Oleh: Aubi Atmarini Aiza
(Novelis Fiksi)
Kelompok bersenjata melancarkan serangan kepada etnis Fulani yang menewaskan 134 orang di Mali Tengah pada Sabtu (23/3/2019) waktu setempat. Guindo mengatakan, Desa tetangga Ogossagou, Welingara juga turut diserang, sehingga diprediksi menimbulkan korban jiwa yang lebih banyak. Sumber-sumber keamanan mengatakan korban tewas termasuk wanita hamil, anak-anak, dan orang tua. (republika.co.id)
Terjadi lagi, satu persatu muslim dibantai, dibom, dibakar hidup-hidup, dilecehkan, dari berbagai sudut belahan bumi. Lagi-lagi muslim dibunuhi seolah beratus bahkan berjuta nyawa itu hanya nyamuk yang tak berarti.
Muslim di Mali adalah kasus kesekian yang melukai perasaan dan fisik kaum muslim di seluruh dunia. Sebelumnya, di Palestina, Suriah, Uyghur, dan negeri muslim lain konflik masih berlangsung. Belum ada penolong kondisi mereka masih sangat mengenaskan seperti awal pemberitaan. Bantuan dari luar hanyalah sebagian kecil dari memperpanjang atau mengulur waktu pembunuhan. Tiada yang bisa menuntaskan termasuk PBB.
Lagi-lagi kaum muslimin butuh perlindungan khilafah, butuh khalifah yang bahkan mampu memimpin pasukan demi melindungi hak dari satu orang wanita sekalipun. Namun setelah khilafah runtuh, lihatlah apa yang terjadi.
Tak hanya seorang muslimah yang dilecehkan, beribu muslimah dari berbagai negara terjajah telah direnggut kehormatannya secara tak bermoral. Mereka diperkosa, dilecehkan, dijual dan dibunuhi. Generasi-generasi muslim berusaha diberangus, dipersempit gerak langkahnya dan dirampas hak-haknya.
Kebohongan atas nama HAM terus dinyanyikan, semuanya menikmati dan melupakan nasib yang lainnya. Terlena dan tak tau bahwa beratus saudara-saudarinya sudah meninggal dengan cara dibakar, dibantai dan diperlakukan seperti hewan. HAM, di mana kamu? Katanya melindungi kebebasan, katanya menciptakan perdamaian.
PBB, sedang apa saja kau ini? Katanya engkau pelindung perdamaian. Rupanya sekarang kau bohongi kaum muslim. Sesungguhnya yang kau lindungi hanya manusia di luar muslim.
Makam saudara kami di New Zealand belum kering namun kembali dibuat menangis oleh nasib muslim di Mali. Pertunjukan macam apa ini? Kecaman yang kau utarakan hanyalah sebuah pencitraan tanpa bukti. Sekat nasionalisme nyatanya membuat ruang gerak terbatas, kita sadar itu kan? Kita butuh khilafah dan khalifah, perisai umat yang akan menjaga darah dan martabat kaum muslim di seluruh dunia.
Khilafah dimana keberadaanmu? Khalifah dimanakah engkau? Mereka belum datang juga untuk membela.
Berhentilah berharap bahwa nasib kaum muslim akan berubah kecuali dengan tegaknya khilafah melepaskan penjara itu. Solusi yang telah terbukti mampu melindungi dan menerangi kehidupan kaum muslim di seluruh dunia. Bahkan terbukti mampu melindungi seluruh manusia yang ada di dunia. Membantu negara lain yang kelaparan walaupun bukan muslim. Lihatlah sejarah dan solusi itu.
Khalifah, muslim Mali mencarimu! Seluruh umat muslim di seluruh dunia membutuhkanmu.
Musuh Islam senantiasa berusaha membuat makar. Setiap kasus selalu dibingkai dengan sesuatu yang tujuannya membantai kaum muslim. Jikalau tak mampu dengan fisiknya, maka dengan moralnya. Indonesia, Malaysia, Mesir, Mekkah, Madinah, dan negeri muslim merdeka lainnya, mereka mampu beribadah dengan leluasa. Namun apakah bisa melindungi saudara-saudari yang lain dari serangan itu? Bantuan makanan, pakaian dan relawan? Hal itu baik, namun tak sampai mampu menyelesaikan permasalahan hingga ke akar yakni menghentikannya.
Maka solusi utama hanya khilafah, kami butuh khalifah sang pelindung. Sejarah telah membuktikan dari generasi ke generasi setelah runtuhnya khilafah, terjadi berbagai macam pembunuhan pada kaum muslim. Ada yang membela? Selesaikah itu? Tidak, sekarang sudah tahun 2019 dan masih berlanjut. Tidak usah percaya lagi pada kaum yang membusungkan dada mengutarakan perlindungan atas nama HAM. Tidak usah demikian.
Kita sekarang bisa mencium bau siapa pembunuh dan teroris sebenarnya. Allah akan buktikan dan bongkar semuanya suatu hari nanti dan dalam waktu dekat. Maka dari itu, mari kita suarakan solusi terbaik dari setiap kemelut yang ada yaitu dengan khilafah.
Wallahu a'lam bi shawab
Post a Comment