Mahasiswa Berdemonstrasi, Rezim Panik ?

Oleh : Annisa

Mahasiswa adalah agent of change. Beberapa Peristiwa kerapkali menjadikan mahasiswa sebagai motor perubahan.

Saat ini jagat perpolitikan sedang ramai dengan aksi demo mahasiswa dari berbagai belahan kota yang menuntut keadilan. Aksi Aspirasi mahasiswa di depan Kantor DPR tersebut pun berakhir tragis. Penumpahan darah tak bisa dihindarkan. Dua mahasiswa tewas, dan puluhan lainya terluka. Sungguh biadap rezim yang begitu kejam terhadap aktivis kampus tersebut. Padahal, tujuan mereka hanya menyuarakan keadilan.

Seharusnya, mahasiswa ikut ambil peran untuk mengontrol jalannya sistem pemerintahan dengan baik dalam membuat kebijakan maupun peraturan.
Sungguh sangat disayangkan, Menristekdikti M.Nasir menyuruh semua rektor agar tidak mengarahkan mahasiswanya untuk berdemo. Nasir mengancam para rektor agar tidak membiarkan mahasiswa pada Universitasnya ikut menyuarakan keadilan dengan sanksi yang tegas “ Kalau dia mengerahkan [mahasiswa untuk berdemo ], maka kami beri sanksi keras. Ada dua, bisa dalam hal ini peringatan : SP1 SP2, ” ujar Nasir (tirto.id).

Hal ini ditanggapi cepat oleh Indonesian Democracy initiative (TlDI). Ia Mengkritik menristekdistrik M. Nasir yang memberikan sanksi terhadap rektor yang menggerakan mahasiswa untuk berdemo         “ ibarat kuliah, menristekdikti ini layak drop out. Kampus secara sejarah adalah laboraturium gerakan moral dan intelektual. Pemerintahan di sebuah negara demokrasi tidak layak punya pernyataan seperti itu ”
Kata direktur esekutif TIDI, Arya Sandhiyudha dalam keterangan tertulis (detik.com).

Meskipun rezim menuduh aksinya itu ditunggangi oleh pihak tertentu.
Tanpa gentar, mahasiswa tetap bersi teguh bahwa aksinya bukan karena ditunggangi atau pun digerakan oleh pihak tertentu. Namun, mereka bergerak dengan penuh kesadaran. Langkahnya ringan menuntut keadilan. Membuka kedok penguasa yang nampak panik dengan aksi mahasiswa yang luar biasa. Dan akhirnya mereka pun menggunakan kekuasaannya untuk menindas bahkan membungkam suara perubahan mahasiswa dengan sewenang-wenang.

Negeri ini pun penuh dengan janji palsu.
Jadi, sesuatu yang mustahil jika kita menginginkan keadilan dengan kondisi negara seperti ini. Aksi turun kejalan sudah berulangkali mahasiswa, buruh, maupun masyarakat lakukan. Tetapi, tetap saja upayanya hanya aksi semata. Aspirasi tidak didengar dan janji terus saja diingkar, masyarakat hanya terus diberikan harapan yang nanti ia sendiri yang akan melanggar.

Selama sistem yang menjadi dasar sebuah perubahan masih meninggikan manfaat untuk kepentingan-kepentingan golongan tertentu saja. Maka siap-siaplah dikepung oleh beragam masalah yang tak kunjung-kunjung usai.

Oleh karenanya, Dibutuhkan perubahan yang mendasar dan hakiki.
Jika kita memang menginginkan solusi yang terbaik dari kerusakan yang menimpa negeri ini. Tentu hanya dengan diterapkannya Syariah Allah secara totalitas dan menyeluruh. Yang telah menjamin kebijakan maupun aturan yang adil.

Islam memiliki aturan yang menjamin  kesejahteraan dunia dan akhirat.
Karena itulah, dibutuhkan adanya penerapan hukum islam secara kaffah, dengan mengarahkan perubahan hakiki melalui metode penegakkan khilafah islamiyah sesuai metode kenabian di bumi ini.

Wallahua'lam bisshawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post