Oleh : Hj. Yeni
Tanggal 17 Agustus telah lewat, Perayaan hari kemerdekaan baru saja selesai seluruh pelosok negri merayakannya dengan meriah berbagai acara dan lomba diadakan, mereka merayakan kemerdekaan dengan penuh suka cita. Semua umat mendambakan kemerdekaan dan kehidupan yang terang benderang yang bebas dari berbagai penjajahan. Untuk itulah umat dan bangsa diberbagai belahan dunia bangkit memperjuangkan kemerdekaan mereka dari penjajah.
Banyak bangsa yang sudah merdeka lepas dari penjajah tetapi sejatinya mereka belum lepas dari penjajahan, mereka belum mendapatkan kemerdekaan yang hakiki. Penjajah hanya mengubah gaya penjajahannya saja, dari penjajahan fisik ke penjajahan non fisik. Mereka masih menggunakan sistem dan hukum penjajah, mereka juga masih menggunakan pendekatan ekonomi yang di desain untuk mengalirkan kekayaan ke wilayah penjajah.
Hukum dan sistem yang dipersiapkan oleh penjajah masih terus dipake dan dipertahankan di negara- negara bekas jajahan. Penjajahan gaya baru ini sangat berbahaya dari penjajahan fisik, penjajahan gaya baru ini sulit dikenali, mereka tidak menyadarinya kalo mereka sedang dijajah, mereka merasa sedang dibebaskan dan dimakmurkan. Penjajahan gaya baru hanya bisa diketahui atau disadari oleh sebagian orang yang mau membuka hati dan pikiran dan bersifat kritis terhadap keadaan.
Dalam demokrasi, rakyat diklaim sebagai pemilik kedaulatan faktanya minim sekali menentukan hukum dan Undang-Undang. Kekayaan alam dikatakan milik rakyat faktanya kekayaan alam itu dikuasai oleh swasta asing maupun swasta dalam negri, begitu juga dengan utang luar negri yang hanya dijadikan alat mendikte kebijakan. Tentu saja masih banyak fakta-fakta yang menunjukan adanya penjajahan gaya baru.
Hanya Islam yang bisa menghentikan semua permasalahan yang diciptakan oleh penjajahan gaya baru atau penjajahan non fisik. Islam bisa menghentian exploitasi kekayaan oleh swasta untuk dikembalikan kepada rakyat, Islam juga bisa menghentikan sistem ribawi, karena Islam mengharamkan ribawi. Islam diturunkan Allah SWT untuk memerdekakan umat secara hakiki dari bentuk penjajajahan. Penjajahan itu hakikatnya bentuk penghambaan pada manusia yang terwujud dalam bentuk penyerahan wewenang pembuatan aturan , hukum dan undang-undang kepada manusia. Allah melukiskan penghambaan ini dalam QS At-taubah{9}:31.
Mewujudkan kemerdekaan hakiki adalah misi umat Islam yaitu mewujudkan penghambaan hanya kepada Allah SWT. Dalam pandangan Islam, kemerdekaan hakiki terwujud saat manusia terbebas dari segala bentuk penghambaan dan perbudakan oleh sesama manusia dengan kata lain Islam menghendaki agar manusia terbebas dari segala bentuk penjajahan, exploitasi, penindasan, kezaliman, perbudakan dan penghambaan oleh manusia lainnya.
Terkait misi kemerdekaan Islam ini, Rasulullah saw pernah menulis surat kepada penduduk Najran yang berbunyi : “…..Amma ba’du. Aku menyeru kalian untuk menghambakan diri kepada Allah dan meninggalkan penghambaan kepada sesama hamba(manusia). Akupun menyeru kalian agar berada dalam kekuasaan Allah dan membebaskan diri dari penguasaan oleh sesama hamba (manusia)”.
Islam sebagai agama yang berasal dari Allah Yang Maha Bijaksana telah didesain untuk menghantarkan ke kehidupan yang terang benderang untuk umat manusia. Islam diturunkan untuk mengeluarkan umat dari kegelapan menuju cahaya (QS.Ibrahim{14}:1). Untuk mewujudkan kehidupan yang terang menderang kuncinya adalah menerapkan Islam secara kaffah secara totalitas dan menyeluruh.
Wallah a’alm bis ash-shawab.