Oleh : Annida Mujahidah Nurul Azmi
(Siswi SMAIT Ar-Rahman Banjarbaru Kalsel)
Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun, begitulah waktu, selalu berjalan tanpa perlu ditunggu, sama halnya dengan sekarang. Tak terasa setahun berlalu, memasuki Muharram 1441 H, awal dari tahun baru Islam, juga awal dari perubahan.
Tahun Hijriah, tentu berkaitan erat dengan peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Makkah menuju Madinah, dimana peristiwa ini menjadi momentum penting dalam lintasan sejarah Peradaban Islam dan awal dari Perkembangan Islam.
Kita semua telah mengetahui bahwa sejak runtuhnya kekhilafahan Utsmaniyah tahun 1924 M, Islam begaikan sebuah kue lezat gratis yang siap dinikmati oleh setiap orang yang tertarik akan indah bentuknya, enak rasanya, elok warnanya dan berbagai macam alasan lainnya. Begitulah analogi sederhana. Hingga sampai saat ini Islam menjadi goyah, terpecah, dan hancur, hanya menjadi remah-remah yang tak berarti, kotor dan tak disegani.
Kaum muslimin seolah kembali ke dalam masa Jahiliah, masa megelapan yang terkungkung dalam ideologi sistem jahiliah, mengakibatkan timbulnya banyak kerusakan, seperti pendidikan merosot, kualitas generasi hancur, kerusakan moralitas kian marak terjadi. Peradaban Islam yang megah gemilang, sekarang tinggal kenangan.
Menilik Masa Lalu
Masyarakat Arab sebelum Rasulullah hijrah adalah masyarakat jahiliah, dapat dilihat dari segala aspek. Dari aspek aqidah, mereka adalah kaum yang menyembah berhala. Dari aspek sosialnya, mulai dari pemabuk, pelacuran, pencurian bahkan perzinahan adalah hal yang lazim dilakukan masyarakat pada saat itu. Dari aspek ekonomi yang curang dan ribawi dan berbagai kerusakan lainnya.
Kecaman dan berbagai tudingan yang dilontarkan terhadap Islam semakin menjadi-jadi sampai Allah turunkan perintah untuk nabi berhijrah ke Madinah.
Islam di Madinah
Setelah melakukan perjalanan panjang, hijrah menuju Madinah, Rasulullah membangun Daulah Islamiyah disana berkat kekuatan politik yang mendukung, Rasulullah mudah untuk menerapkan syari’ah dan khilafah Islamiyah disana, beliau membangun kembali sistem Negara, mengatur dengan lancar dan sempurna, perpolitikan Daulah terus meningkat, menjadi Negara yang ditakuti oleh musush-musuh Islam, bahkan 2 negara adidaya saat itu, Byzantium dan Persia ditaklukan oleh Daulah Islamiyah, melalui Jihad Fi Sabilillah. Hidayah Islam semakin tersebar dan kekuasaan Islam semakin meluas.
Makna Hijrah
Hijrah secara bahasa, merupakan masdar dari kata hajara-yuhaajiru-hijratun yang berarti berpindah dari suatu tempat ke tempat lain.
Ketahuilah bahwa hijrah Rasulullah bukanlah sekedar pemindahan tempat, namun Rasulullah dan kaumnya hijrah dengan meninggalkan segala yang dicintainya, harta, keluarga, anak, istri, suami, kerabat, ibu, bapak, dan lain sebagainya. Mereka meninggalkan segala yang mereka punya tanpa berfikir mereka akan mendapatkannya dikemudian hari, mereka hijrah dengan hanya berbekal keimanan dan ketaatan pada Allah dan Rasul-Nya, inilah sebuah bentuk keimanan tertinggi. Masya Allah.
Masyarakat saat ini, sangat mirip dengan masyarakat Jahiliah pada masa Rasulullah, mengapa demikian?, padahal teknologi sudah sangat maju dan era peradaban masa kini sudah sangat modern, tentunya menilik dari peristiwa dan kejadian yang nyata, bahwasanya di balik teknologi yang maju dan modern pada masa kini tak bisa dipungkiri berbagai kerusakan dan kedzoliman juga terjadi, tak terkecuali di negara-negara maju dan adidaya saat ini, Kapitalisme dan Sosialisme saling beradu dan berkecam, pornoaksi dan pornografi semakin marak, LGBT dan kasus korupsi menjadi hal yang lazim terjadi, belum lagi kasus pembantaian kaum muslimin yang kian marak terjadi, di Uighur, Aleppo, Bosnia, Rohingya dan tak luput yang satu ini, Palestina, dengan ini, manakah kezaliman yang kamu dustakan?.
Ekonomi yang curang dan ribawi, perjudian dan perampokan juga berbagai kerusakan yang terjadi menjadi alibi terkuat mengapa kaum muslimin harus bersatu padu merubah tatanan dunia.
Karena itu, saat ini, kaum muslimin, bahkan dunia, memerlukan tatanan baru, masyarakat memerlukan Negara Ideologis yang dibangun berdasarkan ideologi dan sistem Islam.
Apalagi keruntuhan sistem ekonomi dunia saat ini selain merupakan indikasi lemah dan bobroknya sistem kapitalis, juga mengindikasikan bahwa dunia saat ini memerlukan kehidupan baru. Sistem Kapitalis telah beberapa kali mengalami siklus kebangkrutan dalam lintas sejarah 100 tahun terakhir, menciptakan malapetaka dan kehancuran sehingga sangat tidak mampu menopang peradaban dunia, begitu pula dengan sistem Sosialis-Komunis yang hanya beberapa tahun dapat bertahan, setelah itu menghilang, lengser terkalahkan.
Post a Comment