Oleh : Irohima
Telah tiba masa dimana berislam kaffah laksana menggenggam bara api, menjadi tetap waras ditengah ketidakwarasan adalah hal yang sangat butuh perjuangan, bahkan menyeru umat untuk kembali kepada Islam pun tentu akan mengalami berbagai rintangan akan selalu muncul. Hikmah Sanggala seorang mahasiswa IAIN Kendari semester 6 yang di DO adalah salah satu dari sekian banyak orang yang mungkin sedang mengalami fase itu. Idealisme dan kesadaran akan kewajiban nya sebagai seorang muslim untuk berdakwah mengantarkannya pada surat pemberhentian secara tidak hormat oleh pihak kampus. Alasan berafiliasi dengan ormas terlarang serta beraliran sesat sungguh sangat tidak berdasar dan cenderung mengada ada. Berbagai dukungan mengalir kepada Hikmah, dan nama Hikmah langsung melesat dan sempat menjadi trending topic di media sosial. Berbagai suport datang dari banyak pihak yang ikut terluka karena DO ini dianggap menciderai dunia pendidikan dan membungkam suara mahasiswa.
Mengeluarkan mahasiswa berprestasi seperti Hikmah sanggala dengan alasan tidak jelas menggambarkan begitu bobroknya sistem pendidikan negeri ini serta memperlihatkan ketakutan mereka pada idealisme yang diyakini oleh hikmah sanggala, yaitu seruan seorang Hikmah pada penerapan syariah dan khilafah.
Disisi lain dunia kampus kembali geger oleh seorang Abdul Azis dengan disertasi zina nya yang begitu diapresiasi. Abdul Azis seorang doctor lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menjelaskan tentang akad atau perjanjian hubungan intim yang dinilai nya tidak melanggar hukum syara. Gambaran nya persis seperti hidup bersama tanpa ikatan pernikahan (samen leven). Abdul Azis menyampaikan disertasi hubungan intim tanpa pernikahan dengan konsep Milk Al Yamin dari Muhammad Syahrur. Tafsir Milk Al Yamin dari intelektual muslim asal Suriah, M. Syahrur menjelaskan hubungan intim yang tidak dilandasi perkawinan melainkan semata mata untuk memenuhi kebutuhan biologis alias komitmen dua orang untuk berhubungan intim. Disertasi nyeleneh ini tentu langsut menyulut reaksi keras dari banyak pihak termasuk MUI dan para pemuka agama. Hingga akhirnya Abdul Aziz membuat pernyataan meminta maaf.
Di Drop out nya hikmah sanggala sang mahasiswa idealis, berprestasi dan pejuang syariah dengan dibumbui radikalisme demi kebaikan negeri ini serta apresiasi luar biasa juga ruang lebar bagi Abdul Aziz,sang pencetus disertasi sampah yang jelas membahayakan negeri ini adalah kondisi yang begitu berbanding terbalik dan memperlihatkan begitu derasnya arus liberalisasi dibidang pendidikan. Kasus hikmah sanggala adalah salah satu dampak dari diterapkannya pendidikan sekuler di negeri ini, dan disertasi sampah Abdul Aziz muncul karena adanya paham liberalisme yang dijadikan asas berpikir kaum liberal.
Sistem pendidikan sekuler akan melahirkan kebijakan yang akan mematikan kreativitas dan membungkam suara kritis mahasiswa. Juga menghasilkan generasi yang tak akan pernah terpaut dengan norma agama dan nilai nilai sosial di masyarakat, sementara liberalisme yang dijadikan asas berpikir akan melahirkan pemikiran liberal dan menyebabkan kerusakan pada umat, pemikiran yang diambil tanpa memandang dan merujuk pada hukum Islam namun hanya karena hawa nafsu belaka, padahal negeri ini berpenduduk mayoritas muslim yang keseharian nya haruslah terikat dengan hukum syara bukan yang lain. sekuler liberalisme yang diadopsi dari barat sama sekali tak membawa kemashlahatan malah membuat kita semakin rusak serta jauh dari agama. liberalisasi dalam dunia pendidikan bukanlah hal baru, apalagi dalam dunia kampus,ini adalah bagian dari proyek barat yang bertujuan merusak Islam melalui pendidikan dengan cara menyusupkan pemikiran barat, metode inilah yang dikenal sebagi metode hermeneutika yaitu proyek liberalisasi pendidikan tinggi Islam khususnya di Indonesia. Barat bahkan rela menggelontorkan dana yang sangat besar untuk membiayai proyek ini dengan berbagai program seperti beasiswa, riset dan sosial. Targetnya adalah liberalisasi kaum intelektual di kampus Islam.
Pendidikan dalam Islam adalah pendidikan yang berkesadaran dan bertujuan. Allah telah menyusun landasan pendidikan yang jelas bagi seluruh manusia melalui syariat Islam. Pendidikan dalam Islam bertujuan membentuk pribadi muslim yang sempurna, yang paham akan eksistensi nya di dunia serta tidak melupakan akhirat. Tujuan akhir pendidikan Islam tidak lepas dari tujuan hidup seorang muslim. Islam dengan konsep pendidikan nya terbukti mampu mencetak generasi unggul karena sistem pendidikan Islam selalu mengacu pada syariat yang akan menutup celah masuknya tsaqofah asing juga pemikiran liberal seperti yang terjadi saat ini.
Wallahu alam bishawab
Post a Comment