dr. M.Rusli, SpPK (photo/Nal) |
N3,Sarolangun,
Identifikasi mengenai sesuatu (Diagnosis) yang digunakan dalam medis
untuk mengetahui tentang indikasi adanya penyakit diderita oleh pasien.
Tidak cukup jika hanya mengadalkan dari klinis karena hasilnya kurang memuaskan
dalam penandaan penyakit. Untuk mendapatkan hasil seperti yang dinginkan,
diagnosa harus memiliki faktor penujang lainnya seperti radiologi dan
laboraturium. Sedangkan fungsi dari laboraturium adalah untuk melihat sisi dari
darah urin dan feses. Dari hasil tersebut bisa dipastikan tentangtang penyakit
yang dialami oleh pasien. Informasi tersebut disampaikan oleh pihak RSUD
Sarolangun.
Saat
diwawancarai, dr.M.Rusli,SpPK yang bertugas dilaboraturiaum RSUD
Sarolangun mengatakan, fungsi diagnosa untuk mengetahui pernyakit yang dialami
oleh pasien,
“ Sebenarnya
pungsi dari diagnosa untuk mengetahui sebenarnya apa penyakit dari pasien
tersebut. Sebab, hasil klinis tidak seratus persen bisa menandakan penyakit A,
B atau C. Jadi, Diagnosa harus ada faktor penujangnya lagi seperti radiologi
dan laboratorium. Dan saya yang berada di laboratorium untuk melihat sisi dari
darah, urin dan fasesnya dan hasil dari pemeriksaan itu bisa dipastikan
penyakit yang dialami oleh pasien “. Terang dr.M.Rusli,SpPK.
Disamping itu
dr.M.Rusli,SpPK menjelaskan bahwa dalam pemeriksaan memiliki batas waktu
seperti diagnosa darah rutin (60 menit), urin maupun feses,
“ Dalam
pemeriksaan darah, urin dan feses kita memiliki batas waktu dan kita
mengkolkilasikannya atas pemeriksaan apa saja yang kita lakukan terhadap
pasien. Untuk sekarang ini banyak kita temukan pasien penyakit Diabetes
(penyakit gula), kolestrol, asam urat dan DBD. Khusus untuk DBD harus dilakukan
pemeriksaan secara spesifik tidak hanya dilakukan dalam pemeriksaan satu kali
saja tapi ada pemeriksaan lainnya. Jadi, fungsi dari diagnosa bisa dikatakan
kolaborasi dari klinisi merujuk kepenunjang baik itu radiologi, PK maupun PA “.
Jelasnya.
Adapun yang
dimaksud dari Patologi klinis adalah cabang spesialis kedokteran yang memberi
perhatian lebih khusus pada diagnosis penyakit melalui analisis laboratorium
atas cairan tubuh seperti darah, urin, dan jaringan, menggunakan piranti
kimiawi, mikrobiologi, hematologi dan patologi molekuler. (nal)
Sumber : Sarolangun Ekspres