Oleh : Ade Irma
Ekonomi adalah kebutuhan mendasar manusia. Dari ekonomi ini pula salah satu cara penjajah menguasai dunia. Bicara ekonomi tidak akan ada habisnya. Terutama ekonomi Indonesia yang kian memburuk. Nilai rupiah melemah, inflasi, angka kemiskinan meningkat, ketimpangan sosial yang begitu terlihat sekali. Bahkan nilai suatu negara akan berpengaruh terhadap kondisi ekonomi negara tersebut. Ekonomi nya lemah maka lemah pula sistem negara tersebut dan akan mudah di obrak- Abrik oleh penjajah.
Jika kita lihat pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini, tidaklah baik-baik saja. Walaupun banyak elakan dari pemerintah mengatakan ekonomi Indonesia baik. Dilansir dari laman detik Finance - Jakarta - Materi presentasi Bank Dunia ke pemerintah beberapa hari lalu menyebutkan jika pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terus menurun akibat produktivitas yang lemah. Kemudian kondisi current account deficit (CAD) juga disebut semakin terpuruk, hal-hal ini dinilai akan mempengaruhi aliran modal asing yang masuk dan keluar dari Indonesia.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan seluruh dunia saat ini memang sedang mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi. Meski begitu, dia optimis jika dana asing tak akan keluar dari Indonesia. Hal tersebut karena pemerintah berupaya penuh untuk mengeluarkan kebijakan agar Indonesia tetap menarik di mata internasional.
"Kita akan perbaiki kebijakan ini untuk menyampaikan jika kondisi perekonomian Indonesia yang masih tumbuh di atas 5%, inflasi terjaga, perbaikan di sektor bangunan, kemiskinan, pertumbuhan kelas menengah, infrastruktur yang mulai terbangun dan ini jadi destinasi yang baik dari investasi," kata Sri Mulyani di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (6/9/2019).
Menarik sekali jawaban dari Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, beliau mengatakan untuk memperbaiki ekonomi Indonesia dengan cara mengundang Innvestor asing untuk berinvestasi di Indonesia. Dengan cara membangun infrastruktur yang mempermudah investor asing dan membuat menarik Indonesia agar dilihat oleh Investor asing. Aneh sekali, mengundang Investor asing sama saja dengan memperdagangkan Indonesia. Seolah begitu lemahnya ekonomi Indonesia. Investor asing juga tak main-main dalam berinvestasi. Tidak ada makan siang gratis dalam sistem ekonomi kapitalis saat ini. Jika kita biarkan investor asing berinvestasi di Indonesia dengan mudahnya mereka akan menjajah Indonesia lewat ekonomi. Mereka mudah membuat aturan sesuka mereka. Terbukti masalah Freeport di Indonesia tak kunjung selesai. Tanah Papua kian dikeruk kekayaannya. Apa keuntungannya untuk negara. Tak lain hanya seperjuangan kecil keuntungan dari keuntungan besar yang mereka peroleh untuk negara mereka sendiri. Dan ini tak kunjung selesai masalahnya.
Pertanyaannya tak adakah solusi lain untuk ekonomi Indonesia selain mengundang Investor asing? Kemana SDM Indonesia yang melimpah. Kemana anak-anak cendikiawan Indonesia? Indonesia tak memberikan ruang untuk mereka berkreasi dalam membangun pertumbuhan ekonomi Indonesia. Alhasil mereka lebih di hargai di negara lain. Dan tentu negara lain terbantu akan anak-anak cendikiawan Indonesia ini. Lalu kemana SDA Indonesia yang katanya Indonesia teramat kaya. Bahkan tongkat kayu saja bisa menjadi tanaman. Bahkan dunia mengatakan Indonesia adalah surganya dunia. Apa yang dicari ada di Indonesia. Dan inilah yang dilirik negara asing untuk menguasai tanah Indonesia yang kaya ini. Alhasil ketika SDM dan SDA di serahkan kepada asing. Indonesia hanya bisa gigit jari. Dan menjadi kuli di negaranya sendiri. Miris sekali!
Saat ini sistem ekonomi yang dipakai Indonesia tidak terstruktur, yaitu sistem ekonomi kapitalis. Sistem ini tidak terstruktur tidak ada jaminan yang positif baik bagi Negara maupun rakyat yang di dalamnya. Sistem ini hanya mennguntungkan penguasa, yang punya modal maupun yang punya kekuasaan.
Terbukti secara jelas, bahwa sistem ekonomi kapitalis membawa kepada kehancuran. Bagaimana tidak? Pondasi sistem ekonomi kapitalis berbasis riba. Riba atau suku bunga inilah yang menyebabkan jumlah uang yang beredar tidak sesuai dengan transaksi yang ada.
Menyambung dari masalah ini, sistem moneter dari ekonomi kapitalis ini tidak berbasis emas dan perak, melainkan berbasis uang kertas. Akhirnya, dari dua masalah tersebut, utang Indonesia tak kunjung lunas hingga merambat pada melemahnya rupiah terhadap USD (dolar Amerika). Melemahnya rupiah sempat menyentuh angka 14.148 per dolar AS.
Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 4,23 persen. Dari melemahnya rupiah ini akan berdampak pada kesenjangan sosial. Pertumbuhan ekonomi lambat, akibatnya banyak industry-industri yang memberlakukan PHK bagi karyawannya, dari situlah pengangguran meningkat.
Ketika meningkatnya pengangguran, kemiskinan dan angka putus sekolah juga akan meningkat. Berdampak pula pada daya beli masyarakat. Secara otomatis daya beli masyarakat akan menurun, dan akhirnya terjadi rendahnya nilai gizi masyarakat. Kebutuhan pangan tak terpenuhi.
Selain masalah penyebab kehancuran ekonomi Indonesia, ada masalah yang sangat ekstrem, yaitu liberalisasi atau privatisasi sumber daya alam (SDA) Indonesia. Sumber daya alam yang seharusnya dikelola oleh Negara pada kenyataannya diberikan asing untuk dikelola asing.
Dari sini dapat dipastika yang jauh lebih untung pastinya asing, bukan Indonesia. Indonesia punya sumber daya manusia yang berkompeten, tetapi tidak dimanfaatkan secara baik oleh Negara, tidak digunakan untuk kepentingan rakyat, melainkan hanya untuk menguntungkan pihak-pihak tertentu saja.
Polemik ekonomi dalam bingkai ekonomi kapitalis semakin terasa kerusakannya. Jika sudah demikian, apakah yang rusak ini tetap dipertahankan dengan cara diperbaiki atau diganti dengan yang terbaik?
Yang namanya rusak, kalaupun diperbaiki pasti nanti akan rusak lagi. Barang yang rusak, diperbaiki kerusakannya, pasti nanti barang tersebut akan rusak kembali. Terlebih lagi dengan sistem yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
Yang namanya kapitalis pasti akan menguntungkan bagi mereka yang punya kekuasaan dan punya modal, sedangkan rakyat terkecil akan terabaikan. Maka dari itu, sekalipun sistem ekonomi kapitalis ini diperbaiki kerusakannya, tidak akan pernah menjamin kemashlahatan umat. Lalu apa solusinya? Sistem ekonomi apa yang katanya sebagai sistem terbaik itu?
Jawabannya hanya satu yaitu kembali ke aturan sang pemilik aturan. Sang pencipta yaitu Allah SWT. Sistem ekonomi Islam yang mampu menjamin kemashlahatan umat, hak-hak umat akan terpenuhi secara otomatis, tidak ada yang namanya riba atau suku bunga, tidak ada juga yang namanya uang kertas sehingga tidak ada istilah melemahnya nilai tukar mata uang karena dalam Islam uang yang dipakai berbasis emas dan perak, bahkan tidak akan pernah sumber daya alam Negara diberikan kepada asing untuk dikelola. Terbukti ekonomi Islam mampu membawa kemaslahatan umat manusia. Islam pernah berjaya 2/3 dunia. Dan ekonomi nya begitu menarik di mata dunia saat itu. Maka apa salahnya kita belajar dari Islam serta menerapkan sistem ekonomi Islam dalam sistem Islam? Jika Islam yang diterapkan maka keberkahan akan turun ke bumi. Sebab menerapkan aturan yang sesuai dengan fitrah manusia dan sesuai dengan aturan sang pencipta. Wallahu a’lam.
Post a Comment