ZNL (2,5) dengan air galon hingga tewas. NP mengaku menyiksa anaknya lantaran stres diancam akan diceraikan oleh sang suami (detikNews.com).

Kejadian ini cukup miris dan sudah banyak terjadi di era zaman modern ini, kalau kita amanati ada beberapa faktor kenapa tindakan seorang ibu menyalahi fitrahnya yg seharusnya menjadi madrasah pertama tapi justru menjadi malaikat maut bagi anak-anaknya, salahsatunya faktornya adalah hilangnya peran seorang suami sebagai kepala rumah tangga  atau kepala sekolah dalam rumah hingga tak mampu membentuk dan menjadikan rapuh madrasah pertama bagi anak-anaknya yaitu ibu. Para ayah lupa bahwa tak hanya mencari nafkah cukup menunaikan kewajiban dia dalam keluarga, tapi ada peran tak kalah penting dan wajib yaitu memberikan pendidikan dan kenyamanan dalam konsep Islam, padahal jika kita merujuk pada agama contoh hal nabi Yaqub saja ketika menjelang kematiannya ia kumpulkan anak-anaknya bukan untuk membagikan harta kekayaan yang telah terkumpul semasa hidupnya, akan tetapi ia arahkan anak-anaknya dipastikan ketika bapaknya meninggal mereka kenal Allah swt, seperti disebutkan dalam firman Allah SWT :
وَوَصّٰى بِهَاۤ اِبْرٰهٖمُ بَنِيْهِ وَ يَعْقُوْبُ ۗ يٰبَنِيَّ اِنَّ اللّٰهَ اصْطَفٰى لَـكُمُ الدِّيْنَ فَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَ نْـتُمْ مُّسْلِمُوْنَ ۗ ‏
"Dan Ibrahim mewasiatkan (ucapan) itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'qub. Wahai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini untukmu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 132)

اَمْ كُنْتُمْ شُهَدَآءَ اِذْ حَضَرَ يَعْقُوْبَ الْمَوْتُ ۙ اِذْ قَا لَ لِبَنِيْهِ مَا تَعْبُدُوْنَ مِنْۢ بَعْدِيْ ۗ قَا لُوْا نَعْبُدُ اِلٰهَكَ وَاِ لٰهَ اٰبَآئِكَ اِبْرٰهٖمَ وَاِسْمٰعِيْلَ وَاِسْحٰقَ اِلٰهًا وَّاحِدًا ۚ وَّنَحْنُ لَهٗ مُسْلِمُوْنَ
"Apakah kamu menjadi saksi saat maut akan menjemput Ya'qub, ketika dia berkata kepada anak-anaknya, Apa yang kamu sembah sepeninggalku? Mereka menjawab, Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, yaitu Ibrahim, Ismail, dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami (hanya) berserah diri kepada-Nya."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 133)

Mari perhatikan bahwa fakta yang terjadi saat ini, banyak orangtua yang melahirkan dan membesarkan anak tanpa tujuan, antar Suami dan istri hanya sebagai pemuas biologis saja, hingga lupa seorang ibu punya kewajiban sebagai madrasah pertama dan ayah yang mempersiapkan ibu sebagai sosok pendidik pertama bagi anak-anaknya.

Sesungguhnya melahirkan dan membesarkan anak tanpa tujuan sama saja mempersiapkan anak menjadi mesin penghancur orangtua di masa depan dunia maupun akhirat.

Bagaimana tidak, tak sedikit generasi milenial saat ini lupa rasa malu hingga tak segan membuka aurat bahkan perzinahan merajalela, lupa tanggung jawab akhirnya menjadi anak yang sedikit empati terhadap sesama, tak ada rasa sayang kepada orangtua akhirnya tak berbakti kepada keduanya dan yang paling mengkhawatirkan adalah lupa bahwa dia sebagai makhluk kepada Tuhannya Allah SWT.

Oleh karena itu peran sebagai seorang ayah dalam Islam bukan hanya mencari nafkah; materi sebagai tujuan, akan tetapi wajib pula mempersiapkan dan memastikan para ibu yang tangguh secara mental dan keilmuan untuk jadi madrasah pertama bagi anak-anaknya, menjalin sinergi antar ayah dan ibu untuk membentuk tujuan hidup anak-anaknya bahwa ridho Allah SWT sebagai akhir dari segala tujuan mereka, karena dalam Islam kewajiban orangtua terutama ayah adalah menjaga keluarganya dari api neraka, seperti dalam firman Allah SWT : 
Allah SWT berfirman:

يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْۤا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَا لْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰٓئِكَةٌ غِلَا ظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَاۤ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."
(QS. At-Tahrim 66: Ayat 6)

Maka mulailah saat ini ayah menyiapkan waktu, ilmu dan perencanaan dalam mendidik istri yang kuat bukan hanya fisik, akan tetapi kuat secara mental dan ilmu sehingga terlahir generasi-generasi muslim yang memiliki tujuan, tangguh dan kuat tak tergerus sistem kapitalis yang serba bebas dan hedonis. Wallahu alam

Post a Comment

Previous Post Next Post