Penulis : Ummu Ainyssa
(Member Akademi Menulis Kreatif)
Kabar menyedihkan kembali datang dari saudara kita kaum muslimin.
Jumat 15 Maret 2019 pukul 13.40 waktu setempat terjadi aksi penembakan brutal oleh seorang teroris di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru. Kedua masjid tersebut adalah Masjid Al Noor dan Masjid Linwood Islamic Center.
Aksi tersebut diberitakan memakan korban sebanyak 49 orang tewas, dan 48 orang terluka. (bbc.com)
Lebih keji lagi saat aksi brutal tersebut dilakukan, pelaku seorang pria bersenjata yang diidentifikasi bernama Brenton Tarrant, 28 tahun yang kemudian diketahui berkewarganegaraan Australia menyiarkan langsung aksi penembakan biadabnya tersebut melalui facebook dengan perangkat kamera yang terpasang di kepalanya.
Dalam tayangan videonya teroris tersebut menembaki pria, wanita, dan anak-anak baik yang di luar masjid maupun di dalam masjid tanpa pandang bulu dalam jarak dekat dengan senjata otomatis.
Insiden tersebut sungguh meninggalkan duka mendalam bagi seluruh masyarakat di penjuru dunia.
Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern menyebut kejadian ini sebagai salah satu "Hari terkelam" negara tersebut. (bbc.com)
Beginilah kondisi umat muslim saat ini. Bukan hanya di Christchurch, tetapi kaum muslim di berbagai negara juga mengalami teror yang sama atau mungkin malah lebih buruk lagi. Di Suriah, Palestina, Rohingya, Uighur, dan negara lainnya, mereka bernasib sama , hampir setiap hari mereka menghadapi teror yang keji.
Nyawa mereka tidak ada harganya di hadapan musuh-musuh Islam. Seakan mereka lebih rendah dari binatang yang bisa saja mereka bunuh seenak mereka.
Sikap dunia barat pun telah nyata menampakkan ketidakadilan mereka terhadap kaum muslim. Saat kaum muslim yang menjadi korban, mereka diam membisu. Disisi lain saat orang kafir yang menjadi korban, mereka langsung menuduh kaum muslim sebagai teroris dan penyebabnya.
Seperti ungkapan Senator Australia, Fraser Anning yang justru menyalahkan kaum muslim dalam penembakan di Christchurch ini.
"Penyebab pertumpahan darah hari ini di Selandia Baru adalah program imigrasi yang memungkinkan kaum muslim fanatik untuk bermigrasi ke Selandia Baru" tulis Anning dalam salah satu cuitannya seperti dilansir dari The Telegraph, Jumat (15/3)
Dalam cuitan yang lain ia juga menuliskan "Penembakan hari ini di Christchurch menyoroti ketakutan yang berkembang dalam komunitas kita baik di Australia maupun Selandia Baru atas meningkatnya keberadaan muslim"
Bahkan pernyataan ini menurut Perdana Menteri Selandia Baru sangat memalukan.
"Memalukan" kata Ardern singkat saat menjawab pertanyaan salah satu wartawan yang meminta pendapatnya terkait statemen Anning. (Detik.news)
Semua teror yang terjadi terhadap kaum muslim ini tidak lain karena mereka adalah korban dari seluruh industri Islamophobia yang masif diluncurkan kepada Islam dan umat Islam. Mulai dari kebijakan negara, komentar para politisi, berita di media, hingga kajian para akademisi.
Sejak serangan 11 September 2001, gambaran negatif tentang Islam dan umat Islam mendominasi diskursus tentang terorisme. Diskursus ini menghasilkan kebijakan yang menjadikan umat Islam sebagai objek kebijakan keamanan. Umat Islam dianggapnya resiko yang harus diredakan, komunitas yang harus diawasi dan dicurigai. Mereka juga menggelorakan akar dari terorisme adalah pikiran dan ideologi Islam.
Dampaknya kekerasan pada umat Islam semakin meningkat dimana-mana. Dari Eropa, Amerika, Myanmar, India, hingga China. Semua mengatasnamakan "War On Terrorism". Padahal sesungguhnya merekalah teroris yang sebenarnya (The Real Of Terrorist).
Sesungguhnya akar dari semua masalah ini adalah berawal dari hilangnya Junnah (perisai) umat, yaitu Daulah Khilafah. Padahal hanya Khilafah yang dipimpin oleh seorang khalifah lah yang akan menjadi Junnah atau perisai bagi seluruh umat manusia.
Di dalam satu hadist Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya Al Imam (khalifah) itu perisai, di mana (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan kekuasaannya". (HR Al Bukhori Muslim, Abu Dawud,dll)
Dalam hal ini seorang imam atau khalifah atau amirul mukminin akan menjaga kehormatan umat, termasuk di dalamnya nyawa seorang muslim. Bahkan di dalam Islam hilangnya nyawa seorang muslim lebih besar perkaranya daripada hilangnya dunia.
Dari Al-Bara' bin Azib ra, nabi SAW bersabda: "Hancurnya dunia ini lebih ringan disisi Allah dibandingkan terbunuhnya seorang muslim tanpa hak". (HR An Nasai 3987, Turmudzi 1455, dan di shahihkan al-Albani)
Hal itu juga ditegaskan oleh Allah S.W.T dalam firman-Nya : "Siapa saja yang membunuh satu orang bukan karena orang itu membunuh orang lain atau membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh seluruh Manusia" (QS Al Maidah:32)
Bukan hanya terhadap kaum muslim saja, akan tetapi Khilafah juga menganggap semua orang yang tinggal di negara Khilafah sebagai warga negara Islam, sehingga mereka semua berhak mendapatkan perlakuan yang sama. Tidak boleh ada diskriminasi antara muslim dan non-muslim ahlu dzimmah. Negara wajib menjaga dan melindungi keyakinan, kehormatan, akal, kehidupan, dan harta benda mereka. Kedudukan ahlu dzimmah diterangkan Rasulullah SAW dalam sebuah hadist :"Barang siapa membunuh seorang mu'ahid (kafir yang mendapatkan jaminan keamanan) tanpa alasan yang hak, maka ia tidak akan mencium wangi syurga, bahkan dari jarak empat puluh tahun perjalanan sekali pun". (HR. Ahmad)
Maka dari itu sudah saatnya kita semua bersatu dalam perjuangan yang sama untuk menjemput bisyarah Rasulullah S.A.W, “....kemudian akan ada lagi Khilafah yang mengikuti tuntunan kenabian, setelah itu beliau diam” (HR Ahmad dalam Musnad-nya , di mana semua perawinya adalah tsiqqat).
Sudah saatnya kaum muslim memiliki Junnah yang akan melindungi mereka dari rasisnya sistem sekuler-kapitalis. Hanya Khilafah yang akan menjamin keselamatan jiwa-jiwa dan kehormatan seluruh manusia dengan penerapan syariah Islam secara kaffah bagi seluruh umat manusia.
Post a Comment