Penulis : SW. Retnani, S.Pd.
Indonesia, negeri elok nan rupawan. Memiliki ribuan pulau - pulau besar dan kecil dengan pantai yang indah, laut yang eksotis, hutan yang kaya, teluk, danau, gunung yang menjulang, Bukit, sungai dan lain-lain. Tak hanya itu kekayaan negeri ini dilengkapi dengan beragam flora dan fauna didalamnya. Dan yang lebih mengagumkan adalah dibalik itu semua terdapat emas, batubara, mutiara, minyak bumi, perak, nikel gas bumi dan lain-lain, yang semuanya membuat takjub dan iri bangsa lain.
Nusantara termasuk daerah tropis yang kaya akan keindahan alam dan di dukung dengan sumber air bersih yang melimpah. Sungguh negeri Indonesia bagai surga di dunia. Namun sayang Surga Dunia itu kini telah rusak dan hancur oleh tangan-tangan penjajah, orang-orang serakah yang tak bertanggung jawab. Nusantara kini lebih sering ditimpa bencana seperti: gempa, Tsunami, tanah longsor, banjir dan lain-lain. Semua ini akibat ulah manusia yang tidak patuh dan taat pada aturan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Allah SWT berfirman:
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ
zhoharol-fasaadu fil-barri wal-bahri bimaa kasabat aidin-naasi liyuziiqohum ba'dhollazii 'amiluu la'allahum yarji'uun
"Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)."
(QS. Ar-Rum 30: Ayat 41)
وَمَاۤ اَصَابَكُمْ مِّنْ مُّصِيْبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ اَيْدِيْكُمْ وَيَعْفُوْا عَنْ كَثِيْرٍ
wa maaa ashoobakum mim mushiibatin fa bimaa kasabat aidiikum wa ya'fuu 'ang kasiir
"Dan musibah apa pun yang menimpa kamu adalah karena perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan-kesalahanmu)."
(QS. Asy-Syura 42: Ayat 30).
Banjir seakan menjadi hal yang lumrah hingga penguasa negeri ini hanya memandang sebelah mata. Banjir mereka anggap hal yang sepele, remeh dan tak perlu diperhatikan secara serius.
Bagi rezim seakan hanya fenomena alam biasa. Dan penguasa lebih mementingkan glamornya pesta kebangsaan dibandingkan harus ikut bersedih atas duka korban banjir. Sebagaimana dilansir dari politik.rmol.co bahwa banjir bandang yang menerjang sembilan kelurahan di kecamatan Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Sabtu (16/3) malam, telah memakan korban banyak dan diperkirakan terus bertambah.
Data terakhir Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Senin (15/3) pukul 15.00 WIB, mencatat 79 orang tewas dan 43 korban belum ditemukan. Lebih dari 4 ribu jiwa terpaksa mengungsi.
Aktivis kemanusiaan, Natalius Pigai prihatin di tengah kepiluan ini, justru uang negara miliaran rupiah dihambur-hamburkan untuk penyelenggaraan apel kebangsaan.
Apel kebangsaan ini diinisiasi Pemerintah Provinsi Jawa dan telah digelar kemarin (Minggu, 17/3) mulai pagi hingga siang hari di Simpang Lima, Semarang.
Nalar publik tercederai! Di saat musibah menimpa bangsa, tim Jokowi berpesta pora 18 miliar uang negara, uang rakyat kecil untuk sebuah acara musik yang dihadiri hanya 2 ribuan orang, ujarnya, Senin (18/3).
Pigai pun membandingkan alokasi bantuan dana dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Papua.
Bantuan BPBP Papua hanya 1 miliar untuk rakyat Sentani Papua, jelasnya.
Tuhan jaga bangsa saya, pinta mantan komisioner Komnas HAM tersebut.
Sungguh tega dan tidak berperikemanusiaan. Apakah rezim saat ini sudah tidak pancasilais? Hingga nilai-nilai kemanusiaannya telah hilang dari akal mereka. Ataukah hanya untuk mempertahankan ego dan elektabilitas, hingga tidak memprioritaskan penyelamatan nasib rakyat yang sedang terkena bencana dan lebih cenderung memprioritaskan penghamburan uang yang tidak ada hubungannya dengan kehidupan rakyat.
Sekali lagi, fakta kebusukan sistem kapitalis- demokrasi telah mendzolimi rakyat. Hidup rakyat tertindas oleh kebijakan yang tak punya hati nurani. Sistem demokrasi kufur telah menggiring pemimpin negeri ini untuk bersikap tega, diktator, sadis dan kejam terhadap rakyat. Hingga seluruh pemimpin yang bernaung dalam sistem kapitalisme- demokrasi akan menjelma menjadi pemimpin dzolim, pemimpin anti-islam, pemimpin gagal dalam meri'ayah umat dan yang pasti ia akan menjadi pemimpin antek asing dan Aseng.
Jadi selama negeri ini menganut sistem kapitalis- demokrasi, selama itu pula kesengsaraan rakyat akan berlanjut. Negeri tidak akan bisa menjadi negara yang damai sejahtera atau seperti negeri yang digambarkan dalam kitab suci Al Quran.
Allah SWT berfirman:
وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰۤى اٰمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَـفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَآءِ وَالْاَرْضِ وَلٰـكِنْ كَذَّبُوْا فَاَخَذْنٰهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ
walau anna ahlal-qurooo aamanuu wattaqou lafatahnaa 'alaihim barokaatim minas-samaaa`i wal-ardhi wa laaking kazzabuu fa akhoznaahum bimaa kaanuu yaksibuun
"Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan."
(QS. Al-A'raf 7: Ayat 96)
Berbeda dengan sistem Islam. Aturan dan hukum Islam yang bersumber langsung dari sang Maha Pencipta, Allah Azza wa Jalla yaitu al-qur'an dan as-sunnah, akan menjadikan suatu negeri yang baldatun toyyibatun warobbun Ghofur atau Negeri Aman damai dan sejahtera.
Dengan sistem Islam akan menciptakan pemimpin yang amanah, adil dan bertanggung jawab penuh pada rakyatnya. Ketika rakyatnya sedang tertimpa bencana, Khalifah akan cepat mengambil keputusan untuk membantu rakyatnya yang sedang tertimpa musibah. Khalifah akan memprioritaskan bantuan ke wilayah yang terkena bencana ketimbang menghabiskan uang negara pada acara-acara yang tidak menyangkut kebutuhan atau hajatul udhowiyah umat. Islam telah memiliki solusi atau penyelesaian tuntas dan tepat untuk menanggulangi musibah. Seperti bencana banjir, terjadi akibat kecerobohan manusia misalnya: penebangan hutan, tata kota dan tata air yang salah, rendahnya tingkat kesadaran rakyat menjaga kebersihan dan para petugasnya yang mudah disuap serta sanksi atau hukuman yang relatif ringan ketika ada pelanggaran-pelanggaran di atas. Adanya pengalokasian dana yang optimal akan sangat membantu para korban bencana untuk secepatnya bisa pulih dari kondisi yang menyedihkan. Korban yang sakit segera diobati, yang rusak rumahnya segera dibangun. Sarana prasarana segera diperbaiki sehingga perekonomian segera bangkit dan lain-lain.
Dengan penerapan sistem Islam pemimpin akan mampu meri'ayah umat di seluruh wilayah. Wahai rakyat Indonesia, ketidakadilan terus kau alami. Saatnya kita berjuang demi keadilan. Saatnya kita tegakkan syariah dan Khilafah di negeri ini. Saatnya kita menikmati surga dunia seperti yang dijanjikan sang Maha Adil, Allah Azza wa Jalla ketika seluruh penduduk negeri taat dan patuh hanya kepada Allah SWT rahmat dan keberkahan nya akan menaungi kita.
Jadi solusi tepat dan tuntas masalah banjir yang sering melanda negeri ini adalah penerapan sistem Islam dalam naungan Khilafah Rasyidah ala minhajj an-nubuwwah.
Wallahu a'lam bishowab.
Post a Comment