Oleh : Maryatiningsih
(Ibu Rumah Tangga)
Muslim terbesar di dunia adalah Indonesia, beberapa hari lagi seluruh umat muslim akan melaksanakan idulfitri. Sudah menjadi tradisi umat Islam khususnya di Indonesia mudik lebaran selalu ada. Karena masyarakat sebagian besar adalah perantau di berbagai kota - kota besar. Seperti di Jakarta, Bandung, atau di luar Jawa, bahkan di luar negeri. Sudah pasti keinginan untuk mudik seolah menjadi wajib, karena berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun jauh dari sanak saudara, juga orang tua, maka rasa kangen itu pasti melanda mereka dan yang paling penting adalah silaturahmi terlaksana.
Tidak sedikit dari sebagian masyarakat yang tidak mampu melakukan mudik lebaran, faktor penyebabnya bermacam - macam. Terutama bagi kalangan menengah ke bawah, kalaupun mereka bisa mudik bukan berarti karena banyak uang tetapi karena memaksakan diri. Faktor gagalnya mudik lebaran mereka di antaranya adalah Naik nya harga-harga yang melambung tinggi seperti di bidang transportasi.
Semakin hari semakin sulit di jangkau oleh masyarakat. Dari tiket bus, kereta, pesawat dan transportasi lainnya semua naik dan sulit untuk mendapatkannya. Banyak sekali peraturan yang sudah di tetapkan oleh pemerintah. Selain itu yang sedang hangat di perbincangkan adalah mengenai tarif tol yang di naikkan dengan sangat fantastis. Dari Rp 1.500 menjadi Rp 12.000 dengan kenaikan sebesar 8 kali lipat atau 800%.Ini sungguh kenaikan yang sudah tidak wajar yang di lakukan oleh pemerintah. Karena hal tersebut di lakukan secara tertutup dengan dalih pemindahan gerbang tol (GT) dari Cikarang Utama ke Gt Cikampek dan Gt Kalihurip Utama untuk mencegah kemacetan.
Yang menjadi pertanyaan adalah apa hubungannya menaikkan tarif tol tengah malam dengan pemindahan gerbang tol?Apakah dengan begitu masalah kemacetan menjadi terselesaikan atau berkurang? Dan apakah itu menjadi solusi bagi rakyatnya?
Justru itu menjadi masalah serius bagi Masyarakat, karena kesulitan demi kesulitan malah semakin banyak di rasakan. Dengan kebijakan tersebut justru memunculkan kemacetan parah di GT sampai berjam-jam.Seperti yang di lansir PR, beberapa masyarakat menyampaikan keluh kesahnya mengenai kenaikan tarif tol yang di anggap sangat tidak wajar. "Ajam mengaku setiap hari menggunakan jasa tol tersebut. Sebab, dia tinggal di sekitar wilayah Cikampek, sedangkan tempat kerjanya di Karawang. Kenaikan tol tersebut di nilai Ajam sungguh di luar batas kewajaran karena, mencapai 300% lebih. Dia meminta pihak jasa marga untuk mengevaluasi kembali kenaikan tol Jakarta Cikampek.
Jika lewatnya hanya sesekali saja mungkin tidak akan terasa berat, tetapi karena mereka melewatinya setiap hari maka, mereka pasti merasa sangat terbebani . Seperti halnya Ajam, Rian pun berharap ada kebijakan baru pihak jasa marga agar lonjakan tarif tol tidak terlalu tinggi, karena kenaikannya tidak rasional.Ruas tol Jakarta - Cikampek sudah beroperasi selama puluhan tahun silam lamanya artinya biaya pembangunan tol sudah tertutupi dari pembayaran penggunanya. Seharusnya pihak jasa marga tinggal mengeruk untungnya saja bukan menaikkan tarif tanpa memperhitungkan jarak dan pelayanan,sebab hingga kini kemacetan semakin parah. Apalagi menjelang lebaran seperti sekarang ini.
Mirisnya lagi setelah kenaikan tarif tol dengan semena - semena, Direktur operasi jasa marga Subakti syukur mengatakan, kenaikan tarif ini merupakan konsekuensi perubahan sistem transaksi yang akan berlaku. Menurutnya kenaikan tarif ini tidak akan memberikan dampak besar terhadap perseroan. Bahkan dia berdalih bila merujuk Undang - Undang Nomor 36 Tahun 2004 tentang jalan, badan usaha jalan tol (BUJT) bisa menaikkan tarif setiap dua tahun sekali berdasarkan evaluasi terhadap standar pelayanan minimum (SPM). Namun faktanya kemacetan jalan tol tersebut tidak berkurang malah justru semakin akut.(Pikiran Rakyat)
Jika menurut pemerintah dengan menaikkan tarif tol setiap dua tahun sekali menjadikan solusi tepat mencegah terjadinya kemacetan, orang bodoh sekalipun bisa berfikir kalau itu hanya akan membuat rakyatnya menjadi tambah sengsara, dan sebaliknya memperkaya para pengusaha. Semoga dengan ini masyarakat menjadi lebih peka betapa buruknya sistem negeri ini. Masyarakat sadar sistem yang ada sekarang tidak mampu mensejahterakan rakyatnya. Karena tujuannya hanya untuk memperkaya diri dan kebahagiaan Semata. Negara mengadopsi sistem demokrasi kapitalis, dan negara berfungsi sebagai regulator saja dan bahkan kebijakan yang di keluarkan senantiasa hanya berpihak pada operator dan menghisap rakyat.
Maka kita bisa melihat sistem mana yang seharusnya kita pilih Demokrasi atau Khilafah? Khilafah sudah jelas dan pasti kesahihannya, yakni pelindung umat. Dengan aturan - aturan yang jelas sesuai syariat Islam yang senantiasa dalam ridho Alloh Swt. Dengan khilafah akan mewujudkan kehidupan Islam seperti yang di lakukan oleh para sahabat. Bukan hanya masalah transportasi tetapi semua aspek kehidupan akan di selesaikan dengan solusi yang tepat yaitu dengan solusi Islam yang tepat.