Jakarta, Penyelenggaraan Pekan Nasional Tani Indonesia merupakan wujud motivasi produktifitas penyelenggaraan pembangunan pertanian Indonesia. Jika selama ini Sumbar baru produksi padi 4 ton per ha, mesti upaya maksimal menjadi produksi padi 13,5 ton per ha.
Hal ini disampaikan Menteri Pertania Republika Indonesia Dr. Amran Sulaiman dalam pembukaan rapat persiapan penyelenggara Penas Tani ke XVI tahun 2020 di Sumatera Barat, di Kantor Pusat Kementerian Pertanian Republik Indonesia Jakarta, Senin (20/5/2019).
Hadir dalam kesempatan tersebut, Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir, Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit, Wakil Walikota Hendri Septa, Pejabat eselojn I, II serta beberapa kepanitian dilingkung Kementerian Pertanian Republik Indonesia dan utusan kementerian terkait lainnya.
Kementan Amran Sulaiman juga menyampaikan saat ini hasil pertanian Indonesia Produk Domestik Bruto (PDB) sudah masuk lima besar dari 224 negara dengan presentase 125,4 % dan mendapat perhatian dunia.
Kita amat pujikan KTNA yang konsisten bekerja walau dana penyelengaraan Kementerian Pertanian ditekan turun dari 34,9 Triliun tahun 2015 menjadi 18,9 Trilun tahun 2016, 19,3 Triliun tahun 2017 serta juga menekan dana belanja pegawai. Dan ini malah membawa peningkatan PDB Petani, 2013 - 847,8 7 Triliun, 2014 - 880,4 Triliun, 2015- 906,8 Triliun, melebihi target 35 % dari tahun 2017-2018 mencapai 37 % sebesar 1.005,4 Triliun.
Kita juga bangga adanya penurunan tingginya inflasi bahan makanan Indonesia dari 11,74 % menjadi 1,26 %. Ini semua merupakan buah kerja KTNA secara nasional yang telah memberikan kontribusi positif dalam kemajuan dalam sektor pertanian, ungkap mentan.
Mentan RI juga menekankan, Pekan Nasional (PENAS) yang mempertemukan Petani dan Nelayan Andalan di Indonesia akan digelar di Sumatera Barat. Hendaknya memperlihatkan hasil produksi yang membangkan, bukan apa adanya.
"Mesti ditingkatkan metode dan cara bagaimana hasil produk bidang pertanian menjadi semangat para petani untuk berhasil lebih baik lagi di tahun yang akan datang", harapnya.
Wagub Nasrul Abit juga menegaskan, pemikiran besar Menteri Pertanian bagaimana produksi pertanian Sumatera Barat dapat menjadi lebih baik. Jika saat ini hasil rata-rata produk pertanian 4 ton per ha, maka seyogyanya kedepan menjadi 13,5 ton per ha.
" Penyelenggaraan Penas Tani ke XVI tahun 2020 di Sumbar mampu menjadi inspirasi bagi perkembangan pembangunan pertanian di Indonesia. Kita berkeyakinan hal itu dapat diraih jika semua bekerja maksimal dalam koordinasi yang baik. Apakah soal bibit, pupuk atau teknologi pertanian lainnya yang dapat mendorong keberhasilan produk pertanian Sumatera Barat", ajaknya.
Wagub Nasrul Abit juga mengajak seluruh stakehorler pembangunan sektor pertanian dapat berkontribusi nyata dalam memajukan produk pertanian Sumatera Barat.
Penas Tani ke XVI Tahun 2020 momentum yang tepat untuk membuktikan potensi itu ada dan kemampuan itu menjadi pembelajar petani Indonesia dan khusus petani yang ada di Sumbar.
Guna menyukseskan penyelenggaraan Penas Tani 2020 di Sumbar, Kementerian Pertanian (Kementan) pun menggelar Sosialisasi dan Koordinasi dengan KTNA serta jajaran panitia pusat dan daerah.
Pekan Nasional (PENAS) Petani Nelayan Indonesia merupakan ajang berkumpul dan bersilahturahmi bagi para kontak tani, nelayan dan petani hutan untuk saling memperlihatkan pencapaiannya selaku pelaku utama dalam pembangunan pertanian, perikanan dan kehutanan.
Kegiatan PENAS digagas oleh para tokoh tani, nelayan sejak 1971 dan menjadi wadah pertemuan kontak tani, nelayan dan petani hutan untuk saling mengisi dan memperkuat kepemimpinan agribisnis di tingkat petani, nelayan dan petani hutan.
Termasuk melakukan konsolidasi, pengembangan diri, tukar menukar informasi, apresiasi, kemitraan dan promosi hasil pertanian, perikanan dan kehutanan yang diselenggarakan secara teratur dan berkelanjutan.
Sesuai dengan hasil Rembug Utama Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional pada PENAS XV Petani Nelayan Tahun 2017 di Aceh, disepakati bahwa PENAS Petani Nelayan XVI Tahun 2020 akan diselenggarakan di Sumatera Barat, tepatnya di Kelurahan Aie Pacah Kecamatan Koto Tengah, Kota Padang dengan jumlah peserta sebanyak 50.000 orang.
Adapun tema dan Logo PENAS Petani Nelayan XVI Tahun 2020 merupakan hasil musyawarah dan kesepakatan dalam Rembug Utama Pengurus KTNA Nasional yang telah dilaksanakan di Kota Padang, Sumatera Barat pada tanggal 20 s.d 22 Maret 2018.
Kemudian dimantapkan kembali pada Rapat Koordinasi (Rakor) antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dan Kelompok KTNA Nasional tanggal 24 Agustus 2018 di Jakarta.
Untuk menindaklanjuti hasil Rakor tersebut, maka pada tanggal 20 Mei 2019 akan diadakan “Sosialisasi Kegiatan PENAS Petani Nelayan XVI Tahun 2020” di Auditorium Gedung F Kementerian Pertanian.
Sosialisasi tersebut akan dihadiri oleh + 500 orang peserta yang terdiri dari Panitia Pusat, Panitia Daerah dan Kelompok KTNA.
PENAS XVI Petani Nelayan Tahun 2020 bertema: “Memantapkan Penguatan Potensi dan Posisi Tawar Komoditi Lokal untuk Mewujudkan Kemandirian Pangan Berkelanjutan Menuju Indonesia Lumbung Pangan Dunia 2045”.(Humas Sumbar)
Hal ini disampaikan Menteri Pertania Republika Indonesia Dr. Amran Sulaiman dalam pembukaan rapat persiapan penyelenggara Penas Tani ke XVI tahun 2020 di Sumatera Barat, di Kantor Pusat Kementerian Pertanian Republik Indonesia Jakarta, Senin (20/5/2019).
Hadir dalam kesempatan tersebut, Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir, Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit, Wakil Walikota Hendri Septa, Pejabat eselojn I, II serta beberapa kepanitian dilingkung Kementerian Pertanian Republik Indonesia dan utusan kementerian terkait lainnya.
Kementan Amran Sulaiman juga menyampaikan saat ini hasil pertanian Indonesia Produk Domestik Bruto (PDB) sudah masuk lima besar dari 224 negara dengan presentase 125,4 % dan mendapat perhatian dunia.
Kita amat pujikan KTNA yang konsisten bekerja walau dana penyelengaraan Kementerian Pertanian ditekan turun dari 34,9 Triliun tahun 2015 menjadi 18,9 Trilun tahun 2016, 19,3 Triliun tahun 2017 serta juga menekan dana belanja pegawai. Dan ini malah membawa peningkatan PDB Petani, 2013 - 847,8 7 Triliun, 2014 - 880,4 Triliun, 2015- 906,8 Triliun, melebihi target 35 % dari tahun 2017-2018 mencapai 37 % sebesar 1.005,4 Triliun.
Kita juga bangga adanya penurunan tingginya inflasi bahan makanan Indonesia dari 11,74 % menjadi 1,26 %. Ini semua merupakan buah kerja KTNA secara nasional yang telah memberikan kontribusi positif dalam kemajuan dalam sektor pertanian, ungkap mentan.
Mentan RI juga menekankan, Pekan Nasional (PENAS) yang mempertemukan Petani dan Nelayan Andalan di Indonesia akan digelar di Sumatera Barat. Hendaknya memperlihatkan hasil produksi yang membangkan, bukan apa adanya.
"Mesti ditingkatkan metode dan cara bagaimana hasil produk bidang pertanian menjadi semangat para petani untuk berhasil lebih baik lagi di tahun yang akan datang", harapnya.
Wagub Nasrul Abit juga menegaskan, pemikiran besar Menteri Pertanian bagaimana produksi pertanian Sumatera Barat dapat menjadi lebih baik. Jika saat ini hasil rata-rata produk pertanian 4 ton per ha, maka seyogyanya kedepan menjadi 13,5 ton per ha.
" Penyelenggaraan Penas Tani ke XVI tahun 2020 di Sumbar mampu menjadi inspirasi bagi perkembangan pembangunan pertanian di Indonesia. Kita berkeyakinan hal itu dapat diraih jika semua bekerja maksimal dalam koordinasi yang baik. Apakah soal bibit, pupuk atau teknologi pertanian lainnya yang dapat mendorong keberhasilan produk pertanian Sumatera Barat", ajaknya.
Wagub Nasrul Abit juga mengajak seluruh stakehorler pembangunan sektor pertanian dapat berkontribusi nyata dalam memajukan produk pertanian Sumatera Barat.
Penas Tani ke XVI Tahun 2020 momentum yang tepat untuk membuktikan potensi itu ada dan kemampuan itu menjadi pembelajar petani Indonesia dan khusus petani yang ada di Sumbar.
Guna menyukseskan penyelenggaraan Penas Tani 2020 di Sumbar, Kementerian Pertanian (Kementan) pun menggelar Sosialisasi dan Koordinasi dengan KTNA serta jajaran panitia pusat dan daerah.
Pekan Nasional (PENAS) Petani Nelayan Indonesia merupakan ajang berkumpul dan bersilahturahmi bagi para kontak tani, nelayan dan petani hutan untuk saling memperlihatkan pencapaiannya selaku pelaku utama dalam pembangunan pertanian, perikanan dan kehutanan.
Kegiatan PENAS digagas oleh para tokoh tani, nelayan sejak 1971 dan menjadi wadah pertemuan kontak tani, nelayan dan petani hutan untuk saling mengisi dan memperkuat kepemimpinan agribisnis di tingkat petani, nelayan dan petani hutan.
Termasuk melakukan konsolidasi, pengembangan diri, tukar menukar informasi, apresiasi, kemitraan dan promosi hasil pertanian, perikanan dan kehutanan yang diselenggarakan secara teratur dan berkelanjutan.
Sesuai dengan hasil Rembug Utama Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional pada PENAS XV Petani Nelayan Tahun 2017 di Aceh, disepakati bahwa PENAS Petani Nelayan XVI Tahun 2020 akan diselenggarakan di Sumatera Barat, tepatnya di Kelurahan Aie Pacah Kecamatan Koto Tengah, Kota Padang dengan jumlah peserta sebanyak 50.000 orang.
Adapun tema dan Logo PENAS Petani Nelayan XVI Tahun 2020 merupakan hasil musyawarah dan kesepakatan dalam Rembug Utama Pengurus KTNA Nasional yang telah dilaksanakan di Kota Padang, Sumatera Barat pada tanggal 20 s.d 22 Maret 2018.
Kemudian dimantapkan kembali pada Rapat Koordinasi (Rakor) antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dan Kelompok KTNA Nasional tanggal 24 Agustus 2018 di Jakarta.
Untuk menindaklanjuti hasil Rakor tersebut, maka pada tanggal 20 Mei 2019 akan diadakan “Sosialisasi Kegiatan PENAS Petani Nelayan XVI Tahun 2020” di Auditorium Gedung F Kementerian Pertanian.
Sosialisasi tersebut akan dihadiri oleh + 500 orang peserta yang terdiri dari Panitia Pusat, Panitia Daerah dan Kelompok KTNA.
PENAS XVI Petani Nelayan Tahun 2020 bertema: “Memantapkan Penguatan Potensi dan Posisi Tawar Komoditi Lokal untuk Mewujudkan Kemandirian Pangan Berkelanjutan Menuju Indonesia Lumbung Pangan Dunia 2045”.(Humas Sumbar)
Post a Comment