Penulis : SW. Retnani, S.Pd.
Pemuda merupakan pionir dalam proses perjuangan, pembaharuan dan pembangunan bangsa. Dalam pembangunan bangsa Pemuda merupakan agen perubahan dan pemuda memiliki kedudukan strategis dalam pembangunan suatu bangsa. Untuk itu tanggung jawab pemuda pada Negeri sangat dinanti. Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, pemuda selalu memiliki peran yang sangat strategis di setiap peristiwa penting yang terjadi.
Misalnya: ketika memperebutkan kemerdekaan dari penjajah Belanda dan Jepang, saat itu para pemuda bersatu melawan penjajah. Diantara kumpulan para pemuda saat itu adalah: Budi Utomo, arek- arek Suroboyo, Jong Java dan lain-lain. Gerakan Pemuda terlihat juga ketika menggulingkan rezim Soekarno (orde lama) dan masih ingatkah ketika rezim Soeharto (Orde Baru) digulingkan paksa oleh para mahasiswa.
Maka sungguh, Pemuda jadi tulang punggung bagi setiap pergerakan perubahan, ketika masa tersebut tidak sesuai dengan keinginan rakyat. Pemuda memang mempunyai posisi strategis dan istimewa.
Ingatlah, Pemuda selalu menjadi pelaku suatu sejarah. Sama seperti halnya sejarah Indonesia yang tak bisa lepas dari peran pemuda, sejarah Islam juga digawangi oleh para pemuda. Mereka itu antara lain: Ali bin Abi Tholib, Zubair bin Al awwam, Thalhah bin Ubaidillah, Arqam bin Abi al-Arqam, Abdullah bin Mas'ud, Said bin Zaid, Sa'ad bin Abi waqqash, Mas'ud bin rabi'ah, Ja'far bin Abi Tholib dan lain-lain.
Namun, lihatlah pemuda di zaman kapitalisme- demokrasi saat ini. Pemuda mengalami degradasi moral, terlena dengan kesenangan dunia, lupa akan tanggung jawabnya sebagai seorang pemuda. Mereka tak lagi sebagai contoh keteladanan di masyarakat. Pemuda zaman now lebih hedonisme atau berhura-hura, tidak peka terhadap kondisi masyarakat. Pemuda zaman now lebih pragmatis dan menjadi manusia anti sosial. Pemuda banyak yang terjerumus dalam pusaran pergaulan yang mengantarkan Pemuda pada titik kehancuran. Pemuda terjerat seks bebas, narkoba, tawuran dan tindak kriminal lainnya.
Semenjak kebangkitan Islam mulai merambah negeri ini, sebagian Pemuda mulai Bangkit dari keterpurukan. Mereka berkumpul dalam suatu wadah yang dapat memicu tumbuh kembangnya suatu potensi Pemuda. Salah satunya adalah organisasi-organisasi Islam, organisasi kepemudaan dan organisasi yang ada di kampus ataupun sekolah.
Sayangnya sebagian dari organisasi yang menjadi wadah pengembangan potensi pemuda ini malah mendapat batu sandungan dari pemerintah. Kegiatan mereka dibubarkan. Sebagaimana dilansir dari.
Dakwahsumut.com, Medan- Tepat pada Jumat (08/03/19) lalu terjadi pembubaran kegiatan diskusi mahasiswa atau “Dialogika” di kampus UIN-SU yang dilaksanakan oleh Gerakan Mahasiswa Pembebasan Komsat UIN-SU yang mengangkat tema “Malapetaka Runtuhnya Khilafah”. Berdasarkan laporan di lapangan, pembubaran ini ditengarai kerna poster acara yang sempat viral di dunia maya yang membuat pihak kampus akhirnya mengambil sikap cepat untuk membubarkan kegiatan yang dianggap ‘berbahaya’ ini.
Ketua Komsat Gema Pembebasan UIN-SU menuturkan bahwa awal kejadian dimulai dari datangnya pihak civitas kampus yang menanyakan perihal administrasi acara yang tidak memiliki surat izin, namun karena ini sifatnya agenda kajian yang tidak menggunakan fasilitas kampus yang diwajibkan harus memiliki surat izin terlebih dahulu, maka pihak civitas tersebut tidak bisa membubarkan kegiatan diskusi.
Tak lama berselang, beliau kembali lagi dan kali ini membawa beberapa pihak pengaman kampus untuk membubarkan kegiatan, tapi karena mereka tak cukup dalil untuk membubarkan diskusi akhirnya diskusi tetap berlangsung. Tak lama kemudian setelah mereka pergi, datang beberapa mahasiswa yang mengaku sebagai DEMA (Dewan Mahasiswa) setingkat BEM, menanyakan perihal acara, mulai dari mempermasalahkan surat izin, hingga meyinggung tema yang dianggap sensitif dan berpotensi menimbulkan perpecahan di kampus, namun dengan sigap Suryadi Pradana selaku Ketua Komsat Gema UIN-SU menanggapi bahwa tuduhan yang dilancarkan itu tidak benar, sebab apa yang didiskusikan tidak membahas seputar radikalisme, dan upaya separatisme yang patut dimusuhi, yang dibicarakan melainkan sejarah Islam yang pernah mengalami masa kegemilangan.
Tak kunjung berhasil membubarkan acara, akhirnya Rektor bersama dengan beberapa staff-nya turun ke lokasi kegiatan dengan menyampaikan bahwa acara harus dibubarkan, “...dari pada Saya yang ditelpon Menteri lebih baik kalian yang Saya bubarkan....” “entah itu guyonan atau benar adanya, wallahua’lam,” tutur Andika Mirza Ketum Gema Pembebasan Sumut yang juga ada di tempat kegiatan.
“.... Di negara ini bicara Khilafah itu Haram, sebab Hizbut Tahrir sudah dibubarkan, jadi segala yang menyangkut ide dan artibutnya juga menjadi terlarang. Apalagi kalian mau menegakkan Khilafah, ya bisa dianggap bughot,... tapi jika kalian merasa belum puas dengan pernyataan Saya, kita boleh berdiskusi di luar, atau kalian bisa mengajukan audiensi ke ruangan Saya,” kata Mirza menirukan ucapan Pak Rektor. “Bukannya Khilafah bagian dari ajaran Islam, Pak? Soal HTI, itu hal lain dari persoalan ini, sebab Khilafah adalah ajaran Islam, dan kami Islam sehingga boleh bicara Khilafah. Tapi kalau Bapak berkenan, kami siap untuk bertemu dengan Bapak mengajukan audiensi untuk berbincang membangun keakraban serta menyampaikan ide-ide kami, dan kami berharap dapat diterima dengan baik," sergah Mirza sebelum akhirnya diskusi ringan di antara Pak Rektor dengan Gema Pembebasan berakhir.
Selepas diskusi yang cukup tegang itu berakhir, kemudian Gema tak langsung membubarkan diri dan masih melanjutkan diskusi ringan, lalu membubarkan diri tepat pada pukul 18.05 Wib.
Intinya akan tetap menemui secara formal melalui surat, pertama untuk menjalin hubungan baik agar dakwah bisa terus eksis di kampus ini, kedua agar dapat menyampaikan ide-ide yang mudah-mudahan dapat diterima dengan baik. Kata mirza kepada Dakwah Sumut.
Fakta kebusukan demokrasi yang digaungkan para penguasa. Buktinya, umat Islam dilarang bangkit untuk mengamalkan hukum Islam secara Kaffah. Umat Islam dilarang berdiskusi tentang Khilafah, padahal Khilafah itu ajaran Islam. Khilafah itu diajarkan oleh para sahabat Rasulullah SAW yang mendapat gelar Khulafaur Rasyidin dan dilanjutkan oleh para Khalifah lainnya. Selain itu, umat Islam dilarang menyebut kafir pada orang yang beragama selain Islam. Umat Islam saat ini dibungkam, hak-hak umat dikebiri. Sungguh ironis, umat Islam terdzalimi di negerinya sendiri yang mayoritas penduduknya muslim.
Jadi sangat tidak memungkinkan, pemuda Muslim mampu berkiprah mengembangkan potensinya, bila sistem demokrasi dan para pengusungnya terus menebar racun- racunnya.
Pemuda sebagai agen perubahan Hakiki dapat menguasai dunia jika memakai sistem Islam. Sejarah telah menorehkan kecerdasan pemuda Muslim saat dinaungi Khilafah. Satu diantaranya adalah Muhammad Al Fatih sang penakluk konstantinopel. Kecerdasan dan kepiawaiannya dalam memimpin serta strategi perangnya tak lepas dari ketundukannya pada Allah SWT.
Jadi dengan sistem Islam pemuda Muslim akan mampu menjadi agen perubahan Hakiki, agen pembuka Jalan Kejayaan serta Kemuliaan Islam dan kaum muslimin.
Sistem Islam siap membangun generasi berkarakter, Smart dan berpotensi tinggi. Khilafah akan memberikan sarana dan prasarana gratis untuk para pemuda mengembangkan potensinya. Khilafah akan memboikot seluruh tsaqofah asing yang dapat merusak perkembangan generasi. Khilafah akan memenuhi seluruh kebutuhan Pemuda terkait perkembangan ilmu, sains dan teknologi yang sesuai dengan aturan dan hukum-hukum Allah SWT. Khilafah akan menjaga pemuda dari hal-hal yang dapat merusak jasmaninya, rohaninya, mentalnya dan semangat mudanya.
Wahai Pemuda Indonesia, majulah, jadilah pejuang Islam. Wujudkan perubahan Hakiki menuju peradaban Islam yang tinggi dalam naungan Khilafah Rasyidah ala minhaj an-nubuwwah. Hingga umat Islam menjadi umat terbaik di seluruh dunia.
Allah SWT berfirman:
كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ ۗ وَلَوْ اٰمَنَ اَهْلُ الْكِتٰبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ ۗ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ وَاَكْثَرُهُمُ الْفٰسِقُوْنَ
kuntum khoiro ummatin ukhrijat lin-naasi ta`muruuna bil-ma'ruufi wa tan-hauna 'anil-mungkari wa tu`minuuna billaah, walau aamana ahlul-kitaabi lakaana khoirol lahum, min-humul-mu`minuuna wa aksaruhumul-faasiquun
"Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 110).
Wallahu A'lam Bishawab.
Post a Comment