ABG Kriminal, Buah Kapitalis-Liberal



Oleh: Silpianah 
Member Akademi Menulis Kreatif

Kasus-kasus kriminal kerap kali terjadi di masyarakat. Mulai dari kasus ringan sampai dengan kasus berat yang berakibat melayangnya nyawa seseorang. Tidak bisa dipungkiri, banyak sekali anak-anak ABG yang terlibat dalam kriminalitas. Tidak hanya menjadi korban tetapi juga menjadi pelaku utama.

Sebagaimana dilansir oleh Tribunnews.com (17/08/2019), bahwa seorang gadis berumur 16 tahun berinisial NH, ditemukan tinggal tulang belulang di dalam karung. Jasadnya ditemukan warga di rumah kosong di desa Cerih, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.

Atas kejadian tersebut, lima pelaku sudah diamankan oleh pihak kepolisian. Kelima pelaku tersebut adalah AM (20), MS (18), SA (24), IS (17) dan EL (15).
Sebelum korban dibunuh, korban diperkosa oleh salah satu tersangka dengan disaksikan oleh tersangka lainnya. Ketika diinterogasi kelima pelaku tersebut menunjukan sikap yang tenang dan seperti tidak menyesali perbuatannya. Ironisnya kelima tersangka tersebut adalah teman korban. (Tribunnews.com)

Kapolres Tegal AKBP Dwi Agus Prianto mengatakan, motif kelima pelaku diketahui karena asmara dan emosi kepada korban. Ditambah ketika itu korban dan pelaku sedang meminum minuman keras yang bisa memicu emosi semakin tinggi. (Kompas.com)

Miris, mengapa seseorang bisa keji seperti itu? Betapa mudahnya menghilangkan nyawa seseorang. Terlebih mereka masih usia belasan. Usia yang seharusnya menjadi insan yang produktif  justru terkungkung dalam kubangan kriminalitas.

Aktivitas pacaran yang kini menjadi life style anak baru gede (ABG) dianggap biasa saja oleh kebanyakan masyarakat. Banyak kalangan remaja yang sudah biasa meminum minuman keras, bahkan lebih miris lagi mereka terbiasa dengan pergaulan layaknya sepasang suami istri. Tak bisa dihindari angka kasus kematian karena aborsi semakin meningkat setiap tahun. Tak hanya itu, berbagai kasus kejahatan lainnya yang ditimbulkan oleh generasi muda semakin mengerikan. Nau’dzubillahi min dzalik. Bukankah generasi muda adalah penerus bangsa? Mau di bawa ke mana generasi ini? Jika di tangannya nyawa seseorang melayang dengan mudahnya.

Namun, demikianlah kenyataan yang ada. Kehidupan remaja berada pada kegelapan tidak terarah. Mereka hidup di era kebebasan. Maka sangat wajar jika life style mereka berkiblat pada Barat. Remaja yang terbentuk dari virus pemikiran liberal serta gaya hidup yang tidak mengenal aturan.

Maka untuk menyelamatkan remaja, harusnya remaja di dorong untuk meninggalkan kemaksiatan yang dapat memicu kejahatan. Amar ma`ruf nahi mungkar, saling mengajak kepada kebaikan dan menjauhi kemaksiatan sangat dibutuhkan untuk menjaga generasi muda dan seluruh lapisan masyarakat tetap dalam ketaatan kepada aturan Allah.

Berkaca dari peristiwa tindak kriminalitas yang dipicu oleh asmara ataupun kasus-kasus remaja lainnya, seharusnya ada langkah kongkrit dari pemerintah untuk mencegah kriminalitas. Namun, di era kapitalis-liberal saat ini, virus-virus perusak generasi muda justru difasilitasi. Betapa tidak, minuman haram bisa dibeli dengan mudah, tontonan-tontonan masa kini sama sekali tidak mendidik namun bebas tayang di layar kaca, situs-situs berbau porno bebas akses dan lain sebagainya.

Pemerintah seharusnya bisa mendorong generasi muda menjadi generasi bertakwa. Sebab pemerintah memiliki peran besar dalam menyelesaikan problematika remaja dengan aturan yang berasal dari sang pencipta. Sehingga terbentuklah remaja yang berprestasi, berkarya, melek teknologi dan ilmu pengetahuan, serta prestasi-prestasi lainnya yang membanggakan.

Namun, selama negara berkiblat kepada paham kapitalis-liberal, masa depan cerah generasi muda seakan hanya mimpi belaka. Kapitalis-liberal menjadikan agama terpisah dengan kehidupan. Membuang aturan hidup dari sang pencipta namun justru menggunakan aturan yang bersumber dari tangan manusia yang terbatas. Padahal aturan yang dibuat manusia mengandung  kecacatan, rusak dan merusak. Maka tidak heran jika negara hanya menghasilkan generasi muda yang jauh dari prestasi apalagi berkepribadian Islam.


Maka, hanya dengan kembali ke pangkuan Islam saja, remaja kita akan menjadi remaja berkualitas dan produktif. Remaja yang benar-benar bisa menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya. Tidak ada waktu yang dibiarkan sia-sia. Tetapi semuanya hanya bisa diwujudkan dalam institusi  khilafah 'ala minhajjin nubuwwah. Karena hanya khilafah yang mau dan mampu menerapkan semua aturan Islam. Hingga terwujudlah rahmatan 'aalamiin.


Wallahu a'lam bi showab.

Post a Comment

Previous Post Next Post