Generasi Penerus Yang Tergerus

Penulis : Diwi

Fenomena yang merebah dikalangan remaja saat ini telah banyak menelan korban mental. Pasalnya bermunculan berbagai selebritas yang dengan leluasa menggunakan kecanggihan aplikasi dumay ini. Jika dinegara asalnya, aplikasi ini dinamakan Douyin dari cina yang merupakan bagian dari Bytedance Inc, perusahaan internet raksasa Cina yang juga jadi induk Musically, dan di Indonesia di kenal dengan nama Tik Tok. Tik Tok menjadi aplikasi yang paling banyak diunduh dari App Store di seluruh dunia, dan aplikasi ini paling banyak diunduh nomor 7 di seluruh dunia sepanjang kuartal pertam 2018, menurut lembaga SensorTower. Di iOS saja, aplikasi itu di unduh lebih dari 45 juta kali. (www.bbc.com) 

Kepopuleran Tik Tok memunculkan 'selebritas' yang terkenal dengan aktivitasnya di aplikasi tersebut. Namun sangat disayangkan aplikasi - aplikasi yang diciptakan sebagai bentuk kecanggihan dunia telah membius para penggunanya yang sangat membuat miris hati khususnya di kalangan penerus bangsa 'remaja'. 

Generasi alay yang abai terhadap identitas dirinya semakin terjerumus bahkan tidak sedikit yang nekad melakukan aksi diluar nalar. Ini adalah potret dari kemajuan teknologi yang kebablasan,  sementara fansnya adalah korban dari rusaknya sistem sekuler yang mengusung kebebasan. Sistem sekuler telah menjauhkan Agama dari berbagai sendi kehidupan. Agama tidak lagi menjadi benteng pertahanan perilaku remaja. Hasilnya, generasi zaman now sangat mudah terjerumus pada perilaku negatif salah satunya gaya fanatik buta pada profil figur idola.

Faktor lain yang menjadi penyebab rusaknya generasi yaitu penerapan sistem kapitalisme. Kapitalisme selalu berhasrat meraup keuntungan besar pengguna media tanpa batas, terutama sosmed dikalangan remaja terus dieksplor untuk memenuhi hasrat para kapital tanpa memperhatikan dampaknya bagi generasi. Terbukti saat aplikasi Tik Tok sejenak diblokir, karena ada desakan para kapital aplikasi ini kembali dibuka dengan catatan memperbaiki konten. (https://m.kumparan.com.seperti-bigo-live-kominfo-sebut-blokir-tik-tok-juga-bisa-dicabut) 

Padahal madih sangat banyak bertebaran aplikasi lain di dumay yang lebih merusak remaja dan begitu mudah mereka akses. Berapa banyak lagi remaja yang akan terjerumus akibar liberalisasi agama dan budaya lewat media? Jika penguasa memang serius maka seharusnya ada kontrol yang ketat terhadap semua media yang diakses,   maka sistem kapitalisme wajib dicampakkan. Beralih kepada sistem Islam yang akan memberikan kemaslahatan bukan hanya kepada remaja tapi bagi seluruh umat manusia.

Hadits dari Bukhari : ' Dari Ibn Umar ra, Sesungguhnya Rasulullah saw, bersabda: Kalian adalah pemimpin, yang akan dimintai pertanggungjawaban. Penguasa adalah pemimpin, dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.' Wallahu 'alam

Post a Comment

Previous Post Next Post