Oleh : Sri Yana
Sungguh aneh dengan pemimpin Indonesia. Dengan keadaan yang sedang carut-marut, masih bisa mengurusi perdamaian negara Korea Selatan (Korsel) dan Korea Utara (Korut) dalam DMZ Internasional Forum for Peace Economy di Lotte Hotel, Seoul, Korea Selatan.
Sebagaimana di kutip m.detik.com,28/8/2019 bahwa Ketua Umum PDI Perjuangan akan mendorong Korea Selatan dan Korea Utara segera bersatu. Ia akan menawarkan konsep Pancasila kepada kedua negara sebagai jalan mewujudkan perdamaian.
Perdamaian antara Korsel dan Korut akhirnya bermufakat untuk menandatangi Deklarasi Panmunjom untuk perdamaian, Kemakmuran, dan unifikasi Semenanjung Korea. Menyatakan hal itu Ketika Umum PDI Perjuangan berpendapat saat ini sejarah baru telah ditorehkan bukan hanya bagi dua negara, tapi bagi peradaban bangsa Asia. Sehingga Ia mengaku menitikkan air mata dan merasa bahagia.(m.republika.co.id,30/8/2019)
Begitu bahagianya Ketua Umum PDI Perjuangan dengan perdamaian kedua negara. Bagaimana ia menyikapi Papua yang sedang rusuh di negaranya tersebut? Atau adakah upaya yang ingin di lakukannya untuk mendamaikan Papua yang sedang rusuh. Sejauh ini belum terdengar, bagaimana cara mendamaikannya. Dan bagaimana solusinya? Agar Papua kembali membaik.
Benarkah Pancasila bisa dijadikan solusi konflik Korea? Sedangkan Indonesia yang katanya berideologi Pancasila telah nyata-nyata gagal menangani konflik di Papua, Papua semakin hari, semakin ingin melepaskan diri dari Indonesia. Ini justru bukti bahwa bangsa ini membutuhkan Ideologi pemersatu yang hakiki yang bisa melahirkan aturan yang berkeadilan.
Tidak lain, dan tidak bukan aturan yang melahirkan berkeadilan adalah Ideologi Islam, yang mana akidah yang memancarkan peraturan hidup.
Yang hakekatnya Ideologi adalah cara pandangnya menyeluruh tentang kehidupan (akidah) yang melahirkan aturan bagaimana mengatur kehidupan tersebut. Dan Islam adalah Ideologi yang benar dan akan melahirkan aturan kehidupan yang benar yang mendapat ridha Allah SWT.
Wa'allahu a'lam bish shawab
Post a Comment