Oleh : Analisa
(Muslimah Peduli Generasi)
Entah apa yang harus diungkapkan dan dikatakan di Negeri ini, apakah berpihak pada kebahagian atau kah berpihak pada kesedihan?
Tanggal 20 Oktober 2019 merupakan hari Pelantikan presiden 2019, yang digelar dalam sidang paripurna MPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta. Sesuai dengan keputusan MPR, pelantikan presiden 2019 yang dimulai pada pukul 14.30 WIB dan berlangsung sekitar 80 menit.
Segala upaya baik Fisik, Materi maupun Keamanan dikerahkan agar acara berlangsung lancar. Ada sekitar 1.100 undangan yang disebar oleh MPR Jumlah undangan ini nantinya akan dihadiri oleh anggota MPR, tamu negara hingga duta besar. Mobil Mewah Disiapkan untuk Tamu Negara sebanyak 18 unit mobil Mercedes Benz disiapkan untuk tamu negara, Mercy S450 disiapkan untuk kepala negara sahabat. Sedangkan Mercy E300 untuk pejabat di bawah kepala negara. Selain itu, jumlah kendaraan ini di luar kendaraan yang disiapkan untuk pendukung tamu negara, seperti Alphrad 18 unit, Camry 9 unit, dan Fortuner sebanyak 27 unit.
Wow sangat fantastis bukan?
Ditengah kegalauan Negeri akibat merebaknya Kemiskinan, Impor Pangan Menyekik Petani, Kesehatan terabaikan, BPJS meningkat tajam, Karhutla tak pernah usai sampai Kerusuhan wamena Papua diabaikan, Aksinya nya pun dirasa seolah Rakyat dalam keadaan baik-baik saja seakan menikmati sajian demi sajian yang disuguhkan oleh pemerintahan, malah menjamu tamu dengan berbagai kemewahan tak sadar rakyat dalam ancaman kepunahan, dan aneh bahkan bermimpi menuntaskan kemiskinan tahun 2045.
Rasanya kita dibuat berkhayal dengan Sistem saat ini, dimana sudah banyak diketahui kegagalan dan kebobrokan Sistem ini dalam segala aspek kehidupan terbukti tidak mampu mencerdaskan anak bangsa.
Padahal sejatinya yang menghancurkan dan memecah belah, serta membangkrutkan bangsa ialah sistem serta orang-orang yang berada pada sistem tersebut. Mereka dibuat asyik terbuai dengan racun berbalut madunya kursi empuk dunia Demokrasi, sehingga menghalalkan segala cara guna tersalurnya hawa nafsu dan mengabdinya kepada para penjajah.
Tidakkah kita rindu dengan sistem yang menaungi kita dengan segala suguhan kesejahteraan dan kesenangan, sehingga setiap individu maupun masyarakat ditanggung kebutuhannya oleh Negara.
Islam mengharuskan negara bertanggungjawab sepenuhnya dalam pengurusan hajat hidup publik Apapun alasan tidak dibenarkan negara hanya sebagai regulator.
Ditegaskan Rasulullah Saw, artinya “..Imam (Khalifah) raa’in (pengurus rakyat) dan dia bertanggungjawab terhadap rakyatnya(HR Ahmad, Bukhari).
Dan begitula Islam apabila telah diterapkan dimuka bumi ini Rahmat dari langit dan bumi turun menyertai keseluruan alam dan dengan ini bahwasannya Khilafahlah satu-satunya pelindung umat, yang menjaga agama, kehormatan, darah dan harta mereka. Khilafahlah yang menjadi penjaga kesatuan, persatuan dan keutuhan setiap jengkal wilayah.
Wallahu a'lam bisowab.
Post a Comment