Hijrah dan Perubahan Hakiki

Oleh: Nur Aini Fajri 
(Aktivis Back to Muslim Identity Community)

Beberapa tahun belakangan ini fenomena hijrah menjadi tren di kalangan masyarakat. Mulai dari kalangan pemuda, pengusaha, hingga artis. Hijrah dalam konteks ini tampak dalam perubahan dari beberapa aspek kehidupan individu yang hijrah tersebut. Mulai dari perubahan pakaian, perubahan aktivitas, hingga perubahan lingkungan sosial.

Seseorang yang berhijrah mulai mencoba untuk berubah ke arah yang lebih baik. Pakaian yang awalnya tidak syar’i dan menampakkan aurat mulai berubah menjadi pakaian yang menutup aurat. Aktivitas sehari-hari yang awalnya sarat dengan kelalaian bahkan terjerumus ke dalam kemaksiatan akhirnya berganti dengan pengajian dan diskusi keislaman. Pun teman-teman yang awalnya mempengaruhi si individu untuk senantiasa dalam kelalaian dan aktivitas-aktivitas yang tidak sesuai syariat berganti dengan teman-teman yang sama-sama sedang berjuang di jalan ketaatan. 
Itulah fakta hijrah yang cukup kasat mata yang bisa kita saksikan. Hijrah dimaknai sebagai perpindahan dari suatu tempat ke tempat lain, dan dimaknai juga sebagai perpindahan dari suatu kondisi ke kondisi yang lain yang tentunya lebih baik. Jika melihat fenomena hijrah yang dilakukan para individu zaman sekarang, maka perubahan ke arah yang lebih baik sangat jelas terlihat. 
Sebagai seorang muslim, dalam melihat fenomena hijrah ini, tentu sangat perlu merujuk kepada hijrah yang dilakukan oleh Rasulullah saw. Apalagi sekarang merupakan bulan Muharram yang peristiwa hijrahnya Rasul saw. terjadi di bulan ini. Seperti apakah hijrah yang dilakukan oleh Rasul saw.? Dalam banyak ceramah sering dibuka dengan muqqadimah ...Shalawat serta salam tak bosan-bosannya kita kirim kan kepada junjungan kita yakninya nabi Muhammad saw. yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang... Seperti apakah perubahan dari kegelapan menuju terang benderang yang dilakukan oleh Rasul saw.?
Rasulullah saw. diutus ke tengah-tengah masyarakat Makkah yang pada saat itu sangat jahiliyah. Hukum yang berlaku ialah hukum rimba, yang kuat menindas yang lemah. Bayi perempuan dibunuh hidup-hidup karena dianggap sebagai aib keluarga. Perempuan tidak dimuliakan bahkan perempuan hanya dijadikan sebagai alat pemuas hasrat seksual laki-laki. Perekonomian berbasis riba dan aktivitas perdagangan di pasar dijalankan atas asas kecurangan dan ibadah penuh kesyirikan
Dengan perjuangan dakwah yang luar biasa, Rasulullah saw. dan para sahabat dan pengikut beliau mampu membawa perubahan yang luar biasa terhadap tatanan kehidupan masyarakat pada masa itu. Dalam rentang waktu 23 tahun, masyarakat jahiliyah yang hidup dalam kehinaan telah berubah menjadi masyarakat Islam yang hidup dalam kemuliaan. Aktivitas dakwah dalam rangka menyebarkan ajaran Islam tidak berhenti sampai pada masa Rasulullah saja. Aktivitas tersebut dilanjutkan oleh para khalifah setelah beliau. Pencapaian yang luar biasa, hampir dua per tiga dunia berada di bawah kemuliaan penerapan aturan Islam.
Itulah hijrah yang dilakukan oleh suri tauladan umat Islam yang dilanjutkan oleh para khalifah setelahnya. Hijrah yang dilakukan tak sebatas pada hijrahnya individu. Melainkan hijrah masyarakat, dari masyarakat jahiliyah menuju masyarakat Islam. Hijrah dari kemaksiatan menuju ketaatan secara total dalam seluruh aspek kehidupan. Umat hidup dalam kemuliaan Islam selama 13 abad.
Pada tahun 1924 lalu, institusi Islam yang selama ini menjaga agar syariat Islam senantiasa terterapkan diruntuhkan. Keruntuhan institusi Islam ini menjadi tonggak kembalinya kehidupan jahiliyah. Bahkan bisa dikatakan lebih parah dibandingkan dengan jahiliyahnya masyarakat Makkah. 
Jahiliyah Makkah terkenal dengan tradisi mengubur bayi perempuan hidup-hidup karena dianggap sebagai aib keluarga. Sementara jahiliyah sekarang atau disebut juga dengan jahiliyah modern, terkenal dengan banyaknya kasus aborsi. Kehidupan kembali dipenuhi kecurangan, penindasan, ketidakadilan, kebobrokan moral dan masih banyak lagi bentuk kejahiliyahan lainnya.
Melihat fakta seperti ini, tentu spirit hijrah untuk kembali hidup dalam kemuliaan Islam harus ada dalam diri setiap muslim. Bukan sekedar hijrah secara individu, melainkan hijrahnya masyarakat. Rasulullah sebagai suri tauladan telah memberikan contoh kepada kita bagaimana metode hijrah atau perubahan masyarakat. 
Rasulullah saw. mendakwahkan Islam di tengah masyarakat dan menjadikan masyarakat menemukan jati dirinya. Bahwa setiap individu masyarakat merupakan hamba Allah swt. yang harus tunduk dengan aturan-Nya. Rasulullah saw. juga memahamkan masyarakat bahwa aturan yang cocok untuk manusia ialah aturan dari Sang Pencipta. Setelah masyarakat sadar maka masyarakat akan menerima Islam sebagai aturan yang diterapkan dalam setiap aspek kehidupan. Penerapan Islam secara total inilah yang kemudian membawa masyarakat kepada hijrah yang sempurna. Perubahan tatanan kehidupan akan terwujud. Islam rahmatan lil alamin akan terasa.
Sebagaimana rasulullah saw. memperjuangkan agar perubahan terwujud, maka hal yang sama juga harus dilakukan oleh umat Islam masa sekarang. Kehidupan jahiliyah modern tidak bisa terus dibiarkan. Kerusakan harus dihentikan dan itu tidak bisa kecuali dengan jalan hijrah. ...Sungguh Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri... (TQS. Ar-Ra’du [13]: 11). Perubahan itu tidak ditunggu, melainkan diwujudkan dengan perjuangan. Belajar dari perjuangan rasulullah saw. dan para sahabat dalam mewujudkan perubahan kehidupan dan melanjutkan perjuangan yang belum selesai. Jika pada masa lalu Islam berhasil menaungi dua pertiga dunia, maka selanjutnya umat Islam harus punya visi agar Islam mampu menaungi seluruh dunia.

Post a Comment

Previous Post Next Post