Islam : Kekuatan Pembebas

Oleh : Citra Hardiyanti R.S.Si

Indonesia dikenal sebagai negara maritim yang wilayahnya terbentang dari barat Sabang dan timur Merauke serta di utara kepulauan Talaud dan selatan Pulau Rote. Pulau-pulau yang terbentang dipisahkan oleh selat dan samudra sehingga Indonesia dikenal sebagai Nusa kepulauan terbuka.

Realitas dunia saat ini 71% terdiri dari laut dan samudra maka jalur perniagaan sebagian besar melalui jalur laut. Jauh berabad abad sebelum Nabi Muhammad SAW lahir bangsa Arab telah menjalin hubungan pernah perniagaan internasional dengan bangsa Eropa, Afrika, Asia Tenggara dan timur jauh yaitu Cina dan Jepang. Bangsa Arab tidak hanya memperdagangkan hasil tanah Arab saja melainkan barang-barang yang didatangkan dari Afrika India dan sebagainya. 

Menurut pakar geografi muslim, Al Biruni, 973-1048 M, membuat peta bumi yang menggambarkan jalur perniagaan pada saat itu. Ada tiga tempat yang dituliskan dengan huruf Arab gundul, yaitu: Syin Nun Dal, di mana tempat-tempat tersebut dibaca oleh negara yang mendapatkan tanah jajahan yaitu di Afrika Utara dekat Mesir oleh Perancis dibaca Sudan sedangkan oleh Inggris di India dibaca Sindu dan di Indonesia oleh Belanda dibaca Sunda. Makna sebenarnya dari ketika huruf tanpa harakat itu sebenarnya adalah sanadun yang artinya tempat kembali untuk memperoleh rempah-rempah. (Ahmad mansur suryanegara,api sejarah).

Hubungan perniagaan internasional tidak hanya sebatas pada jual-beli semata tetapi juga merupakan sarana untuk menyebarluaskan kemajuan budaya hingga dapat merubah tatanan politik dan sistem kehidupan di nusantara Indonesia. Masuknya agama Hindu dan Budha dari India ke dalam Indonesia melahirkan perubahan tatanan budaya dan kekuasaan politik atas kerajaan Hindu dan Budha. Misalnya Kerajaan Pajajaran hingga kerajaan yang meliputi sebagian besar wilayah Indonesia yaitu kerajaan Majapahit. Kekuasaan atas hindu-budha di wilayah nusantara Indonesia melahirkan ajaran pembagian stratifikasi sosial berdasarkan Kasta. Kasta tersebut dibagi menjadi empat yaitu Brahma - pendeta, ksatria-militer,waisya-wirausahawan dan sudra-rakyat jelata. Stratifikasi sosial tersebut melahirkan kesenjangan diantara warga dan penghuni kerajaan sehingga sebagian besar merupakan kasta Sudra dan hanya sebagian kecil dari ketiganya. Stratifikasi sosial yang diciptakan berdasarkan keturunan tersebut tidak akan dapat dirubah selamanya sehingga melahirkan pengklasifikasian abadi. Misalnya seseorang yang terlahir di keluarga Sudra, maka tidak akan pernah menjadi Brahma atau Waisya karena Sudra harus menikah dengan Sudra dan akan melahirkan keturunan berikutnya sebagai seorang Sudra.

Islam pun masuk melalui jalur perniagaan dan diterima oleh sebagian besar penduduk Indonesia pada waktu itu karena Islam adalah ajaran yang merakyat dan tidak mengenal pembagian berdasarkan hereditas, maka Islam hadir sebagai kekuatan pembebas atau liberating Forces. Islam masuk dan berkembang di wilayah Indonesia dengan jalur damai dan tidak disertai dengan invasi militer. Sehingga seiring berjalannya waktu Islam tersebar luas di seluruh kepulauan Indonesia dan melahirkan ulama dan pemimpin Islam yang berpengaruh tidak hanya di Indonesia tetapi juga kancah konstelasi perpolitikan internasional.

Islam adalah agama yang diturunkan Allah, Pencipta dan Pengatur manusia melalui Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Definisi ini membatasi dari pengertian yang lain dan Allah mengajari manusia untuk menolak segala Ajaran yang bertentangan dengan apa yang dibawa oleh Rasulullah.

Namun hari ini kita masih melihat eksistensi dari ajaran sekulerisme yang nyata-nyata bertentangan dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah. Sekulerisme berasal dari bahasa latin yaitu saeculum yang berarti dunia dan -isme yang berarti paham. Maksudnya sekulerisme berpendapat bahwa manusia hidup di dunia ini didasarkan dan diatur oleh aturan yang dibuat oleh manusia sendiri yang tinggal di dunia bukan dengan aturan yang berasal dari ajaran kewahyuan sebagaimana Islam. Di zaman Rasulullah memang istilah sekulerisme belum ada tetapi sejiwa pengertiannya dengan hal itu sudah ada. Hal ini dibuktikan dengan adanya bangsa Arab sebelum datangnya Islam masih menggunakan ajaran nenek moyang mereka dan enggan untuk mengambil ajaran agama berdasarkan wahyu Allah, maka hal ini senada dengan sekulerisme dan sangat pantas jika saat ini disebut dengan jahiliyah modern.

Rasulullah dengan Islam hadir sebagai pembebas manusia yaitu dari penghambaan terhadap manusia beralih kepada penghambaan terhadap Allah semata. Islam hadir untuk merubah tatanan kehidupan sosial di Jazirah Arab dimana dulu orang-orang Arab jahiliyah memiliki kebiasaan yang sangat buruk seperti halnya berzina, membunuh bayi perempuan, menjadikan perempuan hanya sebagai komoditi pemuas nafsu, arak diteguk layaknya minuman sehari-hari dan riba pun tersebar di setiap sudut kota. Kondisi yang seperti ini yang kemudian membuat Rasulullah memilih berkhalwat di dalam gua hiro dan kemudian Allah mewahyukan kepada Rasulullah berupa Alquran, yang dengannya manusia tertunjuki untuk menuju sistem kehidupan yang memanusiakan manusia.

Kondisi saat ini pun tidak jauh berbeda dengan kondisi di mana sebelum Islam datang, prostitusi merajalela, pembunuhan dilakukan tanpa beban dosa, kosupsi, praktek ribawi, dsb. Namun di tengah kelamnya dunia cahaya Islam pun mulai bermunculan di setiap sudut-sudut ruang gelap. Seiring dengan kemajuan teknologi semakin memudahkan manusia untuk memperoleh informasi. Demikian pula islam dapat dengan mudah tersebar dan kemudian menuntun manusia untuk keluar dari kegelapan menuju jalan yang terang.

Sebut saja kakak ustad kondang Felix Siauw, Freddy Siauw, tepatnya tanggal 07 September 2019 lalu memulai untuk berhijrah menuju Islam yang Kaffah. Demikian pula fenomena-fenomena hijrah terjadi banyak di kalangan artis seperti Dude Herlino, Irwansyah,Ricky Harun, Fitri Tropica, Shireen Sungkar, Dewi Sandra dsb, semoga mereka tetap istiqomah di dalam jalan Islam, aamiin.

Fenomena hijrah pun tidak hanya terjadi pada tataran individu, tetapi juga terjadi pada skala luas yaitu masyarakat. Masyarakat kini tidak asing lagi dengan bendera Rasulullah, penerapan syariat Islam secara Kaffah dan kata Khilafah, meskipun pada saat ini masih menuai pro dan kontra. Tetapi menurut survei pencarian kata Khilafah sudah menjadi trending topik dunia itu berarti masyarakat sudah mulai sadar untuk kembali kepada penerapan Islam secara Kaffah. Bahkan kaum kafir pun memprediksi bahwa Khilafah akan tegak 2020 nanti, Biidznillah, dengan izin Allah, Khilafah akan segera tegak. Meskipun kaum kafir tak akan berhenti memadamkan cahayanya, sungguh upaya mereka teramat sia sia,bagai menutup cahaya matahari dengan cara meniupnya, tak akan mampu.
Allah berfirman;
يُرِيدُونَ أَنْ يُطْفِئُوا نُورَ اللهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَيَأْبَى اللهُ إِلا أَنْ يُتِمَّ نُورَهُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
“Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, sementara Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukainya. Dialah Yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (al-Quran) dan agama yang benar untuk Dia menangkan atas segala agama walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai.” (QS at-Taubah: 32-33).
Dalam ayat yang lain Allah SWT berfirman
وَيَأْبَى اللهُ إِلا أَنْ يُتِمَّ نُورَهُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ
“Dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahayaNya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai.” (QS at-Taubah: 32)

Ayat di atas juga mengandung ancaman bagi orang-orang kafir bahwa kelak mereka akan kalah, dan kemenangan Islam itu pasti, sebab janji Allah pasti terjadi. Bukankah Rasulullah SAW telah bersabda;
إِنَّهُ سَيُفْتَحُ لَكُمْ مَشَارِقُ اْلأَرْضِ وَمَغَارِبُهَا
“Sesungguhnya akan ditaklukkan untuk kalian timur dan barat bumi.” (HR Ahmad).
Maknanya bahwa belahan bumi barat dan timur akan menjadi tempat tegaknya kembali syari’at Islam secara sempurna dalam institusi khilafah. 

Bukan lagi rahasia bahwa Indonesia adalah bagian dari Khilafah dan masyarakat Indonesia pun pernah merasakan manisnya pengurusan Khilafah, maka bukan hal yang tidak mungkin bahwa Indonesia akan menjadi bagian dari kabar yang disampaikan oleh Rasulullah, bahwa akan ada masa untuk tegaknya Khilafah ‘ala minhaj an-nnubuwwah.

“...Selanjutnya adalah masa Khilafah yang mengikuti jejak kenabian (Khilafah ‘ala minhaj an-nubuwwah. Kemudian beliau (Nabi) diam” (H.R. Ahmad)

Wallahu’alam bisshowab

Post a Comment

Previous Post Next Post