Oleh: Rosmita
(Member Akademi Menulis Kreatif)
Biaya hidup meningkat, beban semakin berat, itulah yang dirasakan oleh rakyat kecil seperti kami. Saat ini lapangan pekerjaan kian sulit sementara harga-harga terus melangit, membuat kehidupan semakin terhimpit.
Wahai para penguasa yang tinggal di istana megah, yang ke mana-mana selalu naik mobil mewah. Apa kalian tahu, bahwa rakyatmu hidup pas-pasan bahkan masih banyak yang berada di bawah garis kemiskinan. Jangankan rumah dan mobil mewah, untuk makan sehari-hari saja susah. Jangankan gaji selangit, dapat pekerjaan saja sulit.
Apalagi sekarang semua serba naik, kami semakin tercekik. BPJS naik dua kali lipat. TDL dan BBM juga akan naik. Harga sembako semakin melonjak. Sementara rakyat terus dipalak dengan pajak.
Iuran BPJS naik dua kali lipat per 1 Sepetember:
Kelas 1 naik dari Rp80 ribu per bulan menjadi Rp160 ribu per bulan.
Kelas 2 naik dari Rp59 ribu per bulan menjadi Rp110 ribu per bulan.
Kelas 3 naik dari Rp25.500 per bulan menjadi Rp42 ribu per bulan. (Cnnindonesia.com)
Selain kenaikan iuran BPJS, kenaikan juga akan terjadi pada Listrik, BBM, dan LPG karena pemerintah memutuskan untuk memangkas subsidi energi dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2020 menjadi Rp137,5 triliun. (Tirto.id)
Padahal selama ini masih disubsidi saja listrik dan BBM sering diam-diam naik. Apalagi nanti setelah subsidi dikurangi, harganya makin tinggi.
Sementara rakyat kecil terus dipalak dengan pajak mulai dari pajak penghasilan, pajak kendaraan, pajak bumi dan bangunan serta pajak-pajak lainnya. Sekarang malah pedagang nasi bungkus, pempek, dan pecel lele di Palembang juga dikenakan pajak 10 persen. Sampai pedagang online juga kena pajak. Benar-benar rezim pemalak.
Sudah jatuh tertimpa tangga, begitulah gambaran nasib rakyat kecil saat ini. Sudah hidup susah makin sengsara dengan kebijakan-kebijakan pemerintah yang semakin menyusahkan rakyat.
Penguasa yang seharusnya mengayomi, melindungi, dan menyejahterakan rakyat malah berkhidmat kepada para kapitalis. Mereka lebih mengutamakan kepentingan kapitalis daripada kepentingan rakyatnya. Lagi-lagi sistemlah sumber utama berbagai masalah di negeri ini. Sistem sekuler neo liberalisme membuat para penguasa negeri ini bukan lagi sebagai pengatur urusan umat. Tapi menjadikan mereka sebagai pedagang produk dan jasa pelayanan publik. Yang mereka pikirkan bukan lagi kemaslahatan umat tapi untung dan rugi.
Islam sebagai Solusi
Berbeda dengan sistem sekuler neo liberalisme, dalam sistem Islam para penguasa adalah pengatur urusan umat. Standar perbuatan penguasa dalam Islam adalah syariat Islam. Hal ini yang membuat mereka benar-benar menjalankan amanah demi kemaslahatan umat. Karena mereka tahu kelak mereka akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinan mereka.
Rasulullah Saw bersabda: "Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya. Penguasa adalah pemimpin yang akan dimintai pertanggung jawaban atas rakyatnya." (HR. Bukhari)
Untuk mengatasi berbagai permasalahan di negeri ini, tidak lain dan tidak bukan adalah dengan menerapkan syariat Islam secara keseluruhan. Karena hanya Islam yang mampu memberikan solusi tuntas dan komprehensif.
Dalam Islam sumber daya alam yang dimiliki umat tidak boleh dikuasai asing tapi harus dikelola sendiri oleh negara. Agar hasil yang diperoleh berlimpah dan dapat digunakan untuk membiayai kebutuhan umat. Mulai dari pendidikan, kesehatan, serta pelayanan publik lainnya.
Dalam Islam rakyat tidak dikenakan pajak, hanya membayar zakat bagi yang mampu itupun hanya 2 setengah persen dari kekayaan yang dimiliki. Sedangkan umat non muslim yang tinggal di negeri Islam hanya membayar jizyah sebagai jaminan untuk keselamatan dirinya. Dan mereka juga mendapat fasilitas yang sama sebagaimana umat Islam, yaitu mendapat pendidikan, kesehatan, keamanan, dan pelayanan publik. Enak bukan? Lalu kenapa masih takut dengan sistem Islam?
Padahal sistem Islam telah berjaya selama lebih dari 13 abad lamanya menaungi 2/3 dunia. Dan umat Islam maupun non muslim yang hidup dibawah naungannya hidup aman, damai, dan sejahtera.
Wallahu a'lam bishawab.
Post a Comment