Diruang kerja, Direktur RSUD memberi arahan kepada Pokja (Photo/nal) |
N3,Sarolangun,
Pelatihan
Manajemen Komunikasi dan Edukasi (MKE) yang digelar di aula RSUD Sarolangun bebrapa hari yang lalu berlangsung selama 2 hari dibagi dalam 4 kali pertemuan dalam sosialisasi dan
simulasi MKE . Acara pembukaan sosialisasi dan simulasi
MKE tersebut dibuka secara langsung oleh Direktur RSUD Sarolangun yang didampingi
oleh ketua akreditasi rumah sakit.
Pada
Kata sambutannya dr.Irwan Miswar,MKM menyampaikan, MKE harus membuat SOP
Komunikasi Efektif,
“
Proses dalam kita melayani pasien melibatkan MKE. Untuk itu saya minta kepada Penanggung
Jawab (PJ) MKE membuat seluruh SOP tentang komunikasi efektif salah satunya SOP
walaupun hal itu tidak diminta dalam penilaian. Salah satu contoh SOP tentang
assesment pasien “ Kata Direktur RSUD Sarolangun.
Sementara
itu ditempat terpisah, Hartini,SKM PJ MKE mengatakan. Kegiatan Sosialisasi dan
simulasi MKE digelar selama 2 hari di bagi sebanyak 4 sesion,
“
Kita akan melaksankan apa yang telah diperintahkan oleh direktur tentang SOP
MKE demi kualitas mutu pelayanan kita sesuai standart yang ada. Untuk kegiatan
hari ini dan besok (1-2 april/red) diikuti kurang lebih 222 orang peserta “.Jelasnya.
Kegiatan MKE digelar diaula RSUD Sarolangun. (Photo/nal) |
Memberikan
asuhan pasien merupakan upaya yang kompleks dan sangat bergantung pada
komunikasi dari informasi. Komunikasi tersebut
adalah kepada dan dengan komunitas, pasien dan keluarganya, serta antar
staf klinis, terutama Profesional Pemberi Asuhan (PPA). Kegagalan dalam
berkomunikasi merupakan salah satu akar masalah yang paling sering menyebabkan
insiden keselamatan pasien. Komunikasi dapat efektif apabila pesan diterima dan
dimengerti sebagaimana dimaksud oleh pengirim pesan atau komunikator, pesan
ditindak lanjuti dengan sebuah perbuatan dan tidak ada hambatan untuk hal itu.
Adapun
yang dimaksud dengan komunikasi efektif dan edukasi adalah pertama (komunikasi efektif) sebagai dasar untuk
memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga agar mereka memahami kondisi
kesehatannya sehingga pasien berpartisipasi lebih baik dalam asuhan yang
diberikan dan mendapat informasi dalam mengambil keputusan tentang asuhannya.
Sedangkan
Edukasi menitik beratkan kepada pasien dan keluarga diberikan oleh staf klinis
terutama PPA yang sudah terlatih (dokter, perawat, nutrisionis, apoteker, dan
lainnya). Mengingat banyak profesi yang terlibat dalam edukasi pasien dan
keluarganya maka perlu koordinasi kegiatan dan fokus pada kebutuhan edukasi
pasien. (nal)
Post a Comment