Lemahnya Umat Dalam Kepemimpinan kapitalis

Penulis : salwa hidayah 
(Pemerhati sosial)

“Dan orang – orang yahudi dan nashrani tidak akan senang (meridhai) kepada kamu hingga kamu mengikuti ajaran agama(millah – millah) mereka.”(al-Baqoroh{120).

Ayat ini menjelasakan bahwa orang – orang kafir tidak akan ridha atas kaum muslimin jika kaum muslimin masih tetap dalam agama mereka seperti kejadian pekan lalu di New Zealend. 

Komisionir kepolisian Selandia Baru (New Zealend), Mike Bush, dalam konferensi pers menyebut korban tewas dalam serangan teroris itu mencapai 49 orang.(Dilansir oleh Reuters, jum’at,15/3/2019).

Namun sayang senator Australia Fraser Anning mengatakan pemberantasan massal yang terjadi  di masjid Christchurch, New Zealend adalah kesalahan imigran muslim yang ada di Australia seperti yang di kutip di telegraphnya “penyebab pertumpahan darah sesungguhnya di jalanan Selandia Baru, hari ini adalah program imigrasi yang memungkinkan kaum muslimin fanatik untuk berimigrasi ke Selandia Baru (jum’at 15/3/2019)

Dibantai, diberantas secara massal, dibunuh, diperkosa para muslimahnya, dipaksa membuka jilbab dan khimar mereka, dipaksa untuk meninggalkan agama dan tanah mereka bahkan dilabeling  teroris. Perlakuan – perlakuan tersebut bak makanan setiap hari bagi kaum muslimin wabil khusus yang berada di Palestina, Suriah, Xinjiang, Myanmar, dan kejadian yang baru - baru ini terjadi di New Zealend adalah hasil kebiadaban orang kafir untuk membumi hanguskan kaum muslimin agar mereka tetap bertahta di kekuasaan mereka saat ini.

 Atas segala perlakuan orang kafir terhadap kaum muslimin tidak ada satupun  penguasa negeri muslim yang bergerak untuk menyelamatkan mereka. Bahkan HAM (hak asasi manusia) dan PBB (persatuan bangsa- bangsa) pun bungkam seolah - olah mereka tidak tahu perlakuan biadap tersebut.  Kenapa hal ini terus terjadi?

Ada 2 faktor yang mendasarinya. Faktor pertama : karena adanya ikatan nasionalisme (sekat) antar bangsa yang membuat penguasa negeri kaum muslimin merasa itu bukan tanggung jawab mereka. Faktor kedua: penguasa negeri kaum muslimin, HAM (hak asasi manusia) dan PBB (persatuan bangsa bangsa) semua itu adalah kaki tangan asing yang pastinya mereka juga tidak bisa berbuat apapun atas keputusan dan perlakuan asing terhadap kaum muslimin.

Sesungguhnya dimanapun kaum muslimin berada tetaplah bersaudara dengan kaum muslim yang lain, walaupun mereka tidak tinggal disatu negara yang sama, seperti apa yang digambarkan oleh RASULULLAH pada sebuah hadist:
” perumpamaan orang – orang mukmin dalam berkasih sayang bagaikan satu tubuh, apabila satu anggota badan merintah kesakitan, maka sekujur badan akan merasakan panas dan demam”(HR.Muslim)”.

Hadist ini  menegaskan bahwa  kaum muslimin itu ibarat satu tubuh yang tidak terpisahkan. Dan seperti itulah kaum muslim, tidak ada bisa dipisahkan dengan sekat - sekat oleh nasionalisme antar bangsa.

Dan jika kita tilik dari tugas penguasa negeri kaum muslimin, merekalah yang seharusnya bertanggung jawab dan membela kaum muslimin karena tugas mereka adalah mengurusi urusan umat dan menyelesaikan permasalahan antar individu dan Negara. Rasulullah bersabda:

“sesungguhnya seorang pemimpin itu adalah perisai, rakyat akan berperang dibelakangnya serta berlindung dengannya. Apabila ia memerintahkan untuk bertaqwa kepada Allah ‘Azza wa jalla serta bertindak adil,maka ia akan mendapatkan pahala. Tetapi jika ia memerintahkan dengan selain itu, maka ia akan mendapatkan akibat buruk hasil perbuatannya.”(Hadist Riwayat Muslimin,9/376,no. 3428)

Dan seluruh permasalahan diatas tidak akan pernah selesai jika kita masih menerapkan sistem kapitalis yang berasal dari kafir penjajah dan mempertahankan rezim anti islam karena mereka tidak akan pernah berpihak kepada  kaum muslimin. Agar permasalahan ini  bisa diselesaikan secara tuntas hingga ke akarnya. maka kaum muslimin harus memiliki seorang pemimpin yang bisa mengurusi kaum muslimin dan menyatukan mereka kembali dalam satu naunga negara. Dengan  jalan menerapkan kembali sistem yang berasal dari sang pencipta yaitu sistem islam  yang terbukti mampu menyelamatkan dan menjaga setiap darah kaum muslimin. Sistem ini hanya bisa diterapkan dalam satu wadah yang bernama KHILAFAH, sebuah cahaya yang dinantikan seluruh umat dan sebuah janji Allah yang pasti akan terwujud.
Wallahu a’lam bishawab

Post a Comment

Previous Post Next Post