Luluk Afiva
Guru dan Anggota AMK
Hari demi hari nyawa umat Islam tidak ada harganya. Belum selesai masalah Palestina, Syuriah, penembakan umat Islam yang terjadi di New Zealand, sudah muncul lagi kekejaman terhadap umat Islam di Mali.
Dilansir oleh merdeka.com, 27 Maret 2019 Kasus pembantaian sadis terhadap salah satu etnis kembali terjadi. Kali ini etnis Fulani (sebagian besar muslim) menjadi korban pembantaian sekelompok orang yang diduga dari kelompok Dogon di Mali, Republik Mali, Afrika Barat. Hingga saat ini, ada 160 korban tewas akibat serangan kelompok tersebut. Sekelompok orang itu menggunakan senjata untuk membunuh ratusan orang, di antaranya warga sipil, anak-anak dan ibu hamil.
Sebagaimana kita ketahui, dunia internasional tidak memberikan respon sedikit pun. Hanya sekadar hujatan atau sebutan-sebutan misalnya penembakan sadis atau tindak kejahatan. Begitu pula negeri-negeri muslim semua bungkam tidak ada yang melakukan tindakan untuk membela saudara sesama muslim.
Padahal sejatinya umat Islam itu adalah umat yang satu. Mereka disatukan oleh akidah Islam yaitu Laa Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah. Umat Islam ibarat satu tubuh, apabila salah satu anggota tubuh merasakan sakit maka bagian lain akan merasakan sakit, demam dan tidak bisa tidur. Allah Swt juga memerintahkan bahwa: "orang-orang beriman laki-laki dan perempuan sebagian mereka menjadi penolong sebagian yang lain." (TQS. Attaubah ayat 71)
Hari ini, umat Islam terpecah-belah, terkotak-kotak dalam bingkai negara bangsa (nation state). Kondisi ini sengaja diciptakan oleh barat sebagai racun yang mematikan. Betapa tidak, karena konsep nation-state telah menimbulkan disorientasi jati diri, juga disintegrasi dan perpecahan kaum muslimin.
Maka menjadi hal yang wajar ketika ada pembantaian dan kezaliman terhadap umat islam. Tidak ada seorangpun pemimpin muslim yang memiliki keberanian untuk mengirimkan pasukannya demi menyelamatkan kaum muslimin. Para pemimpin dan umat Islam tidak menganggap bahwa hal tersebut merupakan urusan dan menjadi tanggung jawab mereka sebagai bagian dari kaum muslimin yang memiliki kewajiban untuk menolong saudaranya. Mereka menganggap hal tersebut sebagai masalah dan tanggung jawab negara mereka, tidak ada kaitannya dengan umat Islam di negara lain.
Begitulah negara Barat (kafir) membuat berbagai makar terhadap negeri-negeri muslim. Hal ini bukan sesuatu yang mengherankan. Kebencian mereka terhadap umat Islam dijelaskan dalam firman Allah Swt dalam alquran surat al-Maidah ayat 82, yang artinya: "pasti akan kamu dapati orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang beriman, yaitu orang Yahudi dan orang-orang musyrik".
Penderitaan yang menimpa umat Islam terjadi karena tidak ada kaum muslimin yang menerapkan aturan Allah Swt secara kaffah. Keselamatan umat Islam hanya mampu dilindungi oleh negara Islam yaitu khilafah Islam. Hal ini sudah terbukti selama kurang lebih 14 abad memimpin 2/3 dunia. Khilafah telah mampu menjadi perisai dan pelindung serta penjaga keamanan, kehormatan, darah, dan harta kaum muslimin di seluruh dunia.
Sudah saatnya kita memperjuangkan tegaknya khilafah Islam ala minhajin nubuwah karena hanya dengan khilafah lah umat Islam bersatu dan menghilangkan adanya nation state (negara bangsa). Khilafah lah yang mampu menyelesaikan seluruh konflik umat Islam dengan penerapan Islam secara kaffah baik dalam urusan politik dalam negeri maupun politik luar negerinya.
Wallahu a'lam.
Post a Comment