Dunia Pendidikan yang Terabaikan

Oleh : Ummu Abror 
(Ibu Rumah Tangga)

Bagai anak ayam kehilangan induknya, seperti inilah kondisi dunia pendidikan saat ini. Bagaimana tidak, pendidikan yang selayaknya diutamakan karena menyangkut hajat hidup anak-anak yang perlu diayomi segala kebutuhan Sadar (Sarana Dasar) pendidikan malah seperti dipandang sebelah mata oleh penguasa negeri ini yang notabene sebagai induk yang semestinya melindungi anak ayam dari berbagai ancaman. 

Dilansir dari laman berita Pikiranrakyat.com (17/9/2019) Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang dalam waktu dekat ini akan memindahkan aktivitas Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) SDN Cijolang Desa Margaluyu Kecamatan Tanjungsari ke sekolah terdekat. Pemindahan ini dilakukan dalam upaya menghindari berbagai kemungkinan yang dapat membahayakan para siswa dan guru. Hal ini dikarenakan bangunannya kini sudah dikelilingi oleh aktivitas pengerjaan proyek Jalan Tol Cisumdawu (Cileunyi, Sumedang, Dawuan).

Rencana soal pemindahan KBM SDN Cijolang ini, disampaikan langsung oleh Bupati Sumedang H. Dony Ahmad Munir, saat menggelar jumpa pers di Media Center, IPP Setda Sumedang, Selasa 17 September 2019. Ia pun menuturkan bahwa “Saya sudah menginstruksikan Dinas Pendidikan untuk segera memindahkan aktivitas KBM di SDN Cijolang, ke SD terdekat”. Menurutnya, sesuai hasil pemantauan dirinya ke lokasi, kondisi SDN Cijolang tersebut, memang sudah sangat tidak layak, dan perlu secepatnya dipindahkan. “Kondisinya memang urgent, jadi harus segera direlokasi. Hal terpenting sekarang, kita akan selesaikan dulu masalah sosialnya. Sebelum hal yang tidak diinginkan terjadi, lebih baik kita dipindah dulu siswa dan gurunya demi keselamatan mereka,” imbuhnya dalam sela-sela wawancaranya. 

Sungguh ironis, kegiatan belajar dan mengajar  merupakan aktivitas penting yang seharusnya tidak terganggu dengan kegiatan-kegiatan pembangunan dengan alasan apapun, justru harus dikorbankan demi pembangunan  infrastruktur yang sebenarnya bukanlah kebutuhan bersifat urgent bagi masyarakat luas. Rencana relokasi 3 SD di Cijolang ini merupakan bukti bahwa pembangunan infrastruktur berupa jalan tol Cisumdawu tidak menyentuh kebutuhan dasar masyarakat, seharusnya pemerintah melakukan analisis kebutuhan mendasar terlebih dahulu sebelum mengadakan pembangunan infrastruktur. Namun begitulah ciri khas dari kebijakan yang diambil dari pemerintahan yang mengadopsi sistem Sekuler Kapitalistik, tak ada istilah kesejahteraan untuk rakyat, yang ada adalah bagaimana terpenuhinya kepuasan dan kepentingan bagi para pemodal dan penguasa tanpa memperdulikan penderitaan rakyat. Fakta ini lebih dari cukup sebagai bukti kegagalan rezim neoliberal kapitalisme yang hadir sebagai penerap dan pelaksana sistem kehidupan sekuler. Khususnya sistem politik demokrasi dan sistem ekonomi kapitalisme. Tanpa visi orisinil, jauh dari ketulusan, kasih sayang dan empati terhadap penderitaan masyarakat adalah karakter yang menonjol dari sistem ini. Dan sedikitpun tidak terlihat fungsi sebagai riayah (pemelihara urusan publik) dan junnah (perisai). 

Apabila kita mengamati bagaimana kehidupan masyarakat yang ada pada masa Rasulullah, para sahabat hingga para khalifah, yang akan melihat pengurusan berbagai persoalan hidup khususnya dalam bidang pendidikan maka kita akan menyaksikan sistem pendidikan Islam benar-benar telah sukses mencetak output pendidikan dengan karakter dan jati diri keislaman yang sangat kuat, melahirkan para ilmuwan, pakar dan ahli dengan penemuan-penemuan jenius yang bernilai tinggi yang melampaui masanya. Akses pendidikan individupun terjamin hingga ke pelosok-pelosok negari. Perguruan-perguruan tinggi seperti Cordoba, Bagdad, Damaskus, Iskandariah dan Kairo menjadi pusat perhatian dan kiblat pendidikan dunia. Apa kunci dari keberhasilan para kholifah tersebut? Tidak lain dan tak bukan karena khalifah hadir sebagai pelaksana hukum syariah, pelaksana sistem kehidupan Islam yang berasal dari Al Khaaliq pencipta manusia dan alam semesta. 

Karakter sebagai riayah dan junnah yang begitu menonjol. Dengan visi yang orisinal, tampak dalam penyelenggaraan pemenuhan berbagai hajat publik yang konsisten dalam bingkai syariah dan prinsip shahih yang diterapkan, yaitu sebagai penanggung jawab sepenuhnya dalam pengurusan hajat hidup publik, dan dengan negara sebagai regulator. Menyediakan pembiayaan mutlak, yaitu pembiayaan kemaslahatan publik yang wajib Berlangsung diatas negara secara mutlak, ada atau tidak ada kekayaan negara wajib mengupayakan berapapun jumlahnya. Dan modal pembiayaan ini akan tersedia jika seluruh kekayaan negara dikelola secara Islami. Salah satunya berasal dari harta milik umum yang tersedia dengan melimpah di negeri ini. 

Selain pemenuhan Sadar secara fisik, negara juga membangun politik pendidikan yaitu dengan menjadikan syaksyyiyah Islamiyah (kepribadian Islam) sebagai tujuan dari pendidikan, kurikulum wajib berlandaskan akidah Islam, memberikan pengajaran hal-hal yang dibutuhkan manusia dalam kehidupan merupakan kewajiban negara yang harus terpenuhi bagi setiap individu, baik laki-laki maupun perempuan pada tingkat pendidikan dasar dan menengah. Negara wajib menyediakannya untuk seluruh warga dengan cuma-cuma. Dan kesempatan pendidikan tinggi secara cuma-cuma dan dibuka seluas mungkin dengan fasilitas sebaik mungkin. Sehingga pendidikan yang berkualitas akan membawa kemajuan peradaban manusianya melalui khilafah, zaman keemasan peradaban akan terwujud. Dan zaman keemasan Islam itu akan terwujud dengan kehendak Allah dan jika kita iku bergabung dan berjuang dengan kelompok dakwah jamaah, menyadarkan ummat agar mau menerapkan seluruh syariah Islam dalam bingkai khilafah.

Wallahu alam bi-ashawab

Post a Comment

Previous Post Next Post