Kids Zaman Now, Let's To Be The Real Moslem

Oleh: Luluk Afiva
Member Akademi Menulis Kreatif

_Kadang ingin pergi_
_Kadang ingin sendiri_
_Sampai kini ku tak tahu pasti_
_Aku hanya bisa bermimpi(bermimpi)_
_Aku hanya ingin hidup bahagia(sampai akhir nanti)_ 
_Aku hanya bisa bernyanyi(dalam hati)_ 
_Aku tak tahu apa yang kucari di muka bumi_

Lirik diatas merupakan penggalan lagu grup band Base jam yang populer tahun 1990 an yang berjudul "Bermimpi". Lirik tersebut sekilas memberikan gambaran tentang kondisi remaja zaman sekarang (kids zaman now). Mereka tidak tahu jati dirinya serta apa yang dicari di dunia ini. Hanya bisa bernyanyi dan bermimpi. Bahagia menurut versinya.

Berdasarkan data yang ada di badan narkotika nasional (BNN) 50-60% remaja menjadi pengguna narkoba, 48% adalah pecandu sisanya mencoba. Selain itu juga fakta dilapangan menunjukkan bahwa 90% video  porno yang beredar diperankan oleh remaja. Tingginya tingkat seks bebas juga turut meningkatkan angka aborsi. Hampir setiap hari di media informasi baik di televisi, radio, media cetak atau media sosial selalu disuguhi dengan berita dan informasi kenakalan remaja. Contohnya: tawuran, perkelahian, pembunuhan, minum-minuman keras, pemerkosaan, pelecehan seksual, tindakan bullying, dan tindakan-tindakan lain yang hanya sekedar pingin narsis dan eksis seperti upload video  dan mengikuti challange-challange.

Ternyata adanya perkembangan teknologi khususnya alat komunikasi (gadget) tidak menjamin mereka menjadi remaja yang cerdas dan berakhlak mulia. Mereka hanya menjadi generasi yang pandai dan cepat merespon teknologi. Bisa kita lihat di masyarakat, banyak sekali kalangan remaja bahkan anak-anak yang pegang gadget, mulai dari main game, berselancar di dunia maya, nonton youtube dan lain-lain, tapi mereka tidak pernah berpikir apa dampak jangka panjang bagi mereka. Karena pada dasarnya kemajuan teknologi tanpa dibarengi dengan pemahaman yang benar tentang kehidupan yaitu agama (Islam) akan membawa pengaruh buruk bagi pembentukan karakter dan mempengaruhi cara berpikir mereka.

Sangat miris dan menyedihkan melihat kondisi remaja zaman sekarang, mereka diserang oleh peradaban yang rusak, peradaban sekuler-materialis-liberalis. Mereka jadi sasaran dan target utama dari seluruh upaya pembaratan (westernisasi) agar mereka menjadikan barat sebagai kiblat dan life style mereka. Akibatnya remaja menjadi berperilaku bebas, hedonis, permisif, pragmatis, egois, individualis, cuek dengan sekelilingnya yang penting gue seneng yang lain emang gue pikirin (EGP) yang akhirnya mengakibatkan mereka kehilangan identitasnya sebagai muslim dan jauh dari Islam.

Sebagaimana firman Allah Swt dalam Alquran surat al-Baqarah ayat 120:

وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَى وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي     جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلا 
نَصِيرٍ  
          
"Orang-Orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu."

Sementara disisi lain perhatian dan kesungguhan penguasa untuk mengatasi kerusakan moral generasi kurang serius, kurang berorientasi pada penyelamatan generasi. Lihat saja bagaimana longgarnya aturan pemerintah menyangkut informasi dan media massa, media televisi dan internet. Hal ini justru menjadi jalan mulus bagi proses introduksi produk-produk pornografi dan pornoaksi yang merusak alam pikir dan tingkah laku anak-anak.

Sementara di pihak lain sistem pendidikan dan pergaulan makin dijauhkan dari aturan-aturan agama, hingga alih-alih mampu menghasilkan output generasi yang punya kepribadian yang matang dan visioner, tapi justru membuat mereka tumbuh sebagai generasi GeJe (gak jelas) dengan orientasi seksual yang berkembang lebih cepat dibanding daya nalar dan kecerdasan spiritualnya.

So guys, lets back to the real muslim, saatnya kita kembalikan identitas muslim yang sesungguhnya, agar kaum muslimin pada umumnya dan remaja muslim pada khususnya tidak terpuruk, terbelakang dan putus  asa. Saatnya kita temukan sesuatu yang hilang dari jati diri remaja muslim untuk kemudian kita satukan dalam frame Islam kaaffah, dalam bingkai khilafah Islam. Saatnya kita bangkit dan membangkitkan umat yang terlelap, jangan mau jadi budak hawa nafsu yang selalu silau akan kebangkitan semu dunia barat. Keep istiqamah, guys.

Wahai generasi, sudah cukup keterpurukan dan kesia-siaan potensi akibat sistem sekulerisme.  Saatnya menjadi generasi smart, kembali ke identitas muslim, menjadikan Islam sebagai landasan hidup. Itu semua akan tercapai dengan membina diri, mengkaji Islam kaffah. Tak lupa berjuang bersama tanpa lelah untuk mengkampanyekan Islam kaffah dan khilafah dengan metode dakwah penyadaran pemikiran, bukan dengan kekerasan.

Jadikanlah Alquran dan Sunah sebagai rujukan dalam diri tiap individu, masyarakat hingga negara. Sehingga kita tidak tertipu lagi dengan standar, aturan dan nilai-nilai yang rendah yang mereka jual kepada kita. 

أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ ۚ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُون                                        
"Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?"(QS al-Maidah:50).

Wallahu a'lam bishshawab.[]

Post a Comment

Previous Post Next Post