Oleh : Wida Eliana
Khilafah adalah ajaran Islam sebagaimana ajaran lslam lainnya seperti shalat, puasa, zakat, haji dan lainnya. Kaum Muslim dan non- Muslim setelah Rasulullah saw. wafat pernah lebih dari 1000 tahun hidup sejahtera dalam naungan Khilafah. Karena itu Khilafah adalah ajaran Islam yang secara normatif dan historis jelas bisa ditemukan jejaknya.
Khilafah bukan sembarang kepemimpinan dalam menjaga agama dan mengurus dunia. Khilafah adalah kepemimpinan umun bagi kaum Muslim didunia untuk melaksanakan hukum-hukum Islam dan mengemban dakwah ke seluruh alam. Sejatinya antara syariah atau ajaran Islam secara kaffah tidak bisa dilepaskan dengan Khilafah.
Belakangan ini di Nusantara banyak kalangan menolak gagasan Khilafah dengan sejumlah alasan: ahistoris dan sosial. Hukum kewajiban Khilafah dibenturkan dengan 'kesepakatan' founding father yang menghendaki negara berbentuk republik. Secara sosial Khilafah ditolak dengan alasan tidak memiliki akar sejarah di Tanah Air.
Penolakan dan peryataan demikian secara historis sebenarnya ibarat kacang lupa pada kulit. Dengan menelisik sejarah Nusantara, ternyata Nusantara memiliki akar sejarah hubungan yang begitu kuat dengan khilafah. Bahkan Muslim Nusantara sebenarnya memiliki utang budi begitu besar kepada kekhilafahan Islam, baik dalam penyebaran Islam maupun pada perang melawan kaum kolonial.
Hubungan Khilafah dengan kesultanan Islam juga tampak pada bantuan Khilafah ke Nusantara saat menghadapi kaum penjajah. Bernard Lewis menyebutkan bahwa pada tahun 1563 penguasa Muslim di Aceh mengirim seorang utusan ke Istanbul untuk meminta bantuan melawan portugis. Dikirimlah 19 kapal perang dan sejumlah kapal lainnya pengangkut persenjataan dan persediaan.
Kontak pertama Nusantara dengan Khilafah Islamiyah terjadi pada tahun 720 M ketika Raja Srindravarman, yang semula Hindu, masuk Islam. Sriwijaya Jambi pun dikenal dengan nama Sribuza Islam. Saat itu Srindravarman mengirim surat kepada Khalifah Umar bin Abdul Aziz yang berisi permintaan dikirim utusan untuk mengajarkan Islam diwilayah kekuasaannya.
Setiap memasuki bulan Maret, sebagian kaum Muslim akan teringat dengan salah satu peristiwa besar yang pernah terjadi pada bulan tersebut. Sebuah peristiwa yang dengan kejadiannya kemudian menjadi penyebab utama dari segala macam bentuk malapetaka yang menimpa umat Islam di seluruh dunia, yaitu peristiwa penghapusan sistem Kekhilafahan Islam Turki Ustmaniayah pada tanggal 3 Maret 1924 oleh Mustafa Kemal Ataturk, keturunan yahudi yang merupakan antek Inggris.
Sebagian orang yang gagal paham tentang Khilafah, menganggap Khilafah sebagai ancaman yang menakutkan, menganggap Khilafah sebagai monster yang memecah belah persatuan umat. Sehingga paham Khilafah ini harus dimusnahkan dan ditolak seperti menolak pemahaman liberalisme, radikalisme serta komunisme.
Jika kita merenung dan berfikir secara mendalam disertai mempelajari sirah nabawiyah maka akan kita temukan bahwa hanya institusi Khilafahlah yang mampu mempersatukan umat. Seluruh umat manusia bersatu didalam naungan daulah Khilafah, yang disitu terdapat berbagai macam agama, bahasa, suku hingga perbedaan warna kulit. Daulah Khilafah tidak hanya menaungi untuk umat Islam saja tetapi seluruh umat manusia yang bersedia tunduk terhadap peraturan daulah khilafah.
Umat Islam bisa bangkit dengan Khilafah dan Khilafah pasti akan tegak karena itu janji Allah. Terlebih memperjuangkan Khilafah adalah wajib, karena bukan hanya mampu menyatukan umat juga mampu mensejahterakan umat.
Wallahu a'lam biash shawab
Post a Comment